Khamis, 16 April 2020

Selawat tanda Syukur

APABILA  ALLAH INGIN MENGANGKAT DARJAT SESORANG HAMBA KE MAQAM MUQARABBIN ( MAHABBAH DAN SYUKUR )  MAKA DIPERMUDAHKAN LISAN DAN HATINYA UTK SELALU MENYEBUT NAMA KEKASIH YG SENANTIASA MENGASIHINYA صلى الله عليه وسلم 

Imam Abul Hasan asy-Syadzilli pernah berkata, 

“Di akhir zaman tidak ada amalan yang lebih baik daripada bersholawat kepada Rasulullah SAW.”

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menyatakan, 

“Tidak tertolak sholawat atas Nabi SAW.”

Al-Hafidz asy-Syaraji berkata, 

“Semua zikir tidak diterima kecuali dengan khusyuk dan hadir hatinya kecuali selawat, maka akan diterima meskipun tanpa khusyuk dan hadirnya hati. 

Karena itu Abul Hasan al-Bakri berpesan: 
“Seharusnya tiap hari seseorang jangan kurang membaca sholawat dari 500 kali.”

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞ ﺍﻟﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ۞ ﻭَﺍﻟﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ ۞ ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟﺤَﻖِّ ۞ ﻭَﺍﻟﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢِ ۞ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢِ ۩

SHOLAWAT FATIH MAHKOTANYA NABI MUHAMMAD SAW

Berkata Sayyiduna Syaikh Ahmad at-Tijani r.a. “Sholawat selain yang dibaca Rosulullah saw (yang disebut dalam hadits) yaitu sholawat yang dari ulama adalah tertulis dengan tulisan bahasa lisan dan bahasa isyaroh di bawah “gambar” Nabi saw. dengan gambar manusia yang berada di Hadlrotul Qudsiyah, sedangkan sholawat para Wali Qutub adalah tertulis disebelah kanan, dan sholawat Auliya’ Siddiqin di bawah Wali Qutub tertulis di sebalah kiri. 

Adapun Sholawat Fatih adalah merupakan sholawat dari Allah swt., yakni tidak dari ulama’ dan tidak dari auliya’. 
Sholawat Fatih adalah tertulis di atas kepala Nabi saw. dengan huruf yamg difahami semua bahasa arab. Sholawat Fatih adalah sebagai mahkota kemuliaan dan kerajaan Nabi saw. 

Dengan Sholawat Fatih, Allah swt. menjadikan Nabi saw. lebih utama melebihi semua kerajaan di alam dunia dan menetapkan khilafahnya (kekuasaannya) di alam dunia tersebut dan juga di alam akhirat.

Dengan Sholawat Fatih, Allah swt. memuliakan agama-Nya serta mendhohirkan semua agama-agama yang lain, dan menjadikan umat ini (umat Nabi saw.) lebih utama dan menjadi saksi atas umat agama yang lain tersebut. 

Dengan Sholawat Fatih Nabi saw. menjadi pemimpin para nabi dan para rosul.

Dengan Sholawat Fatih Allah swt. menegakkan ruh-jasmani dan melahirkan atasnya peraturan hukum syari'at dan menciptakan tata peraturan dan pengaturan alam. 

Oleh karenanya sholawat Fatih adalah ruh alam wujud dan kehidupannya. 
Kemudian atas hukum syariat dan peraturan tersebut Allah swt. menetapkan sorga beserta nikmat-nikmatnya dan neraka beserta siksa-siksanya. 

Dengan Sholawat Fatih inilah Allah swt. menampakkan hakikat Muhammadiyah Nabi saw. dan menetapkan hakikat Ahmadiyahnya pada mihrob (maqom) Qudsi, yang dengan Sholawat Fatih, Allah swt. memuliakan Nabi saw. dan memuliakan Sholawat Fatih dengan Nabi saw.
maka dari itu, sholawat Fatih adalah hakikat Nabi saw. yang dengan Sholawat Fatih tersebut Malaikat Jibril, Mika’il, Isrofil, Izro’il mengenalnya.

Sholawat Fatih adalah pokok semua sholawat yang lahir dari hati Nabi saw. dan orang-orang makrifat. 

Sesungguhnya Allah Jalla Jalaluh memberi sholawat kepada Nabi saw. (yang tanpa batas awal dan akhir sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an). 
Maksudnya adalah Allah swt. menampakkan kesempurnaan Zat-Nya, Asma-Nya, sifat-Nya pada diri dan dalam diri Nabi Muhammad 
saw.
Allah swt. memuliakan dan mengutamakan Nabi saw. yang melebihi semua makhluk, karena Allah swt. tidak menampakkan kepada seseorang dengan kesempurnaan-Nya kecuali kepada Nabi Muhammad saw.
“Menampaknya Allah swt." kepada Nabi saw. dengan kesempurnaan-Nya inilah yang dimaksud sholawat Allah swt. kepadanya.

Dengan menampakkannya kesempurnaan Allah swt. kepada Nabi saw tesebut, maka Nabi saw. menjadi hakikat kholifah dari-Nya, sedangkan nabi-nabi lain adalah penggantinya.
Oleh karenanya, dengan nampaknya kesempurnaan zat, asma, dan sifat Allah swt. kepada Nabi saw., maka Nabi saw. menjadi pembuka (al-fatih) semua yang tersimpan dalam iradah Allah swt., dan penutup (al-khotim) semua apa yang Allah ber-iradah 
kepadanya, dan penolong (an-nashir) kepada yang Allah ber-iradah memberi pertolongan kepadanya, dan agama itu adalah dalam pertolongan selamanya.
Begitu pula Nabi saw. menjadi petunjuk (al-hadi) kepada orang yang telah ditetapkan pada ilmu qodim-Nya mendapat hidayah 

(Kitab Hidayatur Robaniyah, hal. 22). 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩