Selasa, 24 Oktober 2023

Hadirnya SELAWAT FATIH

Kekurangan dan kelemahan umat di zaman ini dibantu dengan kehadiran selawat fateh..ianya merupakan anugerah Allah سبحانه وتعالى kepada umat Baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang kebanyakannya dalam keadaan leka,alpa dan cuai..

Keagungan selawat ini ialah menjadi jurubahasa bagi tiga tingkatan martabat berikut...

1.Hakikat Ahmadiah ( ilmu yang dikhaskan semata-mata untuk diri Rasulullah صلى الله عليه وسلم)

2.Hakikat Muhammadiah ( ilmu auliyaa'illah)

3.Hakikat Adamiah (ilmu syariat)

KEMULIAAN HAKIKAT BAGINDA SAW

Hakikat Ahmadiah itu adalah ibu segala hakikat-hakikat, itulah diri berdirinya Nabi SAW dengan hakikatnya yang ketunggalan, yang bersifat dengan esa dan ketunggalannya ia daripada segala ciptaan secara segala perincian..
iaitu di dalam Hadrah "Ha'ul-Huwwiyah" هَاءِالهَوِيَّةِ

dan pada martabat itu tidak mengetahui akan Hakikat Baginda SAW melainkan penciptanya (Allah SWT). 

Itulah jihah/arah penerimaan Hakikat Ahmadiah drdp Hadrah Al-Qidam, 

itulah sabdaan Hadis Baginda SAW, 
"Tidak mengenali aku secara Hakikat melainkan Tuhanku".

Dan daripadanya (Hakikat Ahmadiah), Allah Ta'ala mengeluarkan dengan semata-mata kurnianNya yang meratai akan Hakikat Muhammadiah
Dan menjadikan akan Hakikat Muhammadiah itu sebagai asal usul ataupun punca bagi segala hakikat-hakikat di dalam kerajaan Ilahi.


Ijazah Am 
Selawat Fatih
Disertakan Rantaian Sanad
Bagi siapa yg nak amalkan
Sanad Zahabi (Emas)

Al-Qutubul Maktum Wa-khotmul Muhammadi Alma'lum Sayyiduna Wamaulana Ahmad At-Tijani Al-Hasani RA 
               ⬇ 
Sidi Muhammad Al-Gholi Al-Hasani RA
               ⬇
Sidi Ahmad bin Muhammad Al-Kansusi Al-Ja'fari Al-Hasani RA
               ⬇
Sidi Alhaj Alhusein Alyifrini Al-Hasani RA
               ⬇
Mujaddidulmillah Waddin Sidi Alhaj Alahsan Alba'qili Al-Hasani RA 
               ⬇
Sidi Muhammad Al-habib Alba'qili Al-Hasani RA 
               ⬇
Sidi Alahsan Alyifrini Al-Hasani RA 
               ⬇
Sayyidina Murobbina Sidi Ahmad Alhadi Al-Hasani Al-Maghribi Hafizullahu Taala

JALAN MA'RIFAT

Barangsiapa yang masih belum lagi berjumpa dengan GURU yang MURSYID (ARIFBILLAH'), maka ia tidak akan dapat berjumpa dengan JALAN TAUBAT.

Barangsiapa yang tidak dapat berjumpa dengan JALAN TAUBAT, maka ia tidak akan dapat berjumpa dengan JALAN ILMU.

Barangsiapa yang tidak dapat berjumpa dengan JALAN ILMU, maka ia tidak akan dapat berjumpa dengan JALAN BERAMAL.

Barangsiapa yang tidak dapat berjumpa dengan JALAN BERAMAL, maka ia tidak akan dapat berjumpa dengan JALAN USAHA.

Barangsiapa yang tidak dapat berjumpa dengan JALAN USAHA, maka ia tidak akan dapat berjumpa dengan JALAN SABAR.

Barangsiapa yang tidak dapat berjumpa dengan JALAN SABAR, maka ia tidak akan dapat berjumpa dengan JALAN TAWAKKAL.

Barangsiapa yang tidak dapat berjumpa dengan JALAN TAWAKKAL, maka ia tidak akan dapat berjumpa dengan JALAN FANA'.

Barangsiapa yang tidak dapat berjumpa dengan JALAN FANA, maka ia tidak akan dapat berjumpa dengan JALAN BAQA'.

Barangsiapa yang tidak dapat berjumpa dengan JALAN BAQA', maka ia tidak akan dapat berjumpa dengan JALAN HAKIKAT.

Barangsiapa yang tidak dapat berjumpa dengan JALAN HAKIKAT, maka ia tidak akan dapat berjumpa dengan JALAN MA'RIFAT.

Barangsiapa yang masih belum lagi BERMA'RIFAT, maka ia tidak akan pernah bermula dengan JALAN AGAMA.

Dan barangsiapa yang tidak BERAGAMA, maka menjadilah ia sepertimananya Iblis dan Syaitan semata-mata...

Ketahuilah kamu bahawasanya,

Sesungguhnya MA'RIFAT itu adalah "ANUGERAH ALLAH SWT" kepada Insan-Insan Pilihan-NYA. 

Dan MA'RIFAT itu pula bukanlah suatu perkara yang sangat-sangatlah mudah sahaja untuk dicapai dan dimiliki oleh seseorang.

Apabila kamu telahpun mulai mendapatkan ILMU KETUHANAN dengan hasil daripada Belajar. 

Maka, MA'RIFAT itu hanyalah diperingkat Ilmu dengan Keyakinan kamu kepada Ilmu tersebut semata-mata.

Maka ia dinamakannya sebagai ILMU YAKIN. 

MA'RIFAT yang HAQIQI itu ialah,

Apabila kamu telahpun MENGENAL SEGALA SESUATU dengan secara HAQIQI dan bukanlah lagi dengan berdasarkan Ilmu dan Dalil. 

Apabila kamu sudahpun dibukakan Hijab untuk Melihat dengan PANDANGAN BATINMU akan HAKIKAT WUJUD, maka barulah ianya disebutkan MA'RIFAT. 

Apabila telah menerima PANDANGAN BATINMU, maka barulah ianya dinamakan MA'RIFAT pada Tahap AINUL YAKIN.

Maknanya, kamu telahpun YAKIN diatas PANDANGAN BATINMU akan tentang HAKIKAT SEGALA SESUATU. 

Seterusnya adalah KEYAKINAN yang "SAMPAI" kepada Tahapan yang HAQIQI. 

Iaitu HAQQUL YAKIN.

Maknanya kamu telahpun MENGENAL SEGALA SESUATU itu dengan secara HAQIQI.

Didalam PANDANGAN BATIN, ILMU dan RASA yang tidak sesekali dapat digoyahkan lagi.

Iaitu kamu telahpun mempunyai PENDIRIAN DIRI SENDIRI ataupun PENDIRIAN HIDUP.

Sepertimananya Nabi Khidir AS yang hanya duduk diatas BATU tanpa adanya apa-apapun, diantara Pertemuan Dua Lautan (Lautan SYARIAT dan HAKIKAT).

Setelah kesemuanya Perjalanan dan Tahapan itu Meresap (Menyatu) pada diri kamu, maka Allah SWT akan JAZBAH dirimu sehinggalah "SAMPAI" kepada Maqam KAMALUL YAQIN.

Maka, apabila ditanya kepada Nabi SAW bagaimanakah Beliau MENGENAL TUHAN ?

Dijawabnya dengan :

"ARAFTU RABBI BI RABBI..."

Ertinya : AKU MENGENAL TUHANKU DENGAN TUHANKU...

Mengenal keutamaan Baitul Maqdis


[Awal mula Baitul Maqdis dibangun]

Sayidah 'Aisyah meriwayatkan dari Baginda Nabi, beliau bersabda: Sungguh Makkah adalah kota yang Allah muliakan dan Allah juga muliakan kehormatannya. Allah mengutus malaikat untuk meliputi kota Makkah pada saat Allah belum menciptakan apapun dari bagian bumi, masanya adalah 1000 tahun. Allah lalu menghubungkan Makkah dengan Madinah. Lalu Allah menghubungkan Madinah dengan Baitul Maqdis. Kemudian, setelah 1000 tahun Allah menciptkan bumi dalam satu ciptaan.

Sayidina Ali bin Abi Talib berkata, "Mulanya bumi adalah air. Allah lantas mengutus angin, angin tersebut lantas menerpa bumi dan muncullah buih. Allah kemudian membagi bumi menjadi empat bagian, Allah menciptakan Makkah dari bagian pertama, menciptakan Madinah dari bagian kedua, menciptakan Baitul maqdis dari bagian ketiga, dan menciptakan Kufah dari bagian ketiga.

Ka'b al-Ahbâr berkata, "Nabi Sulaiman bin Dawud membangun Baitul Maqdis di atas pondasi lama sebagaimana Nabi Ibrahim membangun Ka'bah di atas pondasi lama."
Ibnu al-Jauzi berkata, "Orang-orang lalim mulanya tinggal di Baitul Maqdis. Allah lalu mengutus Yusya untuk menumpas mereka. Setelahnya Baitul Maqdis dikuasai oleh orang-orang kafir dan mereka menjadikannya tempat sampah. Setelah itu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Sulaiman, perintah membangunnya."

Sa'id bin al-Musayyab berkata, "Allah memerintah Nabi Dawud untuk membangun masjid Baitul Maqdis. Ia bertanya, "Duhai Tuhanku, di mana aku akan membangunnya?" Allah menjawab, "Di tempat raja menghunuskan pedangnya." Nabi Dawud kemudian melihatnya di tempat itu. Ia lantas menyusun pondasi dan membangun tembok masjid tersebut. Ketika bangunan masjid itu sudah berdiri, tiba-tiba bangunan itu roboh. Nabi Dawud bertanya, "Duhai Tuhanku, Engkau perintah hamba untuk membangun maajid, tapi setelah masjid itu berdiri, Engkau justru merobohkannya?" Allah menjawab, "Wahai Dawud! Aku jadikan dirimu sebagai Khalifah-Ku di antara seluruh makhluk-Ku. Mengapa kamu mengambil tempat itu dari pemiliknya dengan cuma-cuma? Masjid tersebut kelak akan dibangun oleh salah satu anakmu. Saat tiba generasi Nabi Sulaiman, ia menawar tanah tersebut dari pemiliknya. Pemiliknya berkata, "Hargarnya adalah satu qințâr (hitungan zaman tersebut)." Nabi Sulaiman menjawab, "Sepakat." Pemilik tanah bertanya, "Harga ini lebih baik atau harga yang itu?" Nabi Sulaiman menjawab, "Yang ini lebih baik. Itu yang nampak bagiku." Pemilik tanah bertanya lagi, "Bukankah tadi kamu sudah sepakat?" Nabi Sulaiman menjawab, "Benar. Tapi penjual dan pembeli masih memiliki hak pilih selama belum berpisah." Ibnu al-Mubarak berkata, "Ini adalah dalil hak pilih (bagi umat sebelum Islam)." Perawi berkata, "Nabi Sulaiman terus diberikan tawaran, tapi beliau tetap kukuh dengan keputusannya. Hingga akhirnya beliau sepakat dengan harga tujuh qințâr." Setelah itu, Nabi Sulaiman membangunnya hingga rampung, tapi ternyata pintunya tidak bisa dibuka. Nabi Sulaiman berusaha memperbaikinya agar pintu tersebut bisa beliau buka. Namun, pintunya tetap tidak bisa dibuka. Hingga akhirnya beliau berdoa, "Dengan perantara shalat-shalat yang dikerjakan ayahku, Dawud, semoga pintu ini terbuka." Lantas terbukalah pintu tersebut. Kemudian Nabi Sulaiman memilih 10.000 ahli kitab dari Bani Israil untuk tinggal di Baitul maqdis, 5.000 bagian siang dan 5.000 bagian malam. Dan setiap saat, entah itu pada malam atau pun siang hari, Baitul Maqdis selalu diisi oleh orang yang beribadah kepada Allah. 

(Inilah yang kemudian menjadi alasan Yahudi Bani Israil bahwa Baitul Maqdis adalah milik mereka, Padahal mereka telah berulang kali mendurhakai Allah, mereka juga beberapa kali membunuh nabi yang Allah utus kepada mereka. oleh karena itu mereka sudah sering kali Allah usir dari Baitul Maqdis)

Al-Syaibâni berkata, "Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Dawud: Kamu belum menyelesaikan bangunan Baitul Maqdis. Nabi Dawud bertanya, "Wahai Tuhanku, kenapa?" Allah menjawab: "Karena tanganmu berlumuran darah (karena perang). Nabi Dawud berkata, "Semua itu semata karena hamba taat pada-Mu." Allah berfirman, "Ya, sekalipun itu alasannya."

Ka'b berkata, "Saat Nabi Sulaiman menjadi raja, Allah memerintahkannya untuk membangun Baitul Maqdis, maka beliau melaksanakannya. Ketika beliau masuk Baitul Maqdis, beliau tersungkur, sujud syukur kepada Allah. Beliau berdoa, "Duhai Tuhanku! Siapa pun yang masuk (ke Baitul Maqdis) dalam kondisi takut, berilah ia rasa aman, atau masuk dan berdoa (di sana), kabulkan doanya, atau masuk dan meminta ampun, ampuni dosanya." Setleah itu Nabi sulaiman menyembelih 4.000 ekor sapi dan 7.000 ekor kambing. Beliau membuat makanan dan mengundang bani Israil.

Dalam riwayat lain, Allah memerintah Nabi Dawud, "Bangunkan untuk-Ku rumah!" Nabi Dawud terlebih dahulu membangun rumahnya. Kemudian beliau membangun rumah (yang diperintahkan), tapi rumah tersebut roboh.

Abdul Malik al-Jazari berkata, "Setelah beberapa tahun Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaan, beliau memulai pembangunan Baitul Maqdis. Jumlah orang yang membangun Baitul Maqdis adalah 1.000 orang. Mereke harus menebang 1.000 pohon setiap bulan. Jumlah yang bertugas di bagian batu adalah 10.000 orang. Yang bertugas mengontrol mereka jumlahnya 300 orang yang amanat. Di Baitul Maqdis dimasukkan peti Nabi Musa dan Nabi Harun. Beliau shalat di sana dan berdoa, "Duhai Tuhanku! Engkau memerintahku untuk membangun rumah mulia ini. Maka aku mohon panggillah dia pada waktu siang dan malam. Setiap orang yang datang pada-Mu meminta nikmat, ampun, kemenangan, tobat, dan rezeki, maka kabulkanlah, entah mereka datang dari tempat dekat atau pun jauh." Allah lantas kabulkan permintaannya. Allah berfirman, "Aku telah kabulkan doamu." Allah berfirman, "Wahai Sulaiman! Aku ampuni dosa setiap orang yang mendatangi rumah ini hanya dengan tujuan untuk salat di sini."

Ata al-Khurâsâni berkata, "Tatkala Nabi Sulaiman bin Dawud selesai membangun Baitul Maqdis, Allah tumbuhkan dua pohon di dekat pintu al-Rahmah; Salah satunya tumbuh emas, dan satunya lagi tumbuh perak. Setiap hari Nabi sulaiman mengambil 200 ritl emas dan perak dari masing-masing pohon. Nabi Sulaiman menghamparkan lantai emas dan perak untuk masjid tersebut. Ketika Bukhtanassar berkuasa, ia merusaknya dan merampas emas dan perak seberat delapan puluh ekor anak sapi. Setelah itu ia membuangnya di al-rumiyyah.

Ahli sejarah berkata, " Baitul Maqdis sempat mengalami kerusakan hingga menjadi seperti tempat sampah. Allah kemudian memerintahkan nabi Sulaiman untuk membangunnya. Semua itu dilaksanakan setelah 4 tahun beliau meninggalkan kerajaan. Nabi Sulaiman terus membangunnya selama 7 tahun. Jarak antara turunnya Nabi Adam hingga Nabi Sulaiman membangun Baitul Maqdis adalah 4476 tahun."

Ka'b berkata, "Sesungguhnya, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Sulaiman, "Bangunlah Baitul Maqdis! Nabi Sulaiman lantas mengumpulkan orang-orang yang bijak, bangsa Jin ifrit, dan para pemimpin setan. Beliau kemudian membagi-bagi kelompok setan. Ada kelompok yang bertugas untuk membangun, ada yang bertugas memecah batu, ada kelompok yang bertugas memotong pohon kurma dan memotong pilar dari marmer, dan ada juga kelompok yang bertugas menyelam ke dasar laut untuk mengambil mutiara dan batu mulia, besar mutiara tersebut seperti telur burung unta atau telur ayam. Beliau lalu mulai membangunnya, tapi bangunannya tidak kokoh. Di tempat tersebut ada bangunan untuk hewan yang dibangun oleh Nabi Daud. Nabi Sulaiman lantas diperintahkan untuk merobohkannya. Kemudian beliau menggali hingga sampai pada air. Beliau berkata, "Bangunlah pondasinya di atas air." Mereka lalu melemparkan batu-batu tersebut ke dalam, tapi air mementalkan batu-batu tersebut kembali. Lalu Beliau bermusyawarah. Mereka kemudian memberi isyarat agar dibuat suatu kotak dari tembaga, lalu kotak itu dipenuhi dengan batu dan di atasnya ditulis tulisan kalimat tauhid yang ada di cincin nabi Sulaiman. Setelah itu ia kembali melemparkan batu-batu tersebut. Batu-batu tersebutlah yang kemudian yang menjadi pondasi. Beliau lalu melanjutkan pekerjaan. Bangunan tersebut pun berdiri kokoh. Beliau terus melanjutkan pembangunan Baitul Maqdis hingga menjadi bangunan yang begitu indah tidak terbayangkan. Hiasan yang digunakan dari emas, perak, permata, yakut, dan berbagai macam perhiasan mahal yang lain. Perhiasan tersebut diletakkan di langit-langit, di ubin, pintu, dan tembok. Setelah bangunan selesai, beliau mengumpulkan orang-orang dan mengatakan kepada mereka bahwa ini adalah Masjid Allah, dan Allah lah yang memerintahkannya untuk membangun masjid tersebut, semua yang ada di masjid tersebut murni milik Allah, siapapun yang mengurangi dari bagian masjid tersebut, maka sungguh ia telah menghianati Allah. Sebelumnya Allah telah memerintahkan pembangunan masjid tersebut kepada Nabi Dawud. Lantas setelahnya ia mewasiatkan masjid tersebut kepada Nabi Sulaiman. Setelah itu Nabi Sulaiman membuat makanan dan mengumpulkan seluruh masyarakat.

Allah berfirman
فَضُرِبَ بَيۡنَهُمۡ بِسُوۡرٍ لَّهٗ بَابٌؕ بَاطِنُهٗ فِيۡهِ الرَّحۡمَةُ وَظَاهِرُهٗ مِنۡ قِبَلِهِ الۡعَذَابُؕ
Lalu di antara mereka dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di sebelah dalam ada rahmat dan di luarnya hanya ada azab.

Abdullah bin 'Amr bin al-'Aş berkata, "Dinding yang dimaksud adalah pagar Baitul Maqdis sebelah timur, Allahu a'lam."

PERBENDAHARAAN ALLAH


۞ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۞

Sepertimana SELAWAT AL FATIH itu, salah satu PERBENDAHARAAN ALLAH YANG MAHA AGONG, darinya tersimpan dan terzahir akan segala rahsia-rahsia alam, maka bagaimana pula dengan mereka yang terpilih untuk membacanya dan beramal dengannya, siang dan malam, pada setiap hembusan nafas yang keluar dan masuk.

Maka tidaklah masuk dek akal kedudukan mereka itu, walaupun mereka yang awam, kerana kurniaan, anugerah, dan pilihan Allah Ta'ala tidak terikat dengan darjat keilmuan seseorang. 

Bagi ummat Baginda Rasulullah ﷺ, mereka semua diistimewakan, mereka semua adalah pilihan Allah Ta'ala, mereka dicemburui oleh Nabi yang terdahulu, maka apakah adakah keraguan pada kurniaan dan anugerah untuk ummat Baginda Rasulullah ﷺ? 

SELAWAT AL FATIH itu adalah satu anugerah dan kurniaan dari Allah Ta'ala. Bagi yang mengambilnya sebagai satu kurniaan dan anugerah, mereka adalah sebahagian dari golongan yang tersangat beruntung dari kalangan ummat Sayidina Muhammad ﷺ yang sememangnya telah beruntung.

Aqal manusia hanyalah sekitar dalam bulatan alam.

Sabtu, 21 Oktober 2023

TAREKAT TIJANIY DI MALAYSIA

 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

Secara berfaktanya, Tarekat Tijaniyyah ini tidak dapat dibuktikan bilakah seawalnya memasuki bumi Malaysia. Namun, ianya dipercayai telah dibawa masuk ke Malaysia melalui ulama-ulama yang belajar melalui ulama-ulama nusantara yang telah terlebih awal mengamalkan tarekat ini. 

Salah seorang ulama yang dipercayai mengambil tarekat ini adalah Syeikh Fadhil Banten. Beliau telah mengambil tarekat ini ketika belajar di Mekah dimana dikatakan beliau banyak bergaul dengan pengikut Tarekat Tijaniyyah di Mekah, namun tidak dapat dipastikan dengan jelas daripada siapakah beliau mengambil tarekat ini. Syeikh Fadhil telah berhijrah ke Johor pada tahun 1915 dan beliau mengajar di Kampung Lenga, Muar. Syeikh Fadhil telah meninggal dunia pada 18 Mac 1950 di Bakri, Muar, Johor. 

Catatan berkenaan Syeikh Fadhil Banten ini sebagai penegak Tarekat Tijaniyyah dirantau Tanah Melayu seawal tahun 1915 berkemungkinan besar adalah benar, kerana terdapat catatan bahawa Tuan Guru Haji Muhammad Yassin Bin Haji Muhammad, yang merupakan seorang tokoh ilmuan islam yang cemerlang di Negeri Johor khususnya di Muar pernah merantau ke Banten, Indonesia dan berguru dengan Syeikh Fadhil Al-Banteni. 

Apabila Tuan Guru Haji Muhammad Yassin pulang ke Muar, Johor dicatatkan bahawa diantara sumbangan dan peninggalannya dalam pembinaan kearifan tempatan adalah dengan mewariskan amalan wirid Tarekat Tijaniyyah.    

Mengikut Syed Naquib Al-Attas (1963), terdapat juga dalam catatan sejarah pengkajian awal kemasukan tarekat-tarekat di Malaysia, dimana terdapat sembilan kumpulan tarekat yang terawal dan salah satu daripadanya adalah Tarekat Tijaniyyah.  

Setelah Tarekat Tijaniyyah ini senyap untuk satu jangkamasa yang lama di bumi Malaysia, pada tahun 2007 satu susuk tubuh daripada bumi Tunisia telah sampai ke Malaysia untuk mensyiarkan semula Tarekat Tijaniyyah. Untuk tahun-tahun berikutnya, Tarekat Tijaniyyah telah disuburkan semula di Malaysia oleh seorang Ulama yang berasal dari bumi Maghrib. Beliau dikenali sebagai Syeikh Sayidi Ahmad Al Hadi Al Hasani, bernasabkan Sayidina Hassan r.hu dari keturunan Sayidina Rasulullah ﷺ yang mulia.

Syeikh Sayidi Ahmad Al Hadi dilahirkan di Tunisia pada 4 Muharram 1395 Hijrah bersamaan 16 Januari 1975 Masehi. Nasab keturunan beliau adalah daripada kabilah Sibaiah Az-Zahabiah, daripada keturunan besar Maulay Idris yang masyhur di bumi Maghribi, dan beliau adalah berketurunan daripada Sayidina Al Hasan r.hu.

Beliau telah menerima Sanad Tarekat Tijaniyyah daripada pelbagai sumber dan pada permulaannya beliau menerima Sanad Tarekat Tijaniyyah Al-Aliyah daripada Asy-Syarif Al-Wasil Sayidi Habib Bin Hamid At-Tunisi. 

Sanad yang paling muktabar beliau telah terima, samada dari segi Feqah Tarekat atau dari segi Zauqi adalah Sanad Al-Ba’qili, sanad yang melalui susur jalur kepada Mujaddid Millah Wa-ddin, Qutbaniyatul-Uzma, Sayidi Ahsan Al-Ba’qili Al-Hasani Al-Maghribi, sanad yang dipernamakan disisi ahli sanad sebagai Sanad Az-Zahabi (Sanad Emas) secara umumnya, dan juga dipernamakan sebagai Sanad Qutbaniah (Sanad Wali-Wali Qutub) secara khususnya.

Beliau juga menerima Ijazah secara mutlak daripada Sayidi Abdul Aziz Al-Ba’qili, anak kepada Sayidi Ahsan Al-Ba’qili, beliau adalah seorang Qutub Al-Kamil Al-Mulamati, pewaris sir-sir ayahnya dan abangnya Sayidi Muhammad Al-Habib. 

Sepanjang pengembaraan beliau ketika menuntut ilmu di bumi Maghrib (Tunisia, Algeria, Maghribi dan Mauritania), beliau telah menemui beberapa Waliyullah diantaranya termasuklah Qutub Sayidi Mukhtar Asy-Syinqiti (dikenali juga sebagai Sayid Dahah, masyhur dikalangan orang Arab setempat) di Padang Sahara Maghrib, dan Qutub Maulay Tuhami Al-Wazzani Al-Idrisi di Maqam Sayidi Arabi As-Saaihi, yang telah berumur 136 tahun pada ketika itu.

NOTA: Tulisan ini adalah merupakan kumpulan dapatan daripada pencarian saya dibeberapa lamanweb.

AL ARIFBILLAH SAYIDI AHMAD AL HADI AL HASANI AL MAGHRIBI AT TIJANIY HAFIZAHULLAHU TA'ALA


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ 

■ Beliau dilahirkan di bumi Tunisia, pada tarikh 4 Muharram 1395 hijrah bersamaan 16 januari 1975 masihi. 

■ Nasab keturunan beliau daripada kabilah Sibaiah Az-Zahabiah, daripada keturunan besar Maulay Idris yang masyhur di bumi Maghrib (Moroko) dan beliau adalah berketurunan daripada Sayidina Alhasan r.hu. 

■ Beliau juga telah mendapat pujian daripada Rasulullah ﷺ dan kebanyakan daripada beberapa wali Qutub dan wali-wali. Pujian-pujian tersebut terarah kepada kesahihan nasab beliau dan pertambatan hubungannya (sanad toriqah dan pengajiannya) dengan hadrah kenabian, sama ada pada zahir atau pada batin dan pertemuan itu berlaku ketika mana beliau dalam pengembaraan (mencari ilmu daripada rijaal/wali Allah). 

■ Beliau menghabiskan permulaan kehidupannya seperti kehidupan kebanyakan masyarakat setempat, sehinggalah datang secara tiba-tiba Ahwal Ilahi dan Jazbah Rabbani yang membawanya kepada perjalanan Ahlillah, dan bukanlah dengan usahanya (ketika itu umur beliau dalam lingkungan dua puluhan) 

■ Bliau dijemput (secara barzakhi) oleh Qutubul-Maktum, Khotmul Auliya Al-Muhammadi dalam menjalani perjalanan Ahlillah dan diserapkan dengan hadrah-hadrahnya yang suci dan ilmu-ilmu hakikat. 

■ Pada permulaannya, beliau menerima toriqah Tijaniah al-Aliyah daripada Asy-Syarif Al-Wasil Sayidi Habib bin Hamid At-Tunisi, dan beliau juga menerima pelbagai sanad toriqah Tijani. Kemudian beliau terus mengembara jauh berpandukan kepada gerak hatinya berserta tawakkal kepada Allah. 

■ Pada pertemuan beliau dengan wali-wali qutub dan lainnya, beliau telah diberitahu dengan perkara-perka yang amat menyenangkan serta menyatakan secara kasyaf keadaan diri beliau dan perkara tersebut sukar untuk ditutur dengan kata-kata. 

■ Tetapi, sentiasalah diri beliau jadi tumpuan adalah kerana terarah kepada sanad toriqahnya yang muktabar, iaitu sanad toriqah yang menjadi pegangan tetap beliau, sama ada dari segi feqah toriqah atau dari segi Zauqi, iaitu sanad Al-Ba'qili, sanad yang melalui susur jalur kepada Mujaddid millah wa-ddin, Qutbaniayatul-Uzma, Sayidii Ahsan Al-Ba'qili Al-Hasani Al-Maghribi, sanad yang dipernamakan disisi ahli sanad, dengan sanad Az-Zahabi (emas) secara umumnya, dan juga dipernamakan dengan sanad-Qutbaniah (sanad wali-wali qutub) secara khususnya. 

■ Beliau juga menerima ijazah secara mutlak daripada Sayidi Abdul Aziz Al-Ba'qili anak kepada Sayidi Ahsan Al Ba'qili, beliau adalah seorang Qutub Al-kamil Al-Mulamati, pewaris sir-sir ayah dan abang beliau (Sayidi Muhammad Al-Habib). 

■ Dalam majlis pengijazahan toriqah, beliau (Sayidi Abdul-Aziz Al-Ba'qili), telah menuturkan katanya kepada beliau,dengan katanya: 

"Aku telah memberi izin kepada kamu sepertimana Rasulullah ﷺ, Syeikh Tijani r.hu, dan abangku memberi izin padaku. Dan aku juga memberi izin kepada kamu dalam mentashihkan Toriqah Tijani daripada segala kesalahan". 

■ Didalam pengembaraan, beliau telah bertemu dengan Qutub Sayidi Mukhtar Asy-Syinqiti di padang Sahara Maghrib, Qutub tersebut dikenali akannya dengan nama Sayid Dahah, masyhur dikalangan orang arab dan lainnya dan Qutub tersebut telah berkata kepadanya (dengan lisan izin llahi): 

"Pergilah ketempat mana yang engkau suka, sesungguhnya engkau akan dibantu, dikasihi dan diterima " 

■ Dan di dalam pengembaraan beliau, beliau telah bertemu dengan seorang lelaki yang berumur, iaitu Qutub Maulai Tuhami Al-Wazzani Al-Idrisi di maqam Sayidi Arabi As-Saaihi. Qutub tersebut berumur sekitar 136 tahun. Qutub tersebut telah menyambut kedatangannya di maqam tersebut adalah dengan melalui arahan daripada Sayidina Rasulullah ﷺ dan Syeikh Tijani r.hu (berlaku secara jaga). 

■ Kemudian setelah itu, beliau mengembara dari Sudan (barat) ke bumi Maghribi. Setelah menziarahi Maqam Syeikh Tijani r.hu yang mulia di bumi Fes, Maghribi, datang pula isyarat kepadanya dan juga arahan supaya menjejakkan kakinya ke bumi Jawi (Malaysia) untuk mengembangkan toriqah Tijani di kalangan masyarakatnya. 

■ Sebahagian daripada kelebihan diri beliau Hafizahullahu Ta'ala: 

* Beliau mempunyai zauqi yang khas dalam toriqah Tijani, dan beliau juga mempunyai keperibadian yang disukai, berperwatakan tenang, akhlak dan sifat semulajadi yang baik 

* Barangsiapa yang melihat keterampilan dirinya, nescaya akan mengingatkan beliau kepada orang-orang terdahulu yang disenangi oleh masyarakat. 

* Beliau amat menyayangi umat Nabi Muhammad ﷺ tanpa membezakan mana-mana kumpulan, kerana mewarisi daripada sifat gurunya dan guru besar beliau yaitu Sayidi Ahsan Al-Ba'qili r.hu. 

* Dan keadaan dirinya juga dikuasai oleh semangat ahwal Al-Mulamati, dan berpengetahuan dalam bidang Khotmiah dan Katmiah, dan setiap orang 

besar toriqah yang bertemu dengannya, akan merasa hairan dengan sesuatu yang ada pada dirinya dan keadaannya. 

* Barangsiapa yang mendengar penjelasan irfaniah, keterangan-keterangan zauqi daripada lautan Hakikat Muhammadiah dan Ahmadiah yang dihuraikannya, nescaya akan merasa kagum dengan huraian demi huraian yang dipertuturkan oleh lisannya seperti : 

1-Kunhil-Haahuti ( كنه الهاهوتي) 

2-Hadratul-a'ma' ( حضرة العماء ) 

3-Tanaazul A'ma Al-Haahuti (التنزل العماني الهالويي) dan sehingga ke martabat Uluhiyah 

4-Ismul-A'zom Zohir 

5-Ismul-A'zom batin 

6-Tajalliyat-kunhi dalam cermin Hakikat Muhammadiah 

7-Rahsia antara huruf Ha' Alhuwiyah dan wau Al-wujud (هاء الهوية وواو الوجود) 

8-Tanaazul yang empat 

9-Jauhar fird (الجوهر الفرد) 

10-Wehdah syuhud 

11-Martabat Tanaazul Ahmadiah 

12-Aliif-Ahmadiah 

13-Mim-Muhammadiah 

14-Hakikat-Tiniyah (tanah) 

15-Hakikat Iblisiah 

16-Syajarah-Muhammadiah (pokok Muhammad) 

17-Lautan nafsu yang tujuh 

18-Nafsu Kamilah 

19-Nafsu Mukammilah 

20-Rahsia nafsu Mukammilah Masalah Khotmiah (khotmul Auliya' Al Muhammadi) 

21-Masalah Katmiah Ahmadiah 

22-Hakikat Maaiyah Al-Muhammadi (air zam-zam) 

23-Hakikat Ahmadiah Makkiyah 

24-Hakikat Muhammad Al-Madaniyah 

25-Hakikat Al-Mahmiyat Al-Muhammadi 

26-Akal-Kulli 

27-Ruh-Kulli 

28-Nafsu-Kulli 

29-Insan-Kaamil 

30-Maddatul-Wujud 

Dan lain-lain. 

■ Dan sebagai makluman untuk saudara sekalian pada masa ini, kebanyakan orang sudah tidak mampu untuk mengusai ilmu-ilmu hakikat dan makrifat seperti mana yang diperolehi beliau, itulah kelebihan diri beliau. 

■ Dengar dan perhatikan sendiri kepada ibarat, isyarat, dan istilah yang dituturkannya pada zaman kita ini. Selalunya kita terdengar akan perkataan : 

* "telah berkata ahli-ahli hakikat" atau "telah berkata orang A'rif" 

* Barangsiapa yang sentiasa bersamanya, nescaya ia mengetahui dengan yakin sekali dengan kelebihan dan limpahan faidh yang ada pada dirinya. 

* Dan juga akan kedengaran : daripada manakah dia belajar ? atau "ini sesuatu yang baru". 

■ Sesungguhnya limpahan-limpahan yang sampai padanya adalah melalui Syeikh beliau, yaitu Syeikh Tijani r.hu. Sekarang ini, kita sungguh bertuah kerana dia berada di kalangan masyarakat kita di Malaysia. 

■ Kita pohon doa kepada Allah, dan moga-moga dengan berkat Syeikh Tijani r.hu, kita semua akan diberkati oleh Allah melalui beliau, dan ditambahkan lagi limpahan Syeikh Tijani r.hu atas diri beliau. 

■ Moga-moga beliau dapat memberi manfaat kepada sekelian muslimin, dan moga-moga Allah tidak menjauhkan kita daripada dapat berjumpa dengan beliau untuk mendengar kemanisan ungkapan demi ungkapan dan perbahasan demi perbahasan ditutur olehnya. 

Amiin....

وصلى الله وعظم ومجد وشرف وبارك على سيد الوجود وعلم الشهود سيدنا ومولانا محمد بحر الكرم والجود وعلى اله وصحبه وسلم تسليما والحمد لله رب العالمين

IBU² QURAN, SELAWAT DAN DOA


۞ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ۞ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ۞ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ۞ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ۞ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ۞ إهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ۞ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ۞

۞ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۞

۞ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ۞  وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ ۞ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين ۞

Telah berkata Murobbina Sayyidi Ahmad Al Hadi Al Hasani Al Magribi At Tijani Hafizahullahu Ta'ala;

Surah Al Fatihah Ibu kepada Al Quran

[ ۞ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ۞ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ۞ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ۞ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ۞ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ۞ إهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ۞ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ۞ ]

Selawat Fatih Ibu kepada Selawat

[ ۞ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۞ ]

Akhirul Yaqtin (3 ayat terakhir surah As Saaffaat) ialah Ibu kepada doa

[ ۞ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ۞ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ ۞ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين ۞ ]

Umpama Fatihah mencukupi daripada Al Quran secara keseluruhan. Kalau kita nak ganti Fatihah dalam sembahyang dengan semua Quran selain Fatihah (maka) tidak sah (solatnya) meliputi (mengikut) semua Mazhab atau Mazhab yang Masyhur walaupun kita baca semua Quran tanpa Al Fatihah tidak dikira sembahyang (tidak sah). Rukun (Qauli) dalam sembahyang ialah baca Al Fatihah. Itulah Ibu Al Quran. Fatihah itu mencukupi daripada Al Quran dan semua Al Quran tanpa Fatihah tidak mencukup daripadanya (Al Fatihah).

Begitu juga dengan Selawat Fatih umpama itu hukumnya dalam medan selawat. Selawat Fatih mencukupi daripada selawat² lain dan selawat² lain tidak mencukupi daripada Selawat Fatih.

Akhirul Yaqtin itu Ibu Doa atau intipati doa kerana dalam doa itu (Akhirul Yaqtin) mengiktiraf diri daripada kekurangan "عاجز" (tiada upaya langsung). Jadi itu martabat Makrifat yang tertinggi (iaitu dengan) iktiraf dengan "عاجز" (tiada upaya langsung) yang boleh mengenali tuhan secara tahqiq dan syuhud.

۞ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ۞ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ۞ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ۞ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ۞ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ۞ إهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ۞ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ۞

۞ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۞

۞ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ۞  وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ ۞ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين ۞

Rabu, 18 Oktober 2023

MAQAM WALI MAJZUB


"Apabila tampak dari mereka tingkah laku yang aneh dari sisi syariat, maka tinggalkanlah mereka bersama Allah. Jangan engkau tempuh jalan mereka, kerana mereka sedang kehilangan akal dalam mencintai Allah."

Syeikh Ibnu Arabi
___
Wali majzub adalah seorang hamba yang telah diambil oleh Allah dalam kerinduan dan kecintaan penuh kepada-Nya.

Istilah Majzub : mereka adalah orang yang tenggelam dalam kerinduan dan kecintaannya kepada Allah. Mereka lupa akan segala-galanya kecuali kepada Allah.

Bagaimana sikap seorang Muslim kepada Wali Majzub ? Tidak disarankan berguru dan meminta doa kepadanya. Namun cukup berhusnuzon/bersangka baik padanya.

"Lima hal yang menghalangi jalan menuju ALLAH : (1) sibuk melihat amal, (2) panjang angan-angan, (3) cenderung kepada makhluk, (4) bernafsu mencapai tingkat wali dan (5) merasa puas dengan penglihatan mimpi" - Syeikh Ibnu Ata'illah

Kredit: FB Hizbun AnNabi wa AaliBaitihi wa Ashabihi

Part 1/3:-
https://youtu.be/nStnLKQ4s48?si=GXOflx_pbp9IcG1Q

Part 2/3:-
https://youtu.be/IahBGZ215cU?si=rgGgI7x-us5iIamB

Part 3/3:
https://youtu.be/41qOqdCUhI4?si=4iWcOZ1LGPU__ELM

DAKWAAN CINTA KEPADA RASULULLAH ﷺ

۞ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۞

Telah berkata Murobbina Sayidi Ahmad Al Hadi Al Hasani At Tijani Hafizahullahu Ta'ala;

Bagaimana kita mendakwa mahabbah kepada Nabi ﷺ tapi menyembunyi dalam diri kita musuh Baginda ﷺ (Nafsu) dan ikut arahan² musuh itu.

Sebagaimana Nabi ﷺ punca kemuliaan, kesempurnaan, kesucian (maka sebagai itu juga) nafsu adalah punca kejahatan, kegelapan, kekurangan, Keaiban, jadi mana boleh kita mendakwa Mahabbah kepada Nabi ﷺ tapi kita membela musuh Baginda ﷺ di dalam diri kita dan meredha atas kewujudan musuh itu dan kita tambah kekuatan musuh itu.

Jadi Baginda ﷺ diutus daripada Allah SWT untuk memerangi kekufuran zahir dan kekufuran batin.bukan nak memerangi Orang Kafir (adapun) Orang Kafir itu (juga) mangsa kepada dirinya (kepada nafsunya) yakni dia juga membela musuh kepada kemurniaan Baginda ﷺ (Nafsu).

Jadi kita kena malu kepada Baginda ﷺ kerana mengendong (umpama ibu menggendong bayi) nafsu yang adalah musuh kepada Rasulullah ﷺ dan dikuasai (kita dikawal) oleh makhluk itu (Nafsu) yang ada dalam diri kita. 

Jadi (cara) nak mengsahihkan (membenarkan) Mahabbah dan nisbah (dakwaan) kita kepada Rasulullah ﷺ ialah (kena) usaha untuk sembelih musuh tersebut.

۞ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۞

Selasa, 17 Oktober 2023

KEMATIAN DAN KUBUR


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ إهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ 

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين 

Dinuqilkan daripada Murobbina Sayidi Ahmad Al Hadi Al Hasani At Tijaniy Hafizahullahu Ta'ala;

Maut bukanlah perkara yang besar. Maut itu adalah halangan diantara kita dengan Tuhan. Seandainya kamu mencintai seorang perempuan, apakah halangan diantara kamu dengannya? Jawabannya adalah perkahwinan. Seandainya kamu dapat mengahwininya, Alhamdulillah, kamu akan dapat berhubung dengan perempuan itu dan sampai kepada puncak cinta.

Demikian itu jualah halangan diantara kita dengan Allah SWT, yakni maut. Jadi, maut itu bukanlah perkara yang buruk. Maut itu adalah Wasitah diantara kita dengan Tuhan. Janganlah ditakuti akan maut.

Hanya kita sahaja yang merasakan bahawa maut itu berat, sehingga mereka-reka cerita tentang maut, ada Pocong, ada hantu, hantu ini, hantu itu, dan pelbagai nama hantu apabila melihat perkuburan. 

Di negara Arab, orang Arab bermain diperkuburan, kerana diperkuburan ini mereka tidak disakiti. Hanya ditanah Melayu sahaja kalau kita melihat perkuburan, maka terus masuk kedalam otak kita disitu ada hantu Pocong, hantu itu, hantu ini, dan perlbagai nama hantu. Ini satu kefahaman yang tidak betul. Kalau di Arab, sekiranya orang yang tidak mempunyai duit dan tidak mempunyai tempat tidur, maka mereka akan pergi ketanah perkuburan. 

Disisi orang Arab, kubur itu dikatakan sebagai tempat yang memesrakan, yang menghiburkan, tempat untuk berehat, tempat untuk membuang was-was dunia, kadang-kadang sedih tentang rezeki, masalah dengan isteri, masalah itu, dan pelbagai masalah yang lain. Tetapi apabila kita lihat disana, lihat akibat kita apabila berada didalam tanah, semua perkara, semua masalah akan hilang, kerana kita akan melihat pengakhiran akibat kita dimana. Apa yang kita nak hairankan dan sedihkan, itulah rumah kita yang terakhir. 

Jadi, sebenarnya rawatan kepada stress kita, psikologi kita yang tidak stabil, pergilah ketanah perkuburan, kerana itu jualah Baginda Nabi SAW sendiri pergi berziarah tanah perkuburan pada akhir malam. Adatnya pada setiap malam pergi ke perkuburan Baqie, sembahyang disana, berzikir, dan bertawajjuh.

Maka demikian, pergilah dan carilah kemesraan diperkuburan, dan lihatlah khabar hadis yang Sohih daripada Bukhari dan Muslim tentang bersolat diperkuburan Baqie’. Khabarkanlah kepada golongan Bid’ah yang mengkufurkan ummat islam yang bersolat ditanah perkuburan bahawa Baginda Nabi SAW bersolat disana. Adapun yang dilarang bersolat adalah dengan menghadapi kubur semata-mata tanpa ada halangan. 

Maka, muliakanlah kubur. Baqa itu adalah tempat akhirat, itu tempat barzah. Perkuburan itu bukan dunia, itu adalah perantaraan diantara dunia dan akhirat. Itu adalah alam barzakh. Mereka yang ada disana berada diantara dua alam, yakni antara alam dunia dan alam akhirat, itulah dalam alam barzakh. Yakni tempat yang dipenuhi dengan cahaya barzakh, atau tempat yang dipenuhi oleh kegelapan barzakh, dan juga sebahagian daripada kesan-kesan Jahannam.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ 

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين

Ahad, 15 Oktober 2023

NASIHAT AL QUTBUL MAKTUM SYEIKH AHMAD AT TIJANI R.HU


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ  وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ  نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ  وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ  وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ 

Jauhkanlah diri kamu daripada bersepakat dengan dengan perhiasan merasa aman daripada sebarang tindakan Allah terhadap dosa, kerana merasa aman itu adalah kemusnahan diri seseorang. 

Tinggalkanlah perselisihan sesama manusia, dan lebih-lebih lagi sesama Ikhwan (Ikhwan Thoriqah).

Ziarahilah manusia kerana Allah dan hubungkan tali persaudaraan kerana Allah.

Buatlah jamuan kerana Allah sekadar kemampuan kamu dengan ketiadaan rasa susah dan penat.

Maka sesungguhnya, barangsiapa yang dibala dengan mensia-siakan hak Ikhwan, nescaya dia akan dibalakan dengan mensia-siakan hak Tuhan, kerana pertolongan Allah terhadap hambaNya, adalah selama mana hamba itu menolong akan saudaranya.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ  وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ  نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ  وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ  وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ 

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين

HAQIQAT MAULID YG SEBENAR IALAH BERSELAWAT PADA HAKIKAT NUR BANGSA IRFANI (HAKIKAT ZAT DIRI BAGINDA صلى الله عليه وسلم )

Allah selawat kpd Rasulullah sejak azali. Bila disyariatkan kita berselawat kepada Rasulullah itu sebenarnya kita menyerahkan urusan kepada Allah utk berselawat kepada Rasulullah, sebab kita tak mampu utk berselawat kepada Rasulullah, dan tiada yang layak berselawat kepada Rasulullah kecuali Allah semata mata

Tiada amalan yang boleh menandingi amalan berselawat kepada Rasulullah, Allah tak sebut dia solat, puasa, zakat dll tp selawat, Allah sebut dia berselawat

Setiap amalan disyaratkan ikhlas krn Allah baru diterima, berbeza dengan selawat, Allah tetap terima walaupun selawat dari org fasiq sekalipun.

Ibnu Atoillah As Sakandari sebut kalu seseorang nak ganti balik umurnya yg telah lalu dalam kelalaian, maka berselawatlah kepada Rasulullah

Allah sebut orang yg berselawat dalam hadratNya yg mulia. Tapi janganlah kamu gembira sangat dengan amalan selawat kamu krn sebenarnya Allah yg selawat kpd Rasulullah sejak azali. Kena hadirkan fahaman ini dlm solat.

Jangan mendakwa kenal Rasulullah kerana tiada yg mengenalinya kecuali Allah. Tiada yg boleh betul2 mengenali Rasulullah kecuali Allah shj

Berkata Abu Yazid Al Bustomi, aku cuba nak kenal betul2 Rasulullah, namun akhirnya aku mendapati diriku tak mampu nak kenal Rasulullah, kerana ada 70 ribu hijab cahaya antaraku dan Rasulullah

Yg kita kenal hanya cara cara jasmani sedangkan Rasulullah ada byk tanazul, penzahiran

Rasulullah asal kpd alam, benih alam, alam ini lahir dariRasulullah, ini maulid yg betul, yg kita sambut itu maulid jasmani, 

Cara kenal Rasulullah itu adalah al ajzu (lemah) utk mengenalinya.

Berselawatlah Kerna junjungan perintah selawat itu sendiri dan janganlah engkau jadikan selawat itu alat kendara untuk memunggah kehebatan, kuasa serta kekayaan .

Ingatlah ,sempurna selawat itu adalah dari kesempurnaan Allah . Kerna hakikat dari selawat itu adalah Allah - lah yang menyempurnakan selawat untukmu . Dan engkau hanya bayang wadah saksi selawat Allah kepada kekasihnya .

Dan berhati - hati lah , semua selawat itu benar dan jangan sampai engkau terhijab olehnya .

Berselawatlah atas bersyukurnya kita atas nikmat sebagai hamba yang berjalan atas jalan cinta.

Berkata Sheikh Ahmad AtTijani ra..

"..Sesungguhnya wusul(sampai) kpd Hadrah Allahﷻ hanya melalui pintu Baginda Nabiﷺ disebabkan keadaan Bagindaﷺ satu²nya pintu utk sampai kpd Allahﷻ...
tiada sebarang harapan seorang itu dpt sampai kpd Hadrah Allahﷻ tanpanyaﷺ...

hanyasanya maksud yg demikian (melalui pintu Bagindaﷺ) adalah dgn mengikut syariatnyaﷺ, mengikuti jalannyaﷺ, berakhlak dgn akhlaknyaﷺ, beradab dgn adab²nyaﷺ beserta tawajjuh (berhadap hati) pada yg demikian keseluruhannya kpd Allahﷻ
(yakni tiada sebarang gharad² yg selain Allah)...

inilah ukurannya yg menyampaikan seorang hamba kpd Allahﷻ...
dengan selain drp ukuran ini tiada jalan utk sampai kpd Hadrah Allahﷻ..."

Selasa, 10 Oktober 2023

SEPERTIMANA HALLAJ: PADA SISI ILMU TASAWUF ATAU KESUFIAN


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ إهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ 

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين 

Ilmu yang biasa kita ketahui adalah Ilmu Usul, Ilmu Aqidah, Ilmu Fiqah, Ilmu Nahwu, 
Sarof, Balaghah, Ilmu Alat, hanya ilmu itu sahaja. Maka, apakah itu ilmu Sufi, Ilmu 
Bahlul Sufi, dan dari manakah datangnya?
 
Jadi, secara semulajadinya mereka (yang) memusuhi Tasawuf kerana tidaklah mereka 
mengetahui akan ilmu yang berbentuk amanah dan anugerah. Oleh kerana itulah kita dikehendaki bersabar dengan mereka, tidak boleh mengingkari atas mereka, kerana itu adalah asal kaedah dalam alam Tasawuf. 

Mereka mengingkari atas kita, tetapi kita tidak boleh mengingkari atas mereka, kerana Allah menggunakan mereka untuk menjaga syariat zahir. Sedangkan jalan ini adalah jalan yang tersembunyi, kena ada gangguan atasnya, kena ada beberapa halangan-halangan, kena ada ujian, kena ada orang yang betul-betul layak baharulah sampai ilmu itu, orang yang betul-betul tahan, orang yang menafikan selain Allah, orang yang tahan dengan ujian, orang yang tahan dengan tohmahan. 

Maka atas itu sebablah apabila Hallaj disembelih, berterusanlah beliau dengan zikir Allah, sehingga darahnya tumpah. Dan pada tumpahan darahnya itu, lalu membentuk akan tulisan kalimah Allah. Tetapi bagi orang yang melihat akan darah Hallaj yang tumpah tersebut mengukir nama Allah di atas tanah, adalah dari jenis ahli engkar yang buta. Walaupun telah melihat akan hal darah tersebut membentuk nama Allah, namun tetap mereka mengatakan bahwa Jin Hallaj telah mengambil darahnya dan menulis akan nama Allah. 

Maka demikian itu, yakni janganlah kamu sibuk dengan orang yang Ahli Engkar
kerana ianya hanya merugikan masa kamu sahaja.

"Dan walaupun engkau (Muhammad) membawa semua ayat kepada orang-orang 
yang diberikan kitab itu, mereka tidak akan mengikuti Kiblat mu" (Surah Al Baqarah, Ayat 145).

Jikalaulah kamu membawa semua ayat-ayat, tidak boleh, mereka tidak akan ikut kiblat kamu dan arah kamu.

[AL ARIFBILLAH SAYIDI AHMAD AL HADI AL HASANI AL MAGHRIBI AT TIJANIY HAFIZAHULLAHU TA'ALA]

KITA DILAHIRKAN DISINI KERANA "KETIDAKLAYAKAN KITA" UNTUK MENJADI SEPERTI MEREKA



اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ  وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ  نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ  وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ  وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ 

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين

Orang yang beriman telah membayar ganti diri mereka dengan darahnya, sekarang kita hanya meminta daripada saudara kita untuk menyerahkan roh pada Allah, pada jalan Ahlullah, itu sahaja. Tidak perlu bunuh diri, tidak perlu bagi harta, tidak perlu berhijrah, tidak perlu tinggalkan, cukuplah hanya dengan berserah diri dan tinggalkan fahaman dan pandangan sendiri. Itulah Tasawuf!

Tasawuf itu adalah meninggalkan pandangan dan fahaman sendiri. Itu sahaja. 
Yakni tinggalkan keinginan dan kehendak sendiri, itulah sahaja Tasawuf. Namun boleh sampai kepada tingkatan iman itu, yakni sepertimana iman yang telah 
dibayar oleh para sahabat Baginda Nabi ﷺ dengan darah dan roh mereka. 

[Keterangan daripada Al Arifbillah Sayidi Ahmad Al Hadi Al Hasani Hafizahullahu Ta'ala]

Isnin, 2 Oktober 2023

ASBAB DIPERNAMAKAN TORIQAH TIJANI SEBAGAI TORIQAH KEHAMBAAN SEMATA MATA DAN KURNIAAN ILAHI ( فضل الإلهي)


Seperti mana telah berkata oleh Sidi Ahsan Albaqili RA : 
" كما خلقك سبحانه من غير غرض فاعبُده من غير غرض "
Seperti mana Allah SWT menjadikan kamu tanpa sebarang tujuan
Beribadahlah kepadaNya tanpa sebarang tujuan ..

-Itulah tiang dan asas di dalam Masyrabnya  
Dan itulah yang di-isyaratkan oleh Syeikh Ahmad Tijani di dalam kitab jawahirul maani :

"Yaitu 1 kalimah لا إله إلا الله drpd sahabat²ku (yg penuh keikhlasan (ahli mukhlas)
tanpa tujuan serta Allah SWT dapat menyaingi ibadah jin dan manusia "

Toriqah ini terbeza  ia secara tunggal daripada Toriqah² iradah yang lain ,Yaitu melontar kemahuan diri  ..

Manhaj ini Menyalahi akan baki pimpinan ahli nisbah yang mengasaskan Toriqah mereka atas menuntut akan kemahuan diri (iradah) daripada tazkiyah nafs, pembukaan dan umpamanya ..

Maka sesungguhnya Seorang hamba, tiada baginya iradah dan tujuan beserta dengan tuanNya 
Dengan sebab itu, Toriqah ini dinamakan dengan Toriqah kehambaan semata-mata..
Toriqah Yang tidak dapat dibandingkan dan ditimbang dengan selainnya 

Maka Amat sukar sekali (dikira seakan mustahil) Bagi sesiapa yang hendak melaksanakan suluknya atas adat kebiasaan drpd perkara masyhur yg berjalan atasnya di dalam Toriqah² pimpinan sufi yang lain (pada ketika ini..)

Mendatangkan dengan apa yang telah disebutkan dan mencukupi secara mutlak drpd zikir² khususi 
Dan menenggelamkan nafas² dan waktu² pada selawat Fatih
Itulah tiang dan asal-usul yang mengisyaratkan akannya oleh Syeikhuna Tijani RA sebelum kewafatan beliau
Dengan katanya:
" صلاة الفاتح والحزب السيفي يغنيان عن غيرهما "

Selawat Fatih dan Hizib Saifi mencukupi daripada Selain keduanya..

Dan Sebab itu Sidi Ahsan Albaqili RA telah menguatkan katanya pada keseluruhan karangan dan risalah²nya yang mulia supaya menjauhkan daripada zikir² ikhtiyar

Kerana zikir² ikhtiyari itu membuka pintu tujuan dan habuan serta Allah
Yg adalah ia menjadi penghalang drpd mentahkikkan adab² kehambaan  semata-mata 
Yang diasaskan atasnya toriqah yang mulia ini 

Moga Allah SWT memberi kesempurnaan hidayah dan Taufiq kepada kami dan kamu semua dan kepada keseluruhan Pengikut hadrah Toriqah

Dan Selawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW yg penyayang
Dan juga selawat dan salam atas Ahli keluarga Baginda SAW dan sahabat-sahabat ahli yang kukuh dan Tahkik (dipersada kehambaan)

Moga Risalah ini dapat membantu hajat kamu semua .
Dan Kepada Allah SWT segala urusan drpd mulanya dan setelahnya

-Nukilan
Syarif Ahmad Al-Hadi Alhasani petang mulia Hari Arafah 1444 hijrah

RAHSIA BANGSA KULIT HITAM AFRIKA

RAHSIA TERBESAR bangsa kulit hitam di Afrika adalah sifat "KEHAMBAAN" mereka yang tinggi, yang tidak mampu ditandingi oleh bangsa lain, melainkan para Sahabat yang di redhai Allah ﷻ. Demikianlah Allahﷻ memelihara KEHAMBAAN ini melalui Syeikh Tijani r.a dan isteri beliau yang berkulit hitam, yang melahirkan anak-anak beliau yang berkulit hitam, dan menyempurnakan sifat KEHAMBAAN tersebut dikalangan mereka dan pengikut-pengikut mereka kemudiannya yang berkulit hitam. 

Dan kesempurnaan KEHAMBAAN ini diteruskan dikalangan bangsa kulit hitam benua Africa melalui Thoriqah Tijaniy, yang tiada padanya kedudukan Maqam melainkan disitulah letaknya hadrah yang tertinggi melebihi Maqam-Maqam tertinggi yang ada. 

Dan kesempurnaan KEHAMBAAN itu tidaklah ianya mempunyai Maqam kerana nisbah hadrahnya adalah keatas pemilik KEHAMBAAN yang sempurna, yakni Sayidina Muhammad ﷺ. 

Semoga Allahﷻ  merahmati dan memberkati Murobbina Al Arifbillah Sayidi Ahmad Al Hadi Al Hasani Hafizahullahu Ta'ala yang telah memberikan kefahaman kepada kami.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۞ سُبحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ ۞ وَسَلامٌ عَلَى اْلُمرْسَلِيْنَ ۞ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ۞

Ahad, 1 Oktober 2023

Wirid lepas Solat

1/ أسْتَغْفِرُ اللهَ أسْتَغْفِرُ اللهَ أسْتَغْفِرُ اللهَ ، اللَّهُمَّ أنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الجَلالِ والإكْرَامِ

/ أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ الله الرحمنِ الرحيمِ ، اللهمَّ أذِهبْ عنِّي الهَمَّ و الحَزَنْ

2/ لا إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَريكَ لَهُ ، لَهُ الـمُلْكُ ولَهُ الـحَمْدُ ، وهُوَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ ، اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِـمَا أعْطَيْتَ ، ولا مُعْطِيَ لِـمَا مَنَعْتَ ، ولاَ يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ مِنْكَ الجَدّ
                              
4/ أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ إهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ( klu blh satu nafas )

5/ لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ ، فَإِن تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
‏( 7 kali slps subuh + maghrib

‏ satu kali slps solat yg lain 

6/ بسم الله الرحمن الرحيم ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم 10 مرات ( subuh + asar )

7/ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ صلى الله عليه وسلم وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ صلى الله عليه وسلم وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ ، وَعَلَيْكَ الْبَلَاغُ ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّه العليِّ العظيم

8/ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ والهَادِي إلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ وعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ ومِقْدَارِهِ العَظِيمِ ، صَلاَةً تَفْتَحُ لَنَا بِهَا أَبْوَابَ الرِّضَى وَالتَّيْسِيرِ ، وَتُغْلِقُ بِهَا عَنَّا أَبْوَابَ الشَرِّ وَالتَّعْسِيرِ ، وَتَكُونُ لَنَا بِهَا وَلِيًّا وَنَصِيرًا ، أَنْتَ وَلِيُّنَا وَمَوْلاَنَا ، فَنِعْمَ المَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

9/ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

TORIQAH SYUKUR ADALAH JALAN ASLI MUHAMMADI

Telah berkata Qutub Ad-Dibaghi;

"Bahawasanya toriqah Syukur adalah toriqah asal,yaitu toriqah yang terbina atasnya hati para Nabi-Nabi dan hamba-hamba pilihan Allah(, mereka adalah daripada kalangan sahabat sahabat Nabi dan lainnya,..
…Ibadah mereka kepada Allah (berteraskan kepada keikhlasan semata-mata,dan mereka ini berusaha mengelak diri daripada terjerumus dalam kancah mengharapkan segala habuan dan tujuan kepada Allah (  
…dan mengiktiraf kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri serta menyedari bahawa dirinya tidak mampu untuk menyempurnakan segala tuntutan tuhan ..
..dan mereka ini menerima seadanya keadaan diri mereka mengikut kehendak peredaran masa dan zaman..
Maka apabila Allah (mengetahui kejujuran/kesungguhan mereka dalam beribadah kepada Allah ( ,maka dengan sifat kemurahan Allah.. Allah membalas kesungguhan mereka dengan suatu habuan yang bersesuaian dengan diri mereka,seperti pembukaan ilahi dalam makrifah akan Allah ( dan juga dapat merasai kemanisan iman yang sebenar…
Maka apabila ahli riadah(mujahadah) mengetahui kejayaan yang dikecapi oleh ahli mahabbah(syukur),maka pada ketika itu ahli riadah menjadikan matlamat ibadah mereka hanya untuk mendapatkan pembukaan ilahi dan umpamanya,,
sehinggakan mereka ini bertungkus lumus dengan bebagai cara,antaranya:dengan berpuasa,qiyamullail,berjaga malam dan dengan berkhalwat secara berterusan sehinggalah mereka ini mencapai matlamat yang mereka inginkan  
Maka hijrah yang sebenar dalam toriqah syukur dan mahabbah ,ialah : permulaannya dengan hijrah kepada Allah ( dan Rasulnya dan bukannya kepada sebarang pembukaan ilahi dan kasyaf tertentu..
dan adapun hijrah ahli toriqah riadah (mujahadah) permulaannya ialah kepada pembukaan-pembukaan dan mengharapkan kepada sesuatu martabat yang tertentu..

Kesimpulannya:
Perjalanan dalam toriqah Syukur ialah perjalanan mata hati
..dan perjalanan dalam toriqah mujahadah ialah dengan menjalani ketahanan dan kekuatan tubuh badan..  
Pembukaan dalam toriqah syukur adalah hujumi(هُجُومِيٌّ) (1)yaitu seorang murid itu tidak mengharapkan sesuatu hasil yang di inginkannya ,bahkan seorang murid itu hanyasanya ia masih berada didalam maqam memohon taubat dan pengampunan daripada segala dosanya ,tiba tiba datang atas dirinya pembukaan ilahi.. “
(berakhirnya perkataan Qutub Ad-Dibaghi)

(1)ertinya diserang,dilanggar,,maksudnya :pembukaan datang dengan tiba-tiba,tanpa diduga..

 
 
Sayidi Ahmad Al-Hadi menambah katanya:
Bahawasanya permulaan niat dalam perjalanan Syukur dan mahabbah adalah dengan niat yang ikhlas , suci lagi murni
Dan permulaan niat dalam perjalanan mujahadah masih lagi bercampur baur dengan sesuatu tujuan
perjalanan dalam toriqah syukur dan mahabbah dinamakan perjalanan mata hati dan melalui sentapan/tarikan ilahi dan atas pilihan Allah (
Sepertimana firman Allah (
" اللهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ "
Ertinya: 
Allah ( memilih seseorang yang ia suka untuk sampai kepadanya

perjalanan di dalam toriqah mujahadah dinamakan perjalanan dengan melalui kekuatan dan ketahanan tubuh badan dan suluk 
Sepertimana firman Allah (
" ويَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ "
Ertinya :
Allah ( memberi hidayah kepada sesiapa yang mengikut jalannya..
Pembukaan dalam toriqah syukur dinamakan hujumi(1)yaitu dengan tiada meminta dan mengharapkan sesuatu,,
(1)ertinya diserang,dilanggar,,maksudnya :pembukaan datang dengan tiba-tiba,tanpa diduga..
Sepertimana yang dinyatakan oleh Sayidi Ahsan Al-Ba’qili RA :
" فَطَلَبُ الفتحِ فيهَا عَائِقٌ عَنِ الفتحِ "
Ertinya :
mengharapkan sesuatu pembukaan ilahi di permulaan niat,ia adalah penghalang kepada sebarang pembukaan ilahi..
dan pembukaan dalam toriqah mujahadah/riadah terhasil dengan sesuatu helah ,tindakan dan sebab

Pernyataan Sayyidi Syeikh Ahmad At Tijani ra bahwa dia adalah Al Khatmul Auliya' Al Quthbul Maktum

Diceriterakan dalam kitab Rimah (cetakan terbaru) jilid: 2 halaman 496, bersumber dari ceritera Sayyidi Muhammad Al Ghali Abu Thalib ra.  bahwa pada suatu malam di hadapan para murid murid beliau yang berkumpul di zawiyahnya, Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijani ra, memanggil Sayyidi Syeikh Muhammad Al ghali Abu Thalib ra. dia adalah salah satu sahabat besar beliau yang terkenal kealiman dan ketinggian pangkat, himmah serta kewaliannya. Dia juga tergolong syurafa' (kata tunggalnya syarif), yaitu sebutan bagi mereka yang tergolong keturunan Rasulullah SAW dari Sayyidah Fathimah Az Zahra Al Batuul ra. dengan suaminya Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallaahu wajhahu. Dia juga termasuk sahabat Sayyidi Syeikh yang berani bertanya jika ada hal hal yang memang perlu untuk ditanyakan. Ketika beliau sudah hadir dan para sahabat besar yang lain juga berkumpul, Sayyidi Syeikh minta persaksian dan mengatakan:

قَدَمَايَ هَتَانِ عَلَى رَقَبَةِ كُلِّ وَلِيِّ للهِ تَعَالَى
"Kedua kakiku ini berada diatas pundak semua  Wali Allah SWT"

Sayyidi Syeikh Muhammad Al Ghali Abu Thalib ra bertanya, "Ya Sayyidi, apakah tuan berada dalam keadaan tetap sadar atau dalam keadaan tidak sadar dan hilang akal?".. Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijani ra, menjawab:

بَلْ أَنَا فِى الصَّحَو وَالبَقَاءِ وَكَمَالُ العَقْلِ, وَللهِ الحَمْدُ وَالْمِنَّةِ
"Bahkan saya berada dalam keadaan sehat dan tetap sadar serta akal yang sempurna, dan bagi Allah segala puji dan karunia".

Lalu Sayyidi Muhammad Al Ghali ra bertanya lagi: lalu bagaimana pendapat Tuan tentang pernyataan Sayyidi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ra yang menyatakan:

قَدَمِي هَذِهِ عَلَى رَقَبَةِ كُلِّ وَلِيِّ للهِ تَعَالَى 
"Satu kakiku ini berada diatas pundak semua Wali Allah SWT"

Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijani radliyallaahu anhu menjawab:

صَدَقَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ يَعْنِي أَهْلُ عَصْرِهِ,وَأَمَّا أَناَ فَأَقُولُ قَدَمَايَ هَتَانِ عَلَى رَقَبَةِ كُلِّ وَلِيِّ للهِ تَعَالَى مِنْ لَدُنَّ أَدَمَ اِلَى النُّفِخَ فِى الصُّوْرِ
"Benar (pernyataan) Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ra itu. Maksudnya untuk para auliya' yang hidup pada zaman beliau */. Sedangkan (khusus) aku, maka aku katakan: "Kedua kakiku ini berada diatas pundak semua  Wali Allah SWT sejak Nabi Adam as sampai ditiupnya sangka kala (kiamat)".

*/ Maksudnya Sayyidi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani ra adalah Sulthanul Auliya' pada zaman beliau masih hidup, adapun setelah beliau wafat maka jabatan itu pindah kepada Wali Quthub berikutnya. Karena dalam setiap zaman harus ada 124000 wali, dan yang memegang pucuk pimpinan adalah seorang Wali Quthub.

Lalu Sayyidi Muhammad Al Ghali Abu Thalib ra bertanya lagi: Bagaimana Ya Sayyidi, jika suatu saat nanti ada orang lain berkata seperti yang tuan katakan: Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijani radliyallaahu anhu menjawab
لاَيَقُولُهُ أَحَدٌ بَعْدِي
"Tak seorangpun yang akan berkata seperti ini setelahku"

Lalu Sayyidi Muhammad Al Ghali ra bertanya lagi: Ya Sayyidi, Tuan mempersempit kesempatan atas turunnya rahmat dan karunia Allah Yang Maha Luas. Bukankah Allah itu Maha Kuasa untuk memberi futuh kepada seorang Wali, lalu Dia memberinya ; fuyudhat, tajalliyat, minnah, ma'rifah, ilmu ilmu, hikmah, asraar, taraqqiyaat dan ahwal yang lebih banyak dari pada yang diberikan kepada tuan?... Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijani radliyallaahu anhu menjawab:

بَلَى قَادِرٌ عَلَى ذَلِكَ وَأَكْثَرَ مِنهُ وَلَكِنْ لاَ يَفعَلُهُ لِأَنَّهُ لَمْ يُرِدْهُ, أَلَمْ يَكُنْ قَادِرًا عَلَى أَن يَنْبِئُ أَحَدًا وَيُرسِلُهُ إِلَى الخَلقِ وَيُعطِيَهُ أَكثَرُ مِمَّا أَعْطَى مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ, وَهَذَا مِثْلُ ذَلِكَ مَا أَرَدَهُ فِى الأَزَلِ وَلَمْ يُسَبِقُ فِيهِ عِلْمُهُ تَعَالَى.(رماح : 2 \ 496)
"Benar, Allah SWT berkuasa berbuat seperti itu bahkan yang jauh lebih besar sekalipun. Tapi tidak akan dilaksanakan karena Allah tidak menghendakinya, Bukankah Allah SWT berkuasa untuk mengangkat seorang Nabi (lagi) dan diutus untuk makhluk-Nya dan memberinya karunia yang lebih banyak dari pada yang diberikan kepada Rasulullah SAW? Dan itulah perumpamaannya. Allah tidak menghendaki sejak zaman azali (sebelum alam ada), dan hal tersebut tidak tercantum (terencana) dalam ilmu Allah SWT". (Rimah cetakan terbaru: Jilid 2 halaman: 496)

Catatan penting:
Dipanggilnya Sayyidi Syeikh Muhammad Al Ghali Abu Thalib sebagai saksi, mempunyai makna yang sangat besar sekali. Karena masalah yang akan dikabarkan oleh beliau adalah masalah dan tanggung jawab sangat besar, maka dalam hal ini dibutuhkan saksi saksi dari orang orang besar dan punya pengaruh yang besar pula. Gunanya adalah untuk kepentingan masa depan, agar tidak ada fitnah dan pelecehan.

Dalam berbagai kesempatan, Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijani ra, telah memberikan berbagai penjelasan tentang Al Khatmul Auliya', Al Quthbul Maktuum, baik berupa sifat sifat maupun keutamaannya diantara para awliya'. Diantara penjelasan penting yang menggambarkan betapa tingginya kedudukan beliau disisi Allah SWT dan Rasulullah SAW dan perbandingannya dengan para awliya' yang lain berikut ini kami kutip secara berturut turut sebuah penjelasan yang terdapat dalam ktab Al Khalashatul waafiyah halaman 76 sebagai berikut:

أَمَّا فَضْلُ الشَّيخِ سَيِّدَناَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ فَهُوَ شَهِيرٌ وَظَاهِيرٌ كَاالشَّمسِ فِى وَسَطِ السَّمَاءِ فَهُوَ القُطْبُ الْمَكْتُومِ وَالكَنْزُ الْمُطَلْسَمِ وَالخَاتِمِ لِلأَقطَابِ الْمُحَمَّدِيِّينَ وَالأَولِيَاءِ الصَّالِحِينَ، فَلَيسَ لِوَلِيٍّ مِنَ الأَولِيَاءِ مَرْتَبَةً تُسَاوِي مَرتَبَتُهُ وَلاَ مَقَامَ أَسْمَى وَأَرْفَعُ مِنْ مَقَامِهِ وَلاَ مَشْرَبَ أَوسَعَ وَأَتَمَّ مِنْ مَشْرَبِهِ, فَمَشْرَبُهُ جَامِعُ لِجَمِيْعِ مَشَارِبِ الطُرُقِ, فَهُوَ مُخْتَصُّ بِهِ رَضِيَ اللهٌ عَنْهُ. (الخلاصة الوافية: 76)
"Adapun keutamaan Syeikh Sayyidina ra, sebenarnya samgat terkenal dan terang benderang bagaikan matahari di tengah cakrawala langit. Dia adalah Al Quthbul Maktuum (wali quthub yang dirahasiakan), dan gudang rahasia (uluhiyah dan rabubiyah), dan penutup bagi martabat para wali quthub dari ummat Nabi Muhammad SAW, dan para  wali yang shalih, maka tak ada seorang walipun yang punya martabat sebanding dengan martabat beliau, dan tidak ada maqam yang lebih mulya dan lebih tinggi dari maqam beliau, dan tidak ada masyrab (telaga ilmu kewalian) yang lebih luas dan lebih sempurna dari masyrab beliau, sedangkan masyrab beliau adalah kumpulan dari masyrabnya seluruh thariqah, dan hal tersebut dikhususkan untuk Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijani radliyallaahu anhu". (Al Khalashatul Waafiyah:76)

Berikut ini kami kutip beberapa pernyataan beliau berkaitan dengan tugas dan haliyah Al Quthbul Maktuum, antara lain:
.
قَالَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ وَنَفَعَنَا بِأَسْرَارِهِ وَعُلُومِهِ : قَدْ أَخبَرَنيِ سَيِّدُ الوُجُودِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ بِأَنِّي القُطبُ الْمَكتُومِ مِنْهُ إِلَيَّ مُشَافَهَةً يَقْظَةً لاَمَنَامًا(رماح: 2 \495)
Berkata Sayyidi Syeikh radliyallaahu 'anhu, dan semoga kita mendapat manfaat dari asrar dan ilmunya: Benar benar telah mengabarkan kepadaku Sayyidul Wujud Rasulullah SAW bahwa sengguhnya aku adalah Al Quthbul Maktuum, (kabar ini) disampaikan langsung dari beliau kepada saya dalam keadaan sadar (yaqadzah) bukan dalam mimpi".(Rimah (cetakan terbaru) Jilid 2: 495).

وَسُئِلَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ مَا مَعْنَى الْمَكتُومُ؟ فَقَالَ هُوَ الَّذِي كَتَمَهُ اللهُ عَنْ جَمِيْعِ خَلْقِهِ حَتَّى الْمَلاَئِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ إِلاَّ سَيِّدُ الوُجُودِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّهُ عَالِمٌ بِهِ وَبِحَالِهِ وَهُوَالَّذِي حَازَ كُلُّ مَاعِنْدَ الْأَولِيَاءِ مِنَ الكَمَالاَتِ الإِلَهِيَّةِ, وَاحْتَوَى عَلَى جَمِيْعِهَا(رماح: 2 \495)
Dan ditanya Sayyidi Syeikh radliyallaahu 'anhu tentang apa maksud / makna Al Maktuum?... Beliau menjawab: Dia (adalah wali) yang dirahasiakan oleh Allah dari (pandangan dan pengetahuan) seluruh  mahluk-Nya. Bahkan para malaikat dan para nabi (tidak diberi tahu). Kecuali Sayyidul Wujud Rasulullah SAW. Sesungguhnya beliau mengetahui (siapa wali Al Maktuum) itu dan juga tahu tentang hal ihwalnya. Dan Dialah (Al Maktuum) yang menghimpun semua kesempurnaan sifat ilahiyah yang ada pada  para wali dan menjadi penjaga bagi semuanya. ".(Rimah (cetakan terbaru) Jilid 2: 495).

قَالَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ: أَنَا سَيِّدُ الأَولِيَاءِ كَمَا أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ الأَنْبِيَاءِ. (رماح: 2 \495)
Berkata Sayyidi Syeikh radliyallaahu 'anhu: "Aku adalah penghulu bagi para wali sebagaimana Rasulullah SAW sebagai penghulu bagi para nabi. (Rimah (cetakan terbaru) Jilid 2: 495).

قَالَ رَضِيَ اللهُ عَنهُ وَأَرْضَاهُ: لاَيَشْرَبُ وَلِيٌّ وَلاَيَشْقَى إلاَّ مِنْ بَحرِنَا مِنْ نَشَأَةِ العَالَمِ إِلَى النُّفِخُ فِى الصُّورِ. (رماح: 2 \495)
Berkata Sayyidi Syeikh radliyallaahu 'anhu wa ardhaahu: "Tak seorang walipun yang minum atau mengambil ilmu kewalian, kecuali ia mengambil dari lautan ilmu kewalianku, sejak permulaan alam diciptakan sampai ditiupnya sangkakala". (Rimah (cetakan terbaru) Jilid 2: 495).

وَقَد ثَبَّتَ عَن شَيخِنَا رَضِيَ اللهُ عَنهُ أَنَّ سَيِّدُ الوُجُودِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَخبَرَهُ يَقظَةً بِأَنَّهُ الخَتْمُ الْمُحَمَّدِي الْمَعْرُوفُ عِندَ جَمِيْعِ الأَقْطَابِ وَالصِّدِّقِينَ. بِأَنَّ مَقَامَهُ لاَمَقَامَ فَوقَهُ فِى بِسَاطِ الْمَعْرِفَةِ بِاللهِ تَعَالَى وهَذَا الخَتْمُ هُوَ الْمُتَلَقَّى لِجَمِيْعِ مَا يُفِيْضُ مِنْ ذَوَاتِ الأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ مِنَ الإِمْدَادِ وَهُوَ الْمُفِيْضُ لِتِلْكَ الإِمْدَادِ عَلَى جَمِيْعِ الأَوْلِيَاءِ وَإِنْ لَمْ يَعْلَمُوا بِهِ. وَفَضْلُ سَيِّدُنَا الشَّيْخِ رَضِيَ اللهُ عَنهُ لاَيُحْصِرُ بِالْعَدَدِ وَلاَ يُدْرِكُ بِالقِيَاسِ وَلاَيُحِيْطُ بِهِ الأَقْلاَمُ وَلاَ يَعْلَمُ حَقِيقَةُ فَضْلِهِ إِلاَّ الله اَلَّذِي تَفَضَّلَ بِهِ عَلَيْهِ وَرَسُولِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ. (الخلاصة الوافية: 76)

"Dan benar benar telah ditetapkan, (sebuah) kabar dari Sayyidi Syeikh radliyallaahu 'anhu, bahwa sesungguhnya Sayyidul wujuud SAW memberinya kabar dalam keadaan sadar (bukan mimpi) bahwa dia adalah Al Khatmul Auliya' yang terkenal di kalangan para wali quthub dan para shiddiqiin. Bahwa sesungguhnya maqam beliau adalah maqam yang tidak ada lagi maqam diatasnya dalam masalah kema'rifahan kepada Allah SWT, dan (pemilik maqam) Al Khatmu ini adalah Dia yang menerima langsung (aliran) madaad yang turun dari para nabi alaihimus shalatu was salaam, dan dia pula  yang membagi (aliran madad) tersebut kepada para setiap wali (quthub) walaupun mereka tidak tahu (hal tersebut). Dan keutamaan Sayyidi Syeikh radliyallaahu 'anhu tidak terhitung lagi jumlahnya, dan tidak bisa dijangkau dengan berbagai perumpamaan, dan tidak akan mampu ditulis dengan pena, dan tidak ada yang tahu hakekat keutamaannya kecuali Allah SWT yang memberikan keutamaan tersebut dan Rasulullah SAW". (Al Khalashatul Waafiah :76).