Khamis, 25 Julai 2019

HAL-HAL YANG MENYERTAI NAFSU

#FAIDLOH #TIJANIYAH

*بِسٔمِ اللّٰهِ الرَّحٔمٰنِ الرَّحِئمِ ،الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩*

Perkara-perkara yang mengiringi (senantiasa menyertai) keinginan nafsu banyak, sebagian ulama menghitungnya sampai 200 macam. Diantaranya adalah cinta dunia dan jabatan, riya', hasud, ujub, sombong, dengki, dendam, zholim, marah bukan karena Allah swt, menipu, sum'ah, bakhil, berpaling dari kebenaran, tenggelam dalam perkara yang tak penting, tamak, takut melarat, murka pada takdir, tidak mau menerima kebenaran, memuliakan orang kaya karna kekayaan mereka, meremehkan orang miskin karena kemiskinan mereka, merasa bangga, berjalan dengan sombong, bersaing dalam urusan dunia, membanggakan harta benda dunia, berhias untuk makhluk, cari perhatian, suka pujian, sibuk mengurusi aib orang lain daripada aibnya sendiri, melupakan nikmat Allah swt, ambisi, semangat dan takut bukan karena Allah swt, dan lain-lain dari segala perkara yang bisa menghilangkan adab-adab ubudiyah(penghambaan) yaitu adab bermu'amalah dengan Allah swt seperti suka memakai pakaian kebesaran dimana ia tidak ridlo pada pakaian budak.

Sumber :
*(KITAB AL IROAH karya SIDI ASSYEKH AL HAJ AL AHSAN AL BA'QILI ATTIJANY RODLIYALLAHU 'ANHU)*
=============================
Semoga Allah swt senantiasa memberikan kita kekuatan untuk melawan dan menundukkan nafsu, selalu istiqomah dalam mendekatkan diri pada-NYA sampai mati dalam keadaan husnul khotimah. Aaamiiiin.....

*الله يقبل علينا وعليكم بمحض فضله ورضاه*
=============================

#AchmadSomadyAroby
#Jatibarangbrebes #kamis250719 #22dzulqodah40 #260

Selasa, 23 Julai 2019

Kisah Nabi & Waliullah : Menutup Aib Saudara nya (Lucu, Menghibur dan Penuh Hikmah)

Siapa Yang Kentut..? Silahkan Berdiri..!

Kisah #1

Dikisahkan, bahwa suatu hari para sahabat sedang berkumpul di masjid. Lalu terciumlah bau kentut diantara mereka, sehingga membuat para sahabat tidak tahan dengan bau tersebut, salah seorang dari mereka berdiri dan berkata,

“Barangsiapa yang kentut, silakan bangun”. Hening, tak seorang pun berdiri.

Ketika datang waktu Isya mereka berkata, “Orang yang kentut pasti akan berwudhu setelah ini. Orang itulah yang kentut”.

Setelah itu, para sahabat menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang keluar. Masih seperti tadi, tak seorang pun yang beranjak dari tempat duduknya, mungkin malu.

Lalu Bilal bangun untuk mengumandangkan adzan. Kemudian Nabi Muhammad berkata: “Tunggu dulu, aku belum batal, tapi aku hendak berwudhu lagi.”

Lalu para sahabat pun ikut berwudhu dan tidak diketahui siapa yang kentut waktu itu.

Kisah #2

Usai shalat ashar di masjid Quba, seorang sahabat mengundang Nabi beserta jamaah untuk menikmati hidangan daging unta di rumahnya. Ketika sedang makan, ada tercium aroma tidak sedap.

Rupanya diantara yang hadir ada yang buang angin. Para sahabat saling menoleh. Wajah Nabi sedikit berubah tanda tidak nyaman.

Maka tatkala waktu shalat maghrib hampir masuk, sebelum bubar, Rasulullah berkata: “Barangsiapa yang makan daging unta, hendaklah ia berwudhu!”.

Mendengar perintah Nabi tersebut maka seluruh jamaah mengambil air wudhu. Dan terhindarlah aib orang yang buang angin tadi.

Subhanallah. Sungguh, dalam diri Nabi terdapat teladan yang baik bagi kita semua.

Kisah #3

Kisah tentang menjaga perasaan saudara seiman pun juga terjadi pada seorang ulama, yaitu Syaikh Abdurrahman Hatim bin Alwan. Beliau merupakan salah satu ulama besar di Khurasan pada zamannya. Dikenal dengan Hatim Al A’sham, yang artinya Hatim si tuli.

Suatu ketika ada seorang wanita yang datang menemui beliau. Namun, tanpa sengaja ia kentut dengan suara yang cukup keras. Wanita itu salah tingkah, menahan malu. Lalu syaikh ini pura-pura tuli, dan meminta si wanita mengulangi pertanyaannya.

Dengan sikap sang syaikh, wanita itu pun merasa sedikit lega. Ia mengira sang syaikh benar-benar tuli. Lalu mereka berbicara dengan saling meninggikan suara.

Wanita itu hidup selama lima belas tahun setelah kejadian tersebut. Selama itu pula Syaikh Hatim pura-pura tuli. Hingga wanita itu meninggal, ia tak pernah tahu kepura-puraan beliau.

—–

Ketiga kisah di atas menceritakan bagaimana seharusnya seorang muslim menjaga kehormatan saudaranya. Bukan malah menertawakannya atau menyebarkan aibnya.

Abu Hurairah berkata, Nabi bersabda :

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ.

“… siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya.”

PENGERTIAN DOA

Menurut Murobbina wa Mursyiduna Sidna Sayyidi Ahmed Al Hadi Al Hasani Al Maghribi At-Tijani hafizhohullah ketika mensyarahkan kitab Iraah Bab "Ketika dalam solat dan ketika diluar solat"  karangan  Al-'Alaamah Al-'Aarif Billah Sayyidi Al-Ahsan bin Muhammad bin Abi Jamaa'ah Al Ba'qili Rodhiyallahu anhu.

"Doa itu adalah untuk menzohirkan keHambaan, keHajatan dan keHinaan diri kita"
Bukanlah kita paksa Allah tunaikan hajat apa yang kita kehendaki. Barangsiapa meninggalkan doa dia telah menyombong dengan Allah. Kerana Allah perintahkan hamba²-NYA supaya berdoa/memohon kepada-NYA. Barangsiapa berpegang dengan doa dia (apa dipohon mesti Allah kena bagi) maka dia adalah golongan bodoh.

Sesungguhnya kita berdoa hanya semata² menunjukkan diri kita ini adalah hamba yang betapa lemah tidak ada daya upaya yang begitu berhajat sangat² dan memerlukan Allah yang Maha Kuasa, Yang Maha Pemberi, Maha Penentu segalanya. Inilah dikatakan 'Ubudiyah. Bukanlah kita berdoa dan memaksa Allah mesti bagi apa yang kita mohon.

Mudah² kita semua dikurniakan sifat kehambaan yang hakiki. Dan dimasukkan dalam golongan yang diseru dengan :-
"Serta masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaku yang berbahagia.Dan masuklah ke dalam SyurgaKu! "

Firman Allah didalam sueah Al Fajr ayat 29-30

فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي

Selasa, 16 Julai 2019

Sifat 20 bagi Allah

Pengertian Sifat-sifat Allah

Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang tidak terhingga bagi Allah.Sifat-sifat Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai bahawa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah.Maka, wajib juga dipercayai akan sifat Allah yang 20 dan perlu diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah adalah merupakan lawan kepada sifat wajib bagi Allah.

Ilmu Tauhid

Adapun Mubadi ilmu tauhid itu sepuluh perkara:

1. Nama ilmu ini yaitu ilmu Tauhid, ilmu Kalam, ilmu Sifat, ilmu Ussuluddin, ilmu ‘Aqidul Iman

2. Tempat ambilannya : yaitu diterbitkan daripada Qur’an dan Hadits

3. Kandungannya yaitu mengandung pengetahuan dari hal membahas ketetapan pegangan kepercayaan kepada Tuhan dan kepada rasul-rasulNya, daripada beberapa simpulan atau ikatan kepercayaan dengan segala dalil-dalil supaya diperoleh I’tikad yang yakin (kepercayaan yang putus/Jazam sekira-kira menaikkan perasaan/Zauk untuk beramal menurut bagaimana kepercayaan itu.

4. Tempat bahasannya atau Maudu’nya kepada empat tempat:

Pada Zat Allah Ta’ala dari segi sifat-sifat yang wajib padanya, sifat-sifat yang mustahil padaNya dan sifat-sifat yang harus padaNya.

Pada zat rasul-rasul dari segi sifat-sifat yang wajib padanya, sifat-sifat yang mustahil padanya dan sifat-sifat yang harus padanya

Pada segala kejadian dari segi jirim dan jisim dan aradh sekira-kira keadaannya itu jadi petunjuknya dan dalil bagi wujud yang menjadikan dia

Pada segala pegangan dan kepercayaan dengan kenyataan yang didengar daripada perkhabaran rasul-rasul Allah seperti hal-hal surga dan neraka dan hari kiamat

5. Faedah ilmu ini yaitu dapat mengenal Tuhan dan percaya akan rasul dan mendapat kebahagian hidup didunia dan hidup di akhirat yang kekal.

6. Nisbah ilmu ini dengan lain-lain ilmu, yaitu ilmu ini ialah ilmu yang terbangsa kepada agama Islam dan yang paling utama sekali dalam agama Islam.

7. Orang yang menghantarkan ilmu ini atau mengeluarkannya yaitu, yang pertama mereka yang menghantarkan titisan ilmu tauhid dengan mendirikan dalilnya untuk menolak perkataan meraka yang menyalahi ialah dari pada ulama-ulama yang mashur yaitu Imam Abu Al hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur At Maturidi tetapi mereka pertama yang menerima ilmu tauhid daripada Allah Ta’ala ialah nabi Adam alaihissalam, dan yang akhir sekali Nabi Muhammad SAW.

8. Hukumnya, yaitu fardhu ‘ain bagi tiap-tiap orang yang mukallaf laki-laki atau perempuan mengetahui sifat-sifat yang wajib, yang mustahil dan yang harus pada Allah Ta’ala dengan jalan Ijmal atau ringkasan begitu juga bagi rasul-rasul Allah dan dengan jalan tafsil atau uraian

9. Kelebihannya yaitu semulia-mulia dan setinggi-tinggi ilmu daripada ilmu yang lain-lain, karena menurut haditsnya nabi: Inallahata’ala lam yafrid syai’an afdola minattauhid wasshalati walaukana syai’an afdola mintu laf tarodohu ‘ala malaikatihi minhum raakitu wa minhum sajidu, artinya, Tuhan tidak memfardukan sesuatu yang terlebih afdhol daripada mengEsakan Tuhan. Jika ada sesuatu terlebih afdhol daripadanya niscaya tetaplah telah difardhukan kepada malaikatnya padahal setengah daripada malaikatnya itu ada yang ruku’ selamanya dan setengah ada yang sujud selamanya dan juga ilmu tauhid ini jadi asal bagi segala ilmu yang lain yang wajib diketahui dan lagi karena mulia , yaitu Zat Tuhan dan rasul dan dari itu maka jadilah maudu’nya semulia-mulia ilmu dalam agama islam.

10. Kesudahan ilmu ini yaitu dapat membedakan antara I’tikad dan kepercayaan syah dengan yang batil dan dapat pula membedakan antara yang menjadikan dengan yang dijadikan atau antara yang Qadim dengan yang muhadasNya

Ilmu Tauhid

Adapun pendahuluan masuk pada menjalankan ilmu tauhid itu berhimpun atas tiga perkara:

1. Khawas yang lima yaitu, Pendengar, Penglihat, Pencium, Perasa lidah dan Penjabat

2. Khabar Mutawatir, yaitu khabar yang turun menurun. Adapun khabar mutawatir itu dua bahagi:

a. Khabar Mutawatir yang datang daripada lidah orang banyak

b. Khabar Mutawatir yang datang daripada lidah rasul-rasul

3. Kandungannya yaitu mengandungi pengetahuan dari hal membahas ketetapan pegangan kepercayaan kepada Tuhan dan kepada rasul-rasulNya, daripada beberapa simpulan atau ikatan kepercayaan dengan segala dalil-dalil supaya diperoleh I’tikad yang yakin (kepercayaan yang putus/Jazam sekira-kira menaikkan perasaan/Zauk untuk beramal menurut bagaimana kepercayaan itu.

Akal

Adapun ‘Akal itu terbahagi kepada dua :

1. ‘Akal Nazori, yaitu akal yang berkehendak kepada fikir dan keterangan.

2. ‘Akal Doruri, yaitu akal yang tiada berkehendak kepada fikir dan keterangan.

Adapun Hukum ‘Akal itu tiga bahagi:

1. Wajib ‘Akal, yaitu barang yang tiada diterima oleh akal akan tiadanya maka wajib adanya (Zat, Sifat dan Af’al Allah)

2. Mustahil ‘Akal, yaitu barang yang tiada diterima oleh akal akan adanya maka mustahil adanya (Segala kebalikan daripada sifat yang wajib, sekutu)

3. Harus ‘Akal, yaitu barang yang diterima oleh akal akan adanya atau tiadanya (Alam dan segala isinya yang baharu/diciptakan)

Mumkinun (Baharu Alam)

Adapun yang wajib bagi ‘Alam mengandung empat perkara:

1. Jirim, yaitu barang yang beku bersamaan luar dan dalam seperti, batu, kayu, besi dan tembaga

2. Jisim, yaitu barang yang hidup memakai nyawa tiada bersamaan luar dalam seperti manusia dan binatang

3. Jauhar Farad, barang yang tiada boleh dibelah-belah atau dibagi-bagi seperti asap, abu dan kuman yang halus-halus

4. Jauhar Latief, yaitu Jisim yang halus seperti ruh, malaikat, jin, syaiton dan nur

Wajib bagi Jirim, Jisim, Jauhar Farad dan Jauhar Latief bersifat dengan empat sifat:

1. Tempat, maka wajib baginya memakai tempat seperti kiri atau kanan, atas atau bawah, hadapan atau belakang

2. Jihat, maka wajib baginya memakai jihat seperti utara atau selatan, barat atau timur, jauh atau dekat

3. Berhimpun atau bercerai

4. Memakai ‘arad, yaitu gerak atau diam, besar atau kecil, panjang atau pendek dan memakai rasa seperti manis atau masam, masam atau tawar dan memakai warna-warna seperti hitam atau putih, merah atau hijau dan memakai bau-bauan seperti harum atau busuk

Hukum Adat Thobi’at

Adapun yang wajib bagi hukum adat Thobi’at yang dilakukan didalam dunia ini sahaja, seperti makan, apabila makan maka wajib kenyang sekedar yang dimakan begitu juga api apabila bersentuh dengan kayu yang kering maka wajib terbakar, dan pada benda yang tajam yang apabila dipotongkan maka wajib putus atau luka.

Dan begitu juga pada air apabila diminum maka wajib hilang dahaga sekedar yang diminum. Adapun yang mustahil pada adat Thobi’at itu tiada sekali-kali seperti makan tiada kenyang, minum tiada hilang dahaga, dipotong dengan benda yang tajam tiada putus atau luka dan dimasukkan didalam api tiada terbakar. Akan tetapi yang mustahil pada adat itu sudah berlaku pada nabi Ibrahim as di dalam api tiada terbakar dan pada nabi Isma’il as dipotong dengan pisau yang tajam diada putus atau luka .

Adapun yang mustahil pada adat itu jika berlaku pada rasul-rasul dinamakan Mu’jizat, jika berlaku pada nabi-nabi dinamakan Irhas, jika pada wali-wali dinamakan Karamah, dan jika pada orang yang ta’at dinamakan Ma’unah dan jika berlaku pada orang kafir atau orang fasik yaitu ada empat macam:

1. dinamakan Istidraj pada Johirnya bagus dan hakikat menyalahi

2. dinamakan Kahanah iaitu pada tukang tenung

3. dinamakan Sa’uzah iaitu pada tukang sulap mata

4. dinamakan Sihir iaitu pada tukang sihir

Sifat-Sifat yang wajib bagi ‘akal tentang keTuhanan:

-Sifat Nafsiyah

-Sifat Salbiyah

-Sifat Ma’ani

-Sifat Ma’nawiyah

lalu dibahagi menjadi dua bahagi:

-Sifat Istighna (28 Aqa’id)

-Sifat Iftikhor (22 Aqa’id)

yang menghasilkan faham hakikat nafi mengandung isbat, isbat mengandung nafi (50 Aqa’id), lalu berlanjut pada huraian Sifat-sifat bagi Rasul, ditambah empat perkara rukun iman (18 Aqa’id), menghasilkan penjelasan aqa’idul iman yang 5 (lima jenis), aqa’idul iman 50, aqa’idul iman 60, aqa’idul iman 64, aqa’idul iman 66 dan aqa’idul iman 68.

Baharulah disimpulkan menjadi 4 rukun Syahadat dan adab-adabnya, serta menjelaskan penjelasan zikir, serta makna asma ALLAH

MA’RIFAT

Adapun hakikat Ma’rifat itu berhimpun atas tiga perkara:

1. ‘Itikad Jazam, yaitu ‘Itikad yang putus tiada syak, dzon dan waham

2. Muwafikulilhaq, yaitu Muafakat dengan yang sebenarnya mengikut Al Qur’an dan Hadits

3. Mu’addalil yaitu beserta dalil

Adapun Dalil itu dua bahagi:

1. Dalil naqal (naqli), yaitu Al Qur’an dan Hadits.

2. Dalil aqal (aqli), yaitu aqal kita

Adapun dalil wujud Allah Ta’ala pada orang awam yaitu Baharu alam seperti firman Allah Ta’ala dalam Al Qur’an : Allahu khaliqu kullu syai’in, artinya: Allah Ta’ala yang menjadikan tiap-tiap sesuatu

Adapun Hakikat Ma’rifat orang yang Khawas :

1. ‘Itikat jazam, tiada syak, dzon dan waham

2. Muwafakat ilmunya, aqalnya dan hatinya dengan jalan Ilham Ilahi

3. Dalil pada dirinya, seperti firman Allah Ta’ala dalam Al Qur’an: wa fii amfusikum afala tubsiruun, artinya: pada diri kamu tiadakah kamu lihat, dan juga Hadits Rasullullah, Man arofa nafsahu faqod arofa Robbahu, artinya barang siapa mengenal dirinya bahwasanya mengenal Tuhannya.

Adapun Hakikat Ma’rifat orang yang Khawasul khawas:

1. I’tikad jazam, tiada sak, dzon dan waham

2. Muwafakat Ilmunya, aqalnya dan hatinya dengan jalan kasaf Ilahi terkaya ia daripada dalil yakni tiada berkehendak lagi kepada dalil (Akal dhoruri) terus ia ma’rifat kepada Allah Ta’ala.

Adapun Ma’rifat itu tiga martabat:

1. Ilmul yaqin, yaitu segala Ulama

2. ‘Ainul yaqin, yaitu segala Aulia

3. Haqqul yaqin, yaitu segala Anbiya

Adapun wajib bagi 'alam (makhluq/baharu alam) mengandung 4 perkara :

1. Jirim ; iaitu barang yg beku bersamaan luar dan dalam seperti batu, kayu, besi & tembaga.
2. Jisim ; iaitu barang yg hidup memakai nyawa tiada bersamaan luar dalam seperti manusia & haiwan.
3. Jauhar Farad ; barang yg tiada boleh dibelah² atau dibahagi² seperti asap, abu & kuman² yg halus.
4. Jauhar Latif ; iaitu jisim yg halus seperti ruh, mailakat, jin, syaitan dan nur.

Wajib bagi jirim, jisim, jauhar farad dan jauhar latif bersifat dgn 4 sifat :

1. Tempat ; kiri atau kanan, atas atau bawah, hadapan atau belakang.
2. Jihat ; utara atau selatan, barat atau timur, jauh atau dekat.
3. Berhimpun atau bercerai.
4. Memakai 'arad ; iaitu gerak atau diam, besar atau kecil, panjang atau pendek dan memakai rasa seperti manis atau masam, masam atau tawar dan memakai warna seperti hitam atau putih, merah atau hijau dan memakai bau-bauan seperti harum atau busuk.

Salah satu sifat wajib bagi Allah Taala ialah Mukhalafatuhu Taala Lilhawadith (bersalahan Allah Taala dengan segala yg baharu), iaitu menyalahi semua perkara yg dinyatakan di atas.

####Maqulat Aina disisi Mutakallimin####

Ilmuan mutakallimin mengiktiraf kewujudan maqulat aina yang dikemukakan kesarjaan falsafah. Walaupun mereka menolak kewujudan maqulat nisbah yang lain dan menyatakan bahawa kesemua maqulat nisbah selain Aina merupakan Amrun iktibari ( hanya ada di pikiran sahaja ).

Bahkan ilmuan mutakallimin menyatakan maqulat aina merupakan sesuatu yang jenis Amrun wujudi ( ada yang sebenar dan ada di luaran ).

Aina merujuk pada sesuatu tempat.

Perbincangan disini pada pandangan ahli kalam sahaja.

Mereka menamakan maqulat aina sebagai akwan ( اكوان ).  Perkataan akwan jama' bagi kaun ( كون ). Ia bermaksud  " keadaan " terjemahan bahasa Melayu . Bukan pula kaun disini bermaksud makhluk , kerana maksud yang kedua ini terlalu umum pada tiap-tiap selain Allah.

Definisi kaun menurut ahli kalam iaitu :

حصول الجسم في الحيز

Husul sesuatu jisim di sesuatu tempat .

Husul itu lebih kurang bahasa Melayu dengan makna keberadaan , terletak atau adanya jisim di tempat tertentu.

Saya lebih suka menggunakan terjemahan keberadaan, maka terjemahan definisi kaun :

" Keberadaan jisim di suatu tempat "

Dari definisi tersebut, jika menurut ahli kalam yg menafikan hal ( perkara yang menengahi antara ada dan tiada) terdapat dua perkara pada definisi ini;

1. Zat jauhar/ jisim
2. Sifat yang berdiri di jisim.( Kaun ).

Yang berada di tempat itu bukanlah sifat, bahkan jisim itu sendiri.

Namun bagi ahli kalam yg mengisbatkan hal pula, pada definisi ini ada tiga perkara ;

1. Zat jauhar/jisim
2. Diri keberadaan ( dinamakan kaainiyyah /كائنية).
3. Sifat yg berdiri di zat. Sifat inilah menjadi sebab( illah) jauhar itu kaainiyyah.
Yang ketiga inilah namanya kaun.

Kaun itu pula terbahagi kepada empat bahagian yang dikenali sebagai akwan arba'ah ( اكوان أربعة ) iaitu :

1. Ijtimak اجتماع- : berhimpun/berhubung/bersentuhan.

2. Iftirak افتراق-: terpisah/bercerai

3. Sukun سكون-: diam/tetap

4. Harakah حركة-: bergerak/berpindah.

🔅1 -  iftirak
: Keberadaan jauhar pada suatu tempat bila dinisbahkan kepada jauhar yang lain sekira-kira boleh diselangi tengahnya jauhar yang ketiga .

Sebagaimana yang diketahui pada awal perbincangan, kaun itu keberadaan jauhar pada suatu tempat, namun apabila kita adukan antara jauhar yang lain, jika ada jauhar yang ketiga menyelangi antara kedua-dua jauhar tersebut makan kaun ini dinamakan iftirak .

Pada contoh dibawah ;

1⃣3⃣2⃣

Jauhar 1⃣ ini bila diadukan dengan jauhar 2⃣ maka ada jauhar 3⃣ yang menyelangi antara kedua-duanya... Jadi jauhar 1⃣ dipanggil iftirak iaitu ia terpisah dengan jauhar 2⃣.

Jauhar 2⃣ juga dipanggil iftirak jika diadukan dengan jauhar 1⃣.

Namun jauhar 1⃣  dipanggil ijtimak pula jika diadukan dengan jauhar 3⃣ seperti definisi seterusnya .

🔅2. Ijtimak
: Keberadaan jauhar pada suatu tempat bila dinisbahkan jauhar tersebut dengan jauhar yang lain sekira-kira tidak diselangi oleh jauhar ketiga.

Pada contoh berikut ;

1⃣2⃣3⃣

Maka jauhar 1⃣ tidak diselangi oleh jauhar 3⃣ bila dinisbahkan dan diadukan antara jauhar 1⃣ dan 2⃣..

Inilah yang dikatakan kaun iftirak iaitu keberadaan jauhar pada suatu tempat bila dinisbahkan jauhar tersebut dengan jauhar yang lain....

Pada contoh terdekat tadi, jauhar 1⃣ dipanggil iftirak dan ijtimak.

Dipanggil iftirak bila diadukan dengan jauhar 3⃣ kerana diselangi oleh jauhar 2⃣.

Dan dipanggil ijtimak bila diadukan dengan jauhar 2⃣, kerana tidak diselangi oleh jauhar 3⃣.

Jadinya, pada contoh ;
1⃣2⃣

Maka jauhar 1⃣ hanya dipanggil ijtimak , begitu juga jauhar 2⃣, kerana tidak ada langsung diselangi jauhar yang lain..

Sebagaimana yang telah diterangkan tadi, satu jauhar boleh berhimpun iftirak dan ijtimak. Adakah ini bermakna kaun itu ada dua pada satu masa?.... Jawapannya tidak, ini kerana, kaun itu hanya satu, namun kaun yang satu itu boleh dinamakan ijtimak bila diadukan kepada A dan dinamakan iftirak bila diadukan dengan jauhar B.

1⃣3⃣2⃣

1⃣ijtimak dan iftirak

Telah saya nyatakan pada awal perbincangan, kaun itu keberadaan jauhar pada suatu tempat. Atau dinamakan dalam bahasa Arab sebagai husul.. husul ini hanya satu, namun punyai nama perbagai bila diadukan dengan jauhar lain...

Dari keterangan ini, bermakna pembahagian kaun kepada empat merupakan pembahagian yang Haqiqi, kerana Haqiqat kaun hanya satu sahaja. Bahkan pembahagian ini hanya Amrun iktibari. Bukan wujudi yang ada diluaran, hanya ada di fikiran bila kita adukan antara jauhar tersebut..

🔅3 Sukun

Keberadaan yang kedua pada tempat pertama.

Atau kita kata " keberadaan yang kedua bagi suatu jauhar pada tempat yang  pertama".

📢 info sampingan

Untuk memahami bahagian sukun ( diam ) dan harakah ( gerak ), perlu dahulu kita ambil perhatian bahawa pendapat yang sahih sebagai yang dipegang oleh imam Abu Hasan al asyari " arad wujudi ( sifat yang wujudi ) tidak kekal dua masa, bahkan semua  arad sentiasa diperbaharui oleh Allah pada setiap detik. Contohnya daun pisang, apabila kita kerat dari batang diwaktu pagi. Daun itu berwarna hijau. Pada waktu petang pula, warna hijau sudah menjadi pudar dan pada hari berikutnya berubah kepada warna yang lain.. ini bermakna, warna hijau itu sentiasa ditukarkan Allah kepada warna yang lain samada sama jenis warna yang sama atau kepada warna yang lain.  Bahkan warna hijau daun pisang pada jam 9.00 pagi bukan warna hijau jam 9.01 pagi.

Dari maklumat tadi, maka kita fahami bahawa husul/keberadaan sesuatu jauhar pada tempat sentiasa diperbaharui oleh Allah SWT pada setiap masa.

Setelah itu barulah kita kaitkan dengan definisi sukun sebelum ini.

Sebagai contoh, satu kereta yg sedang berhenti di tepi jalan. Kereta tersebut berhenti selama 1 minit bersamaan 60 saat. Keberadaan jisim kereta ( kaun ) tersebut pada tempat itu sentiasa diperbaharui Allah sebanyak 60 kali ( kiraan ini sebagai contoh sahaja ) berdasarkan kiraan satu saat bersamaan satu husul/kaun.  Saat yang kedua yang bersamaan husul kedua jisim kereta berada di tempat pertama. Jika saya membuat contoh menggunakan simbul berikut ;

.husul/kaun ---->    2⃣
                                  ∆
|___|___|___|___|___|___|
   6   5.    4.   3.   2.   1.
                                   ^
                                   |
                             Tempat

Husul kedua bagi jisim kereta masih berada di tempat yang pertama. Dan kiraan 60 saat bererti 60 kali husul sedangkan tempat masih lagi tidak berubah iaitu di tempat yang pertama.

Pada saat 61 barulah kereta itu berjalan kehadapan. Maka ketika itu husul yang ke 61 sudah berada di tempat kedua seperti simbul berikut ;

. Kaun/husul -> 61
                             ∆
|___|___|___|___|___|___|
   6   5.    4.   3.   2.   1.

Ini bermakna ada 60 kaun yang kita namakan sebagai sukun atau bahasa Melayunya berkeadaan diam/sukun, dan pada saat ke 61 itu barulah dinamakan bergerak/harakah.

🔅4. Harakah

"Keberadaan pertama pada tempat kedua"

Atau kita kata " berpindah dan keluar dari tempat pertama serta masuk kepada tempat kedua"

Bukanlah bermaksud keberadaan/ kaun itu kekal, kerana telah kita maklum bahawa kaun itu sentiasa diperbaharui. Cumanya kita membayangkan saja kaun pertama masih kekal untuk berpindah jisim itu ketempat kedua seperti contoh berikut;

. Kaun/husul ->1⃣
                             ∆
|___|___|___|___|___|___|
   6   5.    4.   3.   2.   1.

Pada contoh dibawah pula ada tiga kaun pada tiga tempat. setiap kaun itu didahului kaun yang lain di tempat yang lain. Inilah yg dinamakan kaun yang Harakah/gerak ;

   Kaun ----> 2⃣
                      ∆
|___|___|___|___|___|___|
   6   5.    4.   3.   2.   1.

Berbeza pula contoh dibawah ini, yang mana ada tiga kaun itu masih di tempat pertama dan dinamakan kaun ini sebagai sukun/diam ;

. Kaun/husul ------->3⃣
                                  ∆
|___|___|___|___|___|___|
   6   5.    4.   3.   2.   1.

Jadinya, bila kita faham penerangan tadi, boleh disimpulkan bahawa semakin kurang sukun pada bilangan tempat yang sedikit semakin laju gerakan jisim kereta, dan semakin banyak sukun pada bilangan tempat yang sedikit maka semakin perlahan kereta tersebut.  seperti contoh di bawah ;

1. Laju

5⃣
   ∆
|___|___|___|___|___|___|
   6   5.    4.   3.   2.   1.

Ada lima kaun Harakah  dan satu kaun sukun.

2. Perlahan

11

|___|___|___|___|___|___|
   6   5.    4.   3.   2.   1.

Pada contoh ini ada lima kaun Harakah dan enam kaun sukun. pada setiap tempat itu ada sukun dan harakah.

3. Lebih perlahan

              11
                ∆
|___|___|___|___|___|___|
   6   5.    4.   3.   2.   1.

Setiap tempat ada dua sukun dan satu Harakah. Maka contoh yang ketiga ini lebih perlahan dari contoh ke dua kerana bilangan sukun semakin banyak dari bilangan Harakah...

Laju dan perlahan hanya di iktibar pada bilangan sukun dan harakah. Ianya bukan wujudi bahkan Amrun iktibari sahaja....

Wallahualam bis sawab wa ilaihil marjiul wal Ma'ab

AL Faqir
Abdul Rashid bin Muhamat Akip
Al Melakawi al Terengkawi

----------------------------------

Ini merupakan nota yang diulang semula.
Wallahua'lam

cpf

Ahad, 14 Julai 2019

JANGAN MACAM-MACAM DENGAN ORANG YANG BANYAK BERSHALAWAT & MEMUJI RASULULLAH ï·º

✒#BilFatih489
Dahulu di masa lalu seorang penyair hebat dan sangat terkenal yaitu Syaikh Farazdaq dimana beliau selalu asyik memuji Rasulullah ﷺ, beliau mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya.

Suatu waktu ketika beliau melakukan ibadah haji kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah ﷺ dan membaca qasidah di makam baginda ﷺ dan ketika itu ada seseorang yang mendengarkan qasidah pujian yang dilantunkannya.

Setelah selesai membaca qasidah, orang itu menemui Syaikh Farazdaq dan mengajak beliau untuk makan siang ke rumahnya. Beliau pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.

Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Syaikh Farazdaq dan berkata : “Sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan kubawa engkau ke sini untuk ku gunting lidahmu!”. Maka orang itu menarik lidah beliau lalu mengguntingnya dan berkata : “Ambillah potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!.”

Maka Syaikh Farazdaq pun menangis karena rasa sakit dan juga sedih tidak bisa lagi membaca syair untuk Sayyidina Muhammad ﷺ. Kemudian beliau datang ke makam Rasulullah ﷺ seraya berdoa :
“Ya Allah ﷻ jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya, maka biarkan aku tidak lagi boleh berkata-kata seumur hidupku, karena aku tidak memerlukan lidah ini kecuali hanya untuk memujiMu dan memuji NabiMu. Namun jika Engkau dan NabiMu ridho, maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula.”

Beliau terus menangis hingga tertidur dan bermimpi berjumpa dengan Rasulullah ﷺ yang berkata : “Aku suka mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu.”
Lalu Rasulullah ﷺ mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada tempatnya semula.

Ketika Syaikh Farazdaq terbangun dari tidurnya beliau mendapati lidahnya telah kembali seperti sediakala, maka beliaupun bertambah dahsyat memuji Rasulullah ﷺ, hingga di tahun selanjutnya beliau datang lagi menziarahi Rasulullah ﷺ dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah ﷺ.

Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemui beliau dan mengajak beliau untuk makan siang di rumahnya
Beliau teringat kejadian tahun yang lalu namun beliau tetap menerima ajakan tersebut sehingga beliau dibawa ke rumah anak muda itu. Sesampainya di rumah anak muda itu, beliau dapati rumah itu adalah rumah yang dulu pernah beliau datangi lalu lidah beliau dipotong. Anak muda itu pun meminta beliau untuk masuk yang akhirnya beliau pun masuk ke dalam rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di dalamnya ada seekor kera yang sangat besar dan kelihatan sangat ganas, maka anak muda itu berkata :

“Engkau lihat kera besar yang ada di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dahulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah mengubahnya menjadi seekor kera.”

Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu, sebagaimana firman Allah ﷻ :
فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ ( الأعراف : ١٦٦)
“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang, Kami katakan kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina." (QS. al-A’raf ayat 166)

Kemudian anak muda itu berkata : “Jika ayahku tidak boleh sembuh, maka lebih baik Allah matikan saja.”

Maka Syaikh Farazdaq berdoa : “Ya Allah ﷻ aku telah memaafkan orang itu dan tidak ada lagi dendam dan rasa benci kepadanya”. Dan seketika itu pun Allah ﷻ mematikan kera itu dan mengembalikannya pada wujud yang semula.

Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah ﷻ mencintai orang-orang yang suka memuji Nabi Muhammad ﷺ
Karena pujian kepada Nabi Muhammad ﷺ disebabkan oleh cinta.

اللَّهُــــــــــــــمَّ صَلِّ عَلَى سيِّــــــــدِنَا محمدٍ الفاتِـــــــــحِ لِمَا أُغْلِــــــــــــــقَ والخَـاتِــــــــــــــــمِ لِمَا سَبَــــــــــقَ، نَاصِـــــــــرِ الحَقِّ بالحـــــــــــــــــقِّ، والهـــــــــــــــــادِي إلى صِرَاطِـــــــــكَ الْمُسْتَقِيـــــــــــــــــــمِ، وَعَلَى آلِهِ حـــــــــقَّ قَدْرِهِ ومِقْــــــــــــدَارِهِ العَظِيــــــــــــــمِ.

NIKMAT ZHOHIR DAN NIKMAT BATHIN


*الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ★ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩*
Al 'Arif billah Sayyidi Abdurrahman bin Muhammad Al fasi berkata dalam hasyiyahnya atas syarh Syekh Abi Abdullah assanusi yang berbunyi :
Shohabat Ibnu Abbas berkata dalam menafsirkan firman Allah swt :
*" وأسبغ عليكم نعمه ظاهرة وباطنة (لقمان : ٢٠)*
*"Dan Allah swt telah menyempurnakan nikmat-nikmat-NYA,nikmat zhohir dan nikmat bathin "*
Segala sesuatu yang dinikmati oleh makhluk adalah nikmat zhohir...
Dan musibah-musibah yang memberatkan mereka adalah nikmat bathin...
*(BUGHYATUL MUSTAFID OLEH SYEKH ALQUTB MUHAMMAD AL 'AROBI ASSAIHI AL UMARI ATTIJANI RODLIYALLAH 'ANHU)*
=============================
Apa yang telah dikatakan oleh shohabat Ibnu Abbas rodliyallah 'anhu dapat kita ambil kesimpulan bahwa semua yang Allah swt berikan pada kita adalah nikmat meskipun berbentuk musibah dan bencana hanya saja kebanyakan dari kita hanya melihat dari segi zhohirnya saja...
Karena dalam setiap musibah dan bencana ada ganjaran pahala yang akan dinikmati oleh orang yang tertimpa musibah tersebut diakhirat kelak jika ia sabar dan ridlo terhadap musibah dan bencana yang menimpanya.dan itulah yang disebut dengan nikmat bathin yang banyak dari kita tidak menyadarinya...
Jadi kesimpulannya adalah bahwa nikmat itu ada dua :
1- Nikmat yang disegerakan (kenikmatan duniawi) atau disebut dengan nikmat zhohir...
Nikmat ini hanya sementara,akan hilang dan lenyap pada waktunya...
2- nikmat yang ditunda(kenikmatan ukhrowi) atau disebut dengan nikmat bathin...
Nikmat ini kekal abadi tanpa batas waktu...
*الله يقبل علينا وعليكم بمحض فضله ورضاه*
=============================
#Achmad_Somady_Aroby#

KENAPA ROSULULLAH SAW TIDAK MENYAMPAIKAN FADLILAH SHOLAWAT FATIH PADA PARA SHOHABAT???

*الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ★ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩*

Syekhuna Ahmad Attijany rodliyallah 'anhu telah ditanya tentang pengetahuan Nabi saw ketika beliau hidup akan keutamaan sholawat fatih yang datang diakhir zaman(apakah beliau saw telah mengetahui keutamaan sholawat fatih ketika beliau saw masih hidup)...

Syekhuna Ahmad Attijany rodliyallah 'anhu menjawab : *_"Ya beliau saw telah mengetahuinya."_*

Kemudian beliau rodliyallah 'anhu ditanya lagi :

*_"Kenapa beliau saw tidak menyebutkannya pada para shohabatnya pada hal didalamnya terdapat kebaikan yang tidak bisa disifati?"_*

Beliau menjawab :

*"Beliau saw tercegah oleh dua perkara : Pertama : _Beliau saw telah mengetahui bahwa waktu kemunculannya di akhirkan dan tidak adanya orang yang Allah swt akan menampakkan keutamaannya melalui tangannya pada waktu itu._*
*Kedua : _"Seandainya Rosulullah saw menyebutkan pada mereka (para shohabat) keutamaan yang besar dengan amal yang sedikit ini, niscaya mereka akan meminta padanya agar menjelaskannya pada mereka karena mereka sangat tamak pada kebaikan sementara tampaknya keutamaan itu tidak akan terjadi pada waktu mereka, oleh karena itu Rosulullah saw tidak menyebutkannya pada mereka"_*

Sebab lain kenapa Rosulullah saw tidak memberitahukan mereka keutamaan sholawat fatih adalah :

*_"Bahwa Allah swt tatkala IA mengetahui kelemahan manusia akhir zaman serta dahsyatnya keteledoran dan kerusakan yang terjadi pada mereka, Allah swt berbelas kasih pada mereka dan memberikan pada mereka kebaikan yang banyak hanya dengan amal yang sedikit, Allah swt akan mengkhususkan rahmat-NYA  untuk orang yang IA kehendaki pada waktu yang IA kehendaki."_*

*الله يقبل علينا وعليكم بمحض فضله ورضاه*
=============================

#Achmad_Somady_Aroby

SEBAB SULITNYA FUTUH BAGI MURID DI AKHIR ZAMAN

*الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ★ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩*

Sulit dan sedikit nya murid yg memperoleh FUTUH diakhir zaman dikarenakan tidak adanya keikhlasan mereka dalam berdzikir dan beribadah...

Kebanyakan murid beribadah dan berdzikir utk tujuan2 tertentu, mereka telah melakukan syirik pd Allah swt dengan tujuan2 tersebut, mereka tidak murni menyembah Allah swt tapi mereka menyembah tujuan2nya sehingga Allah swt tidak membuka hijab antara-NYA dan antara mereka para murid...
Diantara murid ada yang masuk kedalam sebuah thoriqoh agar usahanya sukses, agar kehidupan dunianya lebih baik,dan berbagai macam tujuan dan keinginan2 nafsu lainnya...

Hendaklah seorang murid mengikhlaskan ibadah dan dzikirnya hanya karena Allah swt dan untuk Allah swt tanpa ada tujuan apapun baik tujuan dunia maupun akhirat kecuali hanya melaksanakan perintah dan meraih ridlo dan mahbbah Allah swt...

Inilah ajaran syekhuna Ahmad Attijany rodliyallah 'anhu pada semua pengikutnya...

Seorang hamba boleh meminta pd Allah swt segala hajatnya akan tetapi ia tdk boleh merasa berhak memperoleh apapun dari Allah swt atau memaksa Allah swt utk memberikan segala yg ia butuhkan karena dzikir dan ibadah yang ia lakukan...

*(KUTIPAN NASEHAT DARI ASSYARIF YASIN BIN 'AMMAR ALHASANI ATTIJANY DI ZAWIYAH PESAWAHAN CIREBON TADI MALAM)*

*الله يقبل علينا وعليكم بمحض فضله ورضاه*
=============================

#Achmad_Somady_Aroby#

SABDA NABI & KALAM ‘ULAMA TENTANG SHOLAWAT

1. Rosulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa membaca sholawat kepadaku 10x, maka Allah SWT membalas sholawat kepadanya 100x, dan barang siapa membaca sholawat kepadaku 100x, maka Allah SWT menulis diantara kedua matanya “Bebas dari munafiq dan bebas dari neraka “, dan Allah SWT menempatkan dirinya pada hari qiyamat bersama dengan para syuhada”.

2. Rosulullah SAW bersabda :
”Telah datang malaikat Jibril as kepadaku sambil berkata :

“Barangsiapa diantara umatmu membaca sholawat kepada-mu satu kali, maka sebab bacaan sholawat tadi, Allah SWT menuliskan baginya 10 kebaikan, dan mengangkat derajatnya 10 tingkatan, dan.

Allah membalas sholawat kepadanya sesuai dengan sholawat yang ia baca “.

3. Rosulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya manusia yang paling utama disisi-ku pada hari qiyamat adalah mereka yang paling banyak membaca sholawat kepadaku”.

4. Rosulullah SAW bersabda :
“Yang paling banyak diantara kalian membaca sholawat kepadaku, dia-lah yang paling dekat denganku besok di hari qiyamat.

5. Rosulullah SAW bersabda :
“Bacalah kalian sholawat kepadaku, maka sesungguhnya bacaan sholawat itu menjadi penebus dosa dan pembersih bagi jiwa kalian, dan barangsiapa membaca sholawat kepada-ku satu kali, Allah SWT membalas sholawat kepadanya sepuluh kali”.

6. Rosulullah SAW bersabda :
“Sholawat kalian kepada-ku itu merupakan pengawal bagi dikabulnya do’a kalian dan memperoleh keridloan dari Allah, dan menjadi pembersih dari amal-amal kalian”.

7. Rosulullah SAW bersabda :
“Semua doa itu terhijab (terhalang), sehingga ia memuji Allah dan bersholawat kepada Nabi SAW, maka do’anya itu diterima”.

8. Rosulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa membaca sholawat kepadaku setiap hari 100 kali, maka Allah SWT mengabulkan 100 macam hajatnya, yang 30 macam untuk kepentingan di dunia, sedangkan yang 70 macam untuk kepentingannya di akhirat ”.

9. Rosulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa membaca sholawat kepadaku setiap hari 1000 kali, dia tidak akan mati sebelum melihat tempatnya di surga”.

10. Rosulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang menulis sholawat kepadaku di dalam suatu kitab, maka para malaikat tidak henti-hentinya memohonkan ampunan baginya selama namaku masih berada di dalam Kitab itu “.

11. Rosulullah SAW bersabda :
“Hiasilah ruangan tempat perkumpulanmu dengan bacaan sholawat kepadaku, maka sesungguhnya bacaan sholawatmu akan menjadi nuur ( cahaya ) pada hari kiamat”.

12. Rosulullah SAW bersabda :
“Segala sesuatu itu ada alat/pencuci dan pembersihnya.
Adapun alat pencuci hati seorang mu’min dan pembersihnya dari kotoran dosa yang sudah melekat dan berkarat itu adalah dengan membaca sholawat kepadaku”.

13. Rosulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang merasa kesulitan memperoleh sesuatu, maka sesungguhnya sholawat itu akan menghilangkan kesulitan dan kesusahannya”.

14. Rosulullah SAW bersabda :
“Perbanyaklah membaca sholawat kepadaku pada setiap hari Jum’at, maka sesungguhnya bacaan sholawat ummatku pada setiap hari Jumat itu dilaporkan kepada-ku”.

15. Rasulullah SAW bersabda :
“Dalam mimpi, aku pernah melihat pamanku Hamzah dan saudaraku Ja’far Ath-Thayyar.

Mereka memegang tempat makanan yang berisi buah pidara dan merekapun memakannya, kemudian buah pidara itu berubah menjadi anggur dan merekapun memakannya, dan buah anggur itu berubah menjadi buah kurma yang masih segar.

Kemudian merekapun memakannya, lalu aku mendekat dan bertanya kepada mereka:

Demi ayahku jadi tebusan, amal apakah yang telah kalian lakukankan ? Mereka menjawab :

Demi ayah dan ibuku jadi tebusanmu, kami dapatkan amal yang paling utama adalah bershalawat kepadamu”,

16. Rasulullah SAW bersabda :
“Ketika aku di-mi’raj-kan ke langit, aku melihat malaikat yang mempunyai seribu tangan, dan di setiap tangannya ada seribu jemari.

Ketika ia sedang menghitung dengan jari-jarinya, aku bertanya kepada Jibril: Siapakah malaikat itu dan apa yang sedang ia hitung ? Jibril menjawab : Dia adalah malaikat yang ditugaskan untuk menghitung setiap tetesan hujan, ia menghafal setiap tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi.
Aku bertanya kepada malaikat itu : Apakah kamu mengetahui jumlah tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi sejak Allah menciptakan dunia ? Ia menjawab: Ya Rasulallah, demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran, aku tidak hanya mengetahui setiap tetesan hujan yang turun dari langit ke bumi, tetapi aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di perkebunan, dan di pekuburan.

Rasulullah SAW bersabda : Aku kagum terhadap kemampuan hafalan dan ingatanmu dalam menghitung.

Ia berkata : Ya Rasulallah, ada yang tak sanggup aku hafal dan menghitungnya. Rasulullah SAW bertanya : Menghitung apakah itu ? Ia menjawab : Aku tidak sanggup menghitung pahala shalawat yang dibaca oleh sekelompok orang dari umatmu ketika namamu disebut di suatu majlis.”

17. Rasulullah SAW bersabda :
“Pada hari kiamat nanti aku akan berada di dekat mizan ( timbangan ) amal.

Barangsiapa yang amal buruknya lebih berat dari amal baiknya, aku akan datang bersama sholawat yang pernah dibacanya, sehingga amal baiknya akan lebih berat, berkat shalawatnya itu”.

18. Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku 3 kali setiap pagi dan 3 kali setiap malam karena cinta dan rindu kepadaku, maka Allah SWT berhak mengampuni dosa-dosanya pada hari itu”.

19. Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku saat akan membaca Al-Qur’an, maka malaikat akan selalu memohonkan ampunan baginya selama namaku berada di dalam Al-Qur’an”.

20. Saidina Abu Huroiroh ra berkata : “Membaca sholawat kepada Nabi SAW adalah jalan menuju sorga “.

21. Saidina Ali Zainal ‘Abidin bin Husain bin ‘Ali bin Abi Tholib ra berkata : “Tanda-tanda orang ahlus-sunnah adalah memperbanyak sholawat kepada Nabi SAW“.

22. Imam Ja’far Ash-Shodiq berkata : “Ketika nama Nabi SAW disebut, maka perbanyaklah sholawat kepadanya, sesungguhnya orang yang bersholawat kepada Nabi SAW satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya 1000 kali bersama 1000 barisan malaikat.

Tidak ada satu pun makhluk Allah kecuali ia bershalawat kepadanya, karena Allah dan para malaikat bershalawat kepadanya.

Barangsiapa yang tidak mau membaca sholawat, ia dianggap sebagai orang yang jahil dan tertipu”.

23. Imam Ja’far ash-Shodiq berkata : ”Barangsiapa yang tidak sanggup menutupi dosa-dosanya, maka perbanyaklah sholawat kepada Rasulullah SAW dan keluarganya, sesungguhnya shalawat itu benar-benar dapat menghapus dosa-dosanya”.

24. Imam Ja’far ash-Shodiq pernah ditanya : “Apa pahala membaca shalawat itu ? Beliau menjawab : “Ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti saat bayi yang baru lahir dari ibunya”.

25. Imam Muhammad al-Baqir berkata : ”Tidak ada satupun amal yang lebih berat dalam timbangan, kecuali shalawat kepada nabi Muhammad dan keluarganya. Sesungguhnya akan ada seseorang yang ketika amalnya ditimbang, maka timbangan amalnya miring ke kiri. Kemudian Nabi SAW datang membawakan pahala shalawatnya dan meletakkan di mizan amalnya, maka beruntunglah ia berkat shalawat itu”.

26. Syekh Showi dalam kitab tafsirnya berpendapat : “Sesungguhnya para ulama sependapat, bahwa semua amal ada yang diterima dan ada pula yang ditolak, kecuali sholawat kepada Nabi SAW. Maka sesungguhnya sholawat kepada Nabi SAW itu “ Maqbuulatun Qoth’an “ ( pasti diterima ) “. (Taqriibul Ushul Hal : 5 7).

27. AI-Allaamah Syamsuddin bin Qoyyim dalam kitabnya Jalaailul-Afhaa­m berkata : “Sesungguhnya membaca sholawat itu menjadi sebab bertambahnya rasa cinta kepada Allah SWT dan Rosul-Nya. Cinta itu kelak akan menjadi satu ikatan dari ikatan-ikatan keimanan, padahal keimanan itu tidak bisa sempurna kecuali dengan cinta”.

28. Sebagian ulama berpendapat : “Jalan yang paling dekat kepada Allah SWT pada akhir zaman, khususnya bagi orang-orang yang banyak berbuat dosa adalah memperbanyak istighfar dan membaca sholawat kepada Nabi SAW”.

29 Sebagian ulama berpendapat : “Sesungguhnya membaca sholawat kepada Nabi SAW itu dapat menerangi hati dan mewushulkan dirinya kepada Allah SWT”.

30. Sebagian ulama berpendapat : “Sesungguhnya memperbanyak baca sholawat dapat mimpi bertemu dengan Rosululloh SAW, bahkan apabila bersungguh-sung­guh memperbanyak serta membiasakannya,­ maka pembaca sholawat itu kelak dapat melihat Rosululloh SAW dalam keadaan jaga “.

Kisah nabi Adam as membaca sholawat kepada Rosululloh SAW. : “Ketika Allah SWT telah menciptakan nabi Adam as, maka ia sempat memandang ke atas arsy. Di atas sana ia melihat tulisan “Muhammad”. Dia bertanya kepada Allah : Wahai tuhanku, diakah orang yang paling mulia disisi-Mu ? Allah SWT menjawab : “Benar, dan jika bukan karena dia, Aku tidak akan menciptakan langit, bumi, surga dan neraka”.

Kemudian Allah menciptakan Ibu Hawwa dari tulang rusuk sebelah kiri nabi Adam as, Dan ketika beliau mengarahkan pandangan matanya kesana, Allah-pun memberikan hawa syahwat kedalam hatinya. Nabi Adam pun bertanya : “Wahai tuhanku, siapakah dia ?”.

Allah SWT menjawab : “Itu Hawwa”.

“Kawinkanlah aku dengannya”. Pinta nabi Adam as.

“Dapatkah engkau membayar mas kawinnya ?”

Nabi Adam as bertanya : “Apa mas kawinnya ?”.

Allah SWT menjelaskan : ”Mas kawinnya membaca sholawat kepada nabi Muhammad SAW 10 kali”.

Kemudian nabi Adam as pun membaca sholawat sepuluh kali kepada nabi Muhammad SAW. Maka bacaan sholawatnya itu menjadi maskawinnya Ibu Hawwa.

Kisah nabi Musa as membaca sholawat kepada Rosululloh SAW : “Dalam Kitab “Syifaa’ul Asqom”, syekh al-Hafidz Abu Nuaem bercerita, bahwa Allah SWT bertanya kepada nabi Musa as : ”Wahai Musa, apakah-engkau ingin agar Aku lebih dekat denganmu melebihi dekatnya kalammu dengan lisanmu, melebihi dekatnya pandanganmu dengan matamu dan melebihi dekatnya rohmu dengan badanmu ?”.

Nabi Musa as menjawab : “Mau, wahai tuhanku”.

Allah SWT berfirman : “Perbanyak-lah engkau membaca sholawat kepada nabi Muhammad SAW”.

"Semoga Nasehat Ini Dapat Mengambil Pengetahuan Yang Bermanfaat & Bernilai Ibadah Agar Kita Semua Dapat Menghiasi Hati Kita Dengan Keindahan Iman & Kemuliaan Akhlak Didunia Sampai Akhirat" آمِيْن.
Wallahu a‘lam

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞ ﺍﻟﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ۞ ﻭَﺍﻟﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ ۞ ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟﺤَﻖِّ ۞ ﻭَﺍﻟﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢِ ۞ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢِ ۩

۞ ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞
۞ ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞
۞ ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞

SHOLAWAT FATIH BUKAN QU'RAN ATAU WAHYU

#FAIDLOH #TIJANIYAH

*بِسٔمِ اللّٰهِ الرَّحٔمٰنِ الرَّحِئمِ ،الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩*

Syekh Ahmad At Tijany rodliyallahu 'anhu tidak pernah sama sekali mengatakan sesungguhnya SHOLAWAT FATIH adalah bagian dari qur'an, atau bagian salah satu kitab Allah swt, atau hadits qudsi, atau bagian dari wahyu nabi. Atau mengatakan bahwa SHOLAWAT FATIH lebih afdlol dari qur'an atau menyamainya. Barang siapa menisbatkan hal itu padanya, maka ia telah mendustakannya. Beliau telah menjelaskan bahwa qur'an adalah kalam yang paling afdlol dan tak seorangpun dari kaum muslimin yang meragukan hal ini.

Sidi Al 'Aroby bin As Saihi telah menyebutkan bahwa apa yang telah disebutkan oleh syekh tijany bahwa SHOLAWAT FATIH telah dilihat oleh Sidi Al Bakri tertulis dalam lembaran cahaya dianggap sebagai ilham yang bisa terjadi pada para wali.

Dan lafazh yang telah diucapkan syekh tijany dalam kitab JAWAHIRUL MA'ANI sesungguhnya SHOLAWAT FATIH datang dari alam ghoib, beliau tidak pernah mengatakan bahwa SHOLAWAT FATIH dari kalam qodim, barang siapa meyakini bahwa SHOLAWAT FATIH bagian dari qur'an atau bagian dari wahyu nabi, maka ia telah murtad kafir dan keluar dari agama islam. Lafazh KALAMULLAH jika boleh untuk didefenisikan bisa diarahkan pada makna ILHAM yang boleh bagi para wali dalam masyhad mereka yang jujur yang tidak bertentangan dengan syari'at.

Kembalilah pada pemahaman para ahli tafsir dalam firman Allah swt :

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ.

Dan tidaklah patut bagi seorang manusia untuk diajak bicara oleh Allah swt kecuali dengan perantara wahyu atau dari belakang tabir.

-Surat Asy-Syura, Ayat 51

Apakah ayat ini mencakup ilham pada para wali???

Dalam ayat lain Allah swt berfirman :

وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ أُمِّ مُوسَىٰ...

Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa,

-Surat Al-Qashash, Ayat 7

Dan ibu nabi musa 'alaihissalam bukanlah seorang nabi.
Intinya kita menolak apapun yang tidak sesuai dengan syari'at dan menerima apa yang sesuai dengan syari'at.

Sumber :
*(KITAB RADDU AKADZIB ALMUFTARRIN 'ALA AHLIL YAQIN karya ASSYEKH ASSYARIF MUHAMMAD AL HAFIZH ATTIJANY RODLIYALLAHU 'ANHU)*

*الله يقبل علينا وعليكم بمحض فضله ورضاه*
=============================

#AchmadSomadyAroby
#Jatibarangbrebes #jumat120719 #09dzulqodah40 #255

Isnin, 8 Julai 2019

1 SHOLAWAT LEBIH TINGGI DERAJATNYA DIBANDING SURGA

Kita telah mengetahui, jika mengerjakan (kebaikan) ini & itu akan mendapatkan balasan berupa surga atau bila mengerjakan amalan ini akan mendapatkan pahala sekian, tetapi berbeda halnya dengan SHOLAWAT.

1 Sholawat dibalas 10 Sholawat dari Allah.
Tdk ada satupun makhluq yg mengetahui bentuk Sholawatnya Allah SWT, karena SHOLAWAT ALLAH adalah Fi'Lullah (perbuatan Allah), dimana 1 saja SHOLAWATNYA ALLAH SWT itu jauh lebih tinggi derajatnya daripada Surga, ‘Arsy, Al-Kursi, Langit Bumi, dsb.
Sungguh beruntung orang² yg rajin Bersholawat.
=================================
Kebahagiaan sejati adalah Ketika seorang muslim atau mukmin bisa memandang ALLAH SWT dan berkumpul bersama NABI MUHAMMAD SAW diakhirat, dan kebahagiaan sejati itu dapat diraih dengan memperbanyak Sholawat
=================================
Jangan meremehkan sholawat, karena ‘Amaliyah yg paling utama adalah SHOLAWAT

Mudah²han Manfaat

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞ ﺍﻟﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ۞ ﻭَﺍﻟﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ ۞ ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟﺤَﻖِّ ۞ ﻭَﺍﻟﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢِ ۞ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢِ ۩

۞ ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞
۞ ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞
۞ ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞

Ahad, 7 Julai 2019

Khatmul Auliya diketahui oleh Syeikh Musthafa Bakry

Syeikh Musthafa Bakry wafat pada tahun 1162 H, saat guru kita Syeikh Ahmad Tijani  berusia 12 tahun, beliau mengisyaratkan  tentang keberadaan waly khatmi dengan menghitung konsonan kabir nama Rasulullah SAW ( محمد)  yang menghasilkan angka 314. Sebagaimana keterangan sebagai berikut.
فإداعددت حروف اسمه كلها ظاهرهاوباطنهاحصل لك من العدد شلاثمائة واربعةعشر. الشلأثمائة وثلاثة عشرعلى عددالرسل الجامعية للنبوة ويبقى واحدمن العددهو لمقام الولاية المفرق على جميع الأوليآء التابعين للأنبيآءوله عليه وعليهم الصلاة والسلام.
" Apabila dihitung semua konsonan nama rasulullah ( محمد)  baik huruf yang nampak atau yang tidak tampak. Maka akan menghasilkan angka 314.Adapun jumlah nabi dan rasul berjumlah 313.Apabila angka 314 dikurang kan 313 maka sisanya adalah satu ( 1 ).Angka satu ini mengisyaratkan maqamul wilayah ( maqam waly khatmi)  yang dikhususkan dari wali-wali lainnya yang juga mengikuti nabi-nabi. Shalawat dan salam kepada mereka, terkhusus kepada Rasulullah SAW. "
Angka satu ini merupakan kode atau isyarat kedudukan waly khatmi dan kesendirian atau ketungggalannya( tidak ada orang lain lagi)  dalam menduduki maqam tersebut. Angka 314 -313=1 ,angka satu ini yang menunjukkan dan mengisyaratkan keberadaan Syeikh Ahmad Tijani Ra. Yang mana beliau itu menerima faidhah dan imdadiah dari seluruh nabi dan rasul secara rohaniah dan madadiah khusus dari Rasulullah SAW. Demikian menurut pengupasan dari syeikh Musthafa Bakry,
ولذلك أنه صلى الله عليه وسلم جمع الله تعالى له نور الأنبيآء وإرشاد الرسل وهداية الاوليآء ثم اختصه " بنور الختم ".
Dan Allaah menghimpun bagi nabi Muhammad itu NUR para nabi-nabi, dan NUR hidayah bagi rasul-rasul dan nuur hidayah bagi waly-waly, kemudian Allaah mengkhususkan kepada Rasulullah itu dengan '"Nuurul Khatmi" yakni Nuur Khatmul Anbiya'. Nur Khatmul Anbiya' adalah Sumber utama dari Nur Khatmul Auliya' ( Sumber madadiyah rohaniah)
نورا ختم الأنبيآء
نور ختم الأوليآء=سمس الأوليآء
حضرات الأوليآء

SHOLAWAT FATIH COCOK UNTUK SEMUA TEMPAT DAN MAQOM

Assyekh Assyarif Al Ahsan Al Ba'qili Attijany Alhasani rodliyallah 'anhu berkata dalam kitabnya AL IRO'AH tentang agung dan tinggi nya kedudukan sholawat fatih :

Thoriqoh dibangun (berdasarkan) atas *IHSAN,* dan *SHOLAWAT FATIH*  sesuai dengan hal itu, *SHOLAWAT FATIH* ibarat susu segar bagi orang yang sakit,cocok untuk semua tempat dan maqom. Akan tetapi untuk *IHSAN* lebih sesuai karena *SHOLAWAT FATIH* menunjukkan atas *MA'RIFAT YANG SEMPURNA,*oleh karena itu para dokter(dokter hati) dan para kubaro'(orang-orang besar) dalam thoriqoh tijaniyah menjadikan sholawat fatih sebagai dasar yang kuat, mereka tidak menyebutkan selain sholawat fatih ketika mentalqin seakan-akan sholawat fatih adalah wajib.dan semua fuqoro tidak membaca selain sholawat fatih ketika wirid lazimah karena berat untuk meninggalkan asror yang telah mereka rasakan dalam sholawat fatih...

Dan sir thoriqoh tijaniyah ada dalam *SHOLAWAT FATIH,SUROH ALFATIHAH dan SHOLAT LIMA WAKTU...*

SHOLAWAT FATIH ADALAH SHOLAWAT YG PALING IKHLAS

Mengapa demikian ? karena Sholawat Fatih itu tentang Hakikat Nabi Muhammad SAW, tdk seperti sholawat lainnya yg sprti amalan sholawat pelunas hutang, hajat dunia, pelancar rezeki, dsb.
Sholawat Fatih langsung dari Allah bukan karangan Auliya' atau ‘Ulama, dengan sholawat fatih Allah mengajarkan supaya kita bersholawat dlm keadaan ikhlas.
jika sholawat tujuannya utk hajat dunia, lalu ikhlasnya kapan ?

#Sholawat_Fatih

ﺍﻟﻠَّﻬُــــــــــــــﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳﻴِّــــــــﺪِﻧَﺎ ﻣﺤﻤﺪٍ ﺍﻟﻔﺎﺗِـــــــــﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِــــــــــــــﻖَ ﻭﺍﻟﺨَـﺎﺗِــــــــــــــــﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَــــــــــﻖَ، ﻧَﺎﺻِـــــــــﺮِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﺑﺎﻟﺤـــــــــــــــــﻖِّ، ﻭﺍﻟﻬـــــــــــــــــﺎﺩِﻱ ﺇﻟﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِـــــــــﻚَ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻘِﻴـــــــــــــــــــﻢِ، ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺣـــــــــﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭﻣِﻘْــــــــــــﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴــــــــــــــﻢِ .

APAKAH AMALAN YG PALING UTAMA YA SAYYIDI ? BELIAU MENJAWAB : SHOLAWAT AL FATIH

Al-Hafizh as-Sayyid Muhammad Bin Muhammad al-Hajjujiy al-Idrisiy al-Hasaniy rahimahullah menyebutkan dalam kitab Faidhullah al-Muntasyir bahwa Sayyidi al-Muqaddam Ahmad Syiyazhmiy berkata; pada suatu hari aku bertemu dengan al-Qadhi Ahmad as-Sukairij rahimahullah di zawiyah Kubra yang berada di kota Fes, Maroko. Pertemuan tersebut adalah akhir kalinya aku berjumpa dengan beliau. Beliau bertanya kepadaku: Bacaan dzikir apa saja yang menjadi wiridanmu selain Lazimah (wird shabah wal masa)? Aku menjawab: aku banyak membaca berbagai hizb dan asma serta qashidah-qashidah dan lain-lain. Beliau berkata: yang terpenting dari hal-hal penting adalah kau jaga mengamalkan wazhifah dan Hailalah (dzikir La Ilaha Illlallah minimal 1000 kali di hari jumat setelah shalat ashar) adapun amalan, wiridan dan dzikiran istimewa lain subtansinya sudah tercoper di dalam ketiganya (Lazimah, wazhifah dan Hailalah). Dzikiran dan wiridan istimewa selain yang tiga itu masuk dalam kategori fadhl wal fudhul (paling utama dan utama). Tinggalkanlah yang utama, fokuslah pada yang paling utama !!! Aku bertanya: apakah amalan yang paling utama ya Sayyidi? Beliau memjawab: Sholawat Al-Fatih."

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .

“Ya Allah berikanlah shalawat kepada penghulu kami Nabi Muhammad yang membuka apa yang tertutup dan yang menutupi apa-apa yang terdahulu, penolong kebenaran dengan kebenaran yang memberi petunjuk ke arah jalan yang lurus. Dan kepada keluarganya, sebenar-benar pengagungan padanya dan kedudukan yang agung.”

Imam al-Quthub Sayyidi Ahsan al-Ba'qiliy rahimahullah dalam kitab Ira'ah Arais Syumus Falak al-Haqaiq al-Irfaniyah jilid 2 menyebutkan beberapa pangkat shalawat Fatih:

1) Ashlu as-Shalawat al-Lati Zhaharat Min Qalbi Rasulillah Aw Min Qulubil Arifin (Sumber shalawat yang terbit dari hati Rasulullah atau para ahli ma'rifah). lihat halaman; 138.

2) Shalatul Fatih Munthawiyatun ala al-Ism al-A'zham az-Zhahir Wal Bathin (shalawat Fatih terkandung di dalamnya nama yang menjadi raja bagi seada-adanya nama keagungan Allah baik zhahir dan batin) lihat halaman: 142.

3) Shalatul Fatih Ainu al-Ism al-A'zham (shalawat fatih adalah inti Ismul A'zham). lihat halaman; 143.

Rabu, 3 Julai 2019

SELAWAT FATIH ADALAH SELAWAT MAKRIFAT

SELAWAT FATIH ADALAH SELAWAT MAKRIFAT DAN HAKIKAT
SELAWAT DRPD AULIYA TIDAK BOLEH DIUBAH ATAU DITAMBAH SESUKA HATI
DIBACA AKANNYA SEPERTIMANA DITERIMA AKANNYA

Sayyidi Asy Syarif menjelaskan bahawa Selawat Fatih adalah selawat makrifat iaitu penghulu segala selawat yang terkandung di dalamnya makrifat akan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, dan makrifat akan Rasulullah membawa kepada makrifat akan Allah Subhanahu Wa Taala. Selawat Fatih juga adalah mahkota Hakikat Muhammadiah manakala selawat2 lain adalah melingkunginya.

Selawat Fatih adalah anugerah terbesar dari hadrat Allah buat umat akhir zaman yang sudah tenat, penuh dengan kekurangan dan kelemahan seumpama badan manusia yang sudar berumur penuh dengan penyakit dan lemah. Sebab itulah Selawat Fatih mengandungi kelebihan dan keutamaan yang besar di sisi Allah, maka beruntunglah mereka yang dikurniakan dengan selawat ini dan sentiasa beramal dengannya. Sebab itulah tidak boleh ada sebarang penambahan kepada selawat ini walaupun ada sesetengah yang menambah وصحبه selepas lafaz واله, sebenarnya ini satu yang disebutkan sebagai kurang adab dengan hadrat kerana menambah sesuatu dari hadrat Allah, dan dinyatakan bahawa lafaz واله sudah merangkumi keseluruhannya sebab semuanya wujud dari hakikat baginda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, ini juga membuktikan bahawa selawat ini adalah selawat makrifat yang datang dari hadrah Allah Yang Maha Agung

disini kami sertakan sighah selawat fatih yg diamalkan oleh Syeikh Tijany RA dan diijazahkan kpd semua melalui susur jalur sanad para khalifahnya..

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

SELAWAT FATIH/FUTUH
diriwayatkan bahawa Sidi Mustafa Albakri telah bermunajat selama 17 tahun dikaabah memohon kpd Allah satu selawat yg mencakupi/merangkumi keseluruhan selawat di alam ini
lalu datang kepadanya malaikat membawa lebaran drpd cahaya yg tertulis padanya selawat fatih
-menyebut akannya oleh Syeikh lsmail Nabhani didalam kitabnya afdholus solawat

Selawat fatih
asal usul dan kelebihannya

بسم الله الرحمن الرحيم
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الْفَاتِحِ لِمَا
أ ُغْلِقَ. وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ. نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ. وَالْهَادِى إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيمِ. وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيمِ.

Segala puji bagi Allah yang membuka daripada kunhil ghoib akan tampalan kaa-inaat. Dan menjadikan asal kunhi itu dan timbulnya akan Nur Hakikat Sayyidina Muhammad. Maka adalah Nur Hakikat Sayyidina Muhammad itu asal Maujudaat. Maka mengada daripada Maujudaat dengan KekuatanNya yang bangsa Qudsi dan KalamNya yang bangsa Azali, fitrah semula jadi anak Adam. Dan menjadikan rangka fitrah anak Adam rupa alam dan mengajarkan anak Adam akan Asma’ sekeliannya. Dan menjadikan anak Adam daripada sekelian ciptaanNya sebagai rumusanNya dan pilihanNya. Maka bagiNya pujian bahawa telah menjadikan akan Nabi yang terpilih sebagai salinan asal yang sempurna lagi agung bagi semata-mata tiada dan ada. Dan telah membuka atas kedua tangan Rasulullah itu khazanah-khazanah yang kamilah bagi kemuliaan dan kemurahan.

Dan aku bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah yang satu pada zatNya, yang satu pada Asma’Nya dan SifatNya. Dan aku bersaksi bahawa Sayyidina Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam hambaNya dan utusanNya yang dimuliakan dan kekasihNya yang diagungkan dan NurNya yang Mutholsam dan jalanNya yang sempurna yang lurus. Telah berselawatlah oleh Allah atasnya dan atas keluarganya yang suci lagi terpilih dan pencinta Rasulullah dari golongan yang baik-baik dan begitu juga telah sejahteralah dengan sebenar-benar sejahtera.

Dan selepas itu, maka ketahuilah wahai penggemar pada hendak sampai kepada hadrat Tuan bagi segala Tuan bahawa pintu hadrat itu satu jua, iaitu kasih akan Nabi yang suka bertaubat Shollallahu Alaihi Wasallam Wa Jumlatil Ali Wal Ashhab.Telah berkata Hujjatul Islam Mujaddidul Millah As-Syeikh Abd Wahhab As-Sya’rani As-Syafie Al-Alawiy Radhiyallahu Anhu dalam Kitab Lawaqi-’ul Anwar al-Qudsiyyah fil ‘Uhuudil Muhammadiyah :

“Ketahui wahai saudaraku bahawa jalan untuk sampai ke hadrat Allah Subhanahu Wa Taala daripada jalan berselawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam adalah sedekat-dekat jalan kepada Allah.”Dan telah berkata olehnya lagi Radhiyallahu Anhu pada tempat yang lain.“Maka jika membanyak oleh engkau daripada berselawat dan bersalam atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam boleh jadi engkau sampai kepada maqam melihat Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wassalam.

Dan iaitulah cara yang dibawa oleh as-Syeikh Nuruddin as-Syuuni dan Syeikh Ahmad az-Zawawi dan as-Syeikh Muhammad bin Daud al-Manzalaawi dan satu kelompok daripada syeikh-syeikh sezaman. Maka berkekalanlah setiap daripada mereka berselawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam. Dan membersih oleh mereka daripada segala dosa(yakni berselawat) sehingga berhimpun bersama Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam secara Yaqozhoh pada bila-bila masa yang dikehendaki. Dan sesiapa yang tidak berhasil baginya akan pertemuan ini (berhimpun bersama Rasulullah) maka adalah dia hingga sekarang ini (masa tidak bertemu lagi) tidak memperbanyakkan membaca selawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam akan sebagai banyak yang dituntut bagi menghasilkan baginya maqam ini.”

Dan telah berkata Ibnu Farhun al-Qurthubi al-Maliki Radhiyallahu Anhu :“Sesungguhnya pada selawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam ada 10 karomah :

1. Yang terbesar dapat selawat daripada Raja Yang Maha Gagah.

2. Mendapat syafaat Sayyidina Muhammad.

3. Mengikut sunnah Malaikat.

4. Menyalahi orang-orang Munafik dan Kuffar.

5. Memadamkan kesalahan dan dosa.

6. Membantu menunaikan hajat dan permintaan.

7. Menyinari zahir dan batin.

8. Kejayaan dari negeri kebinasaan.

9. Memasuki negeri yang kekal abadi.

10. Ucapan selamat dari Allah.”Dan telah berkata as-Syeikh al-Hadhrami Radhiyallahu Anhu :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam satu tangga, tempat naik, dan jalan kepada Allah Taala sekiranya tiada bagi Tholib itu Syeikh yang Mursyid.”

Dan telah berkata anak muridnya al-Wali al-Kamil Sayyidi Ahmad Zuruq al-Maliki Radhiyallahu Anhu tuan al-Qowa-idush Shufiah :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam mengangkat semangat orang yang sedang berhadap jika adalah orang itu pada maqam yang terumbang-ambing kerana bahawasanya menyebut selawat itu Nur dan Hidayah.”

Dan telah berkata al-Allamah al-Kamil al-Wali al-Washil as-Syeikh as-Sunusi Radhiyallahu Anhu :
“Sesiapa tiada Syeikh yang Mursyid maka memperbanyaklah oleh dia daripada selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam. Maka sesungguhnya selawat itu menyampaikan kepada pembukaan yang nyata.”

Dan telah berkata Syeikhul Islam al-Hafidz Ibnu Hajar :
“Sesungguhnya selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam membuka kimia kejayaan akan beberapa pintu yang tidak boleh dibuka oleh yang lainnya.”

Dan terdapat didalam Bughyatus Saalik bagi Imam as-Saahili Radhiyallahu Anhu :
“Bahawa diantara sebesar-besar hasil dan sebaik-baik faedah yang diusahakan dengan selawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam ialah dgn tergambar (wajah) Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam pada diri seseorang itu akan sebagai gambaranyang melekat yang berakar umbi.
Dan untuk demikian itu akan menghasilkan – dengan syarat mengekali atas berselawat atasnya Shollallahu Alaihi Wasallam dengan tujuan yang ikhlas serta mengikut syarat-syarat, adab-adab dan memahami makna-makna hingga tetaplah pada seseorang itu di dalam batinnya akan sebagai tetap yang benar lagi suci – cantuman nafas orang yang berselawat dengan nafas Sayyidina Muhammad Shollallahu Alaihi Wasallam.
Dan bermesra-mesra diantara keduanya pada tempat yang dekat dan suci akan sebagai mesra yang dengan sekira-kira tidak dapat dibezakan lagi. Maka seseorang itu beserta sesiapa yang disayanginya.”

Cukuplah setakat ini kami jernihkan segala kekeruhan yang ada yang kami pindahkan daripada perkataan orang-orang yang baik-baik. Maka sesungguhnya tiada kemampuan hendak dihuraikan kesemua perkara ini.
Dan telah memindah sekelompok orang-orang yang Muhaqqiq daripada Jumhur Arifin yang Muta-akkhirin Radhiyallahu Anhum :

“Bahawa ibu selawat dan puncanya dan ruhnya dan rahsianya, selawat yang dinamakan dengan al-Yaquutatil Faridah dan masyhur diantara manusia dengan Selawat al-Fatih. Dan mengisyaratkan kepadanya di sisi pemimpin al-Arifin dengan pembukaan Hakikat Muhammadiyyah.
#Dan orang yang pertama menzahirkannya ialah al-Qutbil al-Kamil as-Syeikh al-Washil, pensyarah titik ba’ pada basmalah di dalam 2000 majlis, Muhammad Mushthofa al-Bakri as-Shiddiqi al-Kholwati Radhiyallahu Anhu. Maka sesungguhnya telah bertawajjuh olehnya kepada Allah selama 40 tahun memohon bahawa diberi satu selawat yang padanya terkandung sekelian rahsia selawat.
Maka datanglah Malaikat dengan cebisan kertas daripada cahaya yang ditulis padanya Selawat Fatih. Dan telah berkata olehnya Radhiyallahu Anhu : Sesiapa yang membacanya sekali seumur hidup padahal memasuki ia akan neraka maka peganglah tangan aku di hadapan Allah.”

Dan telah berkata pada Selawat Fatih oleh al-Qutbil Maktum wal-Khatmil Muhammadiyyil Maklum Sayyidi Ahmad At-Tijani al-Hasani Radhiyallahu Anhu Wa Ardhohu Wa ‘Anna Bihi, memindah dari Sayyidil Wujud Shollallahu Alaihi Wasallam(yg menerima secara yaqazah) :

“Sesungguhnya khasiat Selawat Fatih Lima Ughliq perkara yang bangsa Ketuhanan yang tidak ada jalan untuk diterima akal. Maka jika engkau andaikan ada 100 000 umat, pada setiap umat ada 100 000 kabilah, pada setiap kabilah ada 100 000 lelaki, hidup setiap seorang daripada mereka 100 000 tahun menyebut setiap seorang daripada mereka setiap hari 100 000 selawat atas Rasulullahi Shollallahu Alaihi Wasallam daripada selawat yang lain, dan dihimpun pahala mereka kesemuanya pada selawat yang tersebut itu, tidaklah dapat menandingi sekelian pahala itu dengan satu pahala daripada Selawat Fatih.”

Maka jangan peduli pembohongan orang yang suka berbohong serta suka mencari keburukan pada Selawat Fatih. Maka sesungguhnya kelebihan itu di tangan Allah.
-Memberi olehNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya. Maka sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Taala satu kelebihan yang keluar dari ruangan qias akal manusia yg terhad..

Maka sangat baik dan bermanfaat dan terang maksud pada mensyarahkan Selawat al-Yaqutah yang tersebut.
Marilah kita sama2 memohon kepada Allah SWT dengan kehormatan kunci Hadrah Kemulian dan Kemurahan iaitu Sayyidina Muhammad SAW yang merupakan pasak dan punca setiap maujudat/makhluk yg membuka bagi kita dan sahabat-sahabat kita Futuh Selawat Fatih.
-Dan melempar akan kita pada martabat Selawat Fatih yang Batin dan martabatnya yang Batinul Batin iaitulah pembukaan Ismul A’azhom yang khas yang tersimpan pada Ismul A’azhom itu kehebatan nama Allah yang Agung lagi Diagungkan dan yang terLebih Agung dan NabiNya yang Terpilih dan Terlebih Mulia.
Dan telah berselawat oleh Allah atas Sayyidina Muhammad Al-Fatih Lima Ughliq al-Khatim dan atas Keluarganya sesuai dengan martabat dan tingkatannya yang agung.