Sabtu, 31 Oktober 2020

KALAM IRFANIAH TENTANG HAKIKAT MUHAMMADIAH MENGIKUT QUTUBUL MAKTUM WA KHATMU MUHAMMADI SYEIKH AHMAD ATTIJANI R.A

Menurut Syekh Ahmad al-Tijani pada dasarnya ruh Sayyidina Muhammad adalah awal segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan melalui perantara ruh inilah terjadi seluruh Alam.
Pada bagian lain Syekh Ahmad al-Tijani mengatakan bahwa Nur Nabi Muhammad saw., telah wujud sebelum makhluk lain ada, bahkan Nur ini merupakan sumber semua Nabi sebelum Nabi Muhammad saw. Selanjutnya dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Nur Nabi Muhammad saw., menurutSyekh Ahmad al-Tijani adalah al-Haqiqat al-Muhammadiyah.Selanjutnya dikatakan, bahwa pada dasarnya tidak seorangpun dalam martabat al-Haqiqat al-Muhammadiyah bisa mengetahuinya secara utuh. Pengetahuan orang shalih (Wali, Sufi) terhadap al-Haqiqat al-Muhammadiyah ini berbeda-beda sesuai dengan maqamnya masing-masing. Dalam hal ini Syekh Ahmad al-Tijani mengatakan :
...طائفة غاية ادراكهم نفسه صلى الله عليه وسلم وطائفة غايةادراكهم قلبه صلى الله عليه وسلم وطائفة غاية اداكهم عقله صلى اللهعليه وسلم وطائفة وهم الاعلون بلغوا الغاية القصوى فى الادراكفادركوا مقام روحه صلى الله عليه وسلم.“
Diantara wali Allah ada yang hanya mengetahui jiwanya (al-Nafs) saja, ada juga yang sampai pada tingkat hatinya (al-Qalb), ada juga yang sampai pada tingkat akalnya (al-Aql), danmaqam yang tertinggi adalah wali yang bisa sampai mengetahui tingkat ruhnya; tingkat ini merupakan tingkat penghabisan (al-Ghayat al-Quswa).”[13]
Rumusan mengenai Ruh Muhammah, Nur Muhammad, (haqiqat al-Muhammadiyyah) ditegaskanSyekh Ahmad al-Tijani melalui dua jenis shalawat yang dikembangkan dalam ajaran thariqatnya yakni shalawat Fatih dan shalawat Jauharat al-Kamal :
• Pertama, tentang Shalawat Fatih :Berikut teks bacaan shalawat fatih:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الْفَاتِحِ لِمَااُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَاسَبَقَنَاصِرِالْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِى اِلَى صِرَاطِك َالْمُسْتَقِيْم وَعَلَى اَلِهِ حَقَّ قَدْرِهِوَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ.Artinya :
“Yaa Allah limpahkanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad saw., dia yang telah membukakan sesuatu yang terkunci (tertutup), dia yang menjadi penutup para Nabi dan Rasul yang terdahulu, dia yang membela agama Allah sesuai dengan petunjuk-Nya dan dia yang memberi petunjuk kepada jalan agama-Mu. Semoga rahmat-Mu dilimpahkan kepada keluarganya yaitu rahmat yang sesuai dengan kepangkatan Nabi Muhammad saw”.
Syarah kandungan shalawat Fatih, walaupun shalawatnya diakui dari Nabi Muhammad saw; mencerminkan pemikiran faham tasawuf Syekh Ahmad al-Tijani serta pengaruh tasawuf filsafat terhadap pemikiran Syekh Ahmad al-Tijani.
Makna al-Fatih li ma Ughliq pada intinya adalah :
1. Nabi Muhammad adalah sebagai pembuka belenggu ketertutupan segala yang maujud di alam.
2.Nabi muhammad sebagai pembuka keterbelengguan al-Rahmah al-Ilahiyyah bagi para makhluk di alam.
3. Hadirnya Nabi Muhammad menjadi pembuka hati yang terbelenggu oleh Syirik.
Sedangkan makna al-Khatimi li ma Sabaq pada intinya adalah :
1. Nabi Muhammad sebagai penutup kenabian dan kerasulan.
2.Nabi Muhammad menjadi kunci kenabian dan kerasulan.• Tidak ada harapan kenabian dan kerasulan lagi bagi yang lainnya.[14]
Pemikiran-pemikiran (faham) tasawuf Syekh Ahmad al-Tijani terkandung dalam penafsirannya tentang makna ( al-Fatih li ma Ughliq) dan (al-Khatimlima Sabaq).
Syekh Ahmad al-Tijani mengatakan bahwa "al-Fatih lima Ughliq " mempunyai makna bahwa Nabi Muhammad merupakan pembuka segala ketertutupan
al-Maujud yang ada di alam. Alam pada mulanya terkunci (mughallaq) oleh ketertutupan batin (hujbaniyat al-Buthun). Wujud Muhammad menjadi “sebab” atas terbukanya seluruh belenggu ketertutupan alam dan menjadi “sebab” atas terwujudnya alam dari “tiada” menjadi “ada”. Karena wujud Muhammad alam keluar dari “tiada” menjadi “ada”, dari ketertutupan sifat-sifat batin menuju terbukanya eksistensi diri alam (nafs al-Akwan) di alam nyata (lahir).
Jika tanpa wujud Muhammad, Allah tidak akan mencipta segala sesuatu yang wujud, tidak mengeluarkan alam ini dari “tiada” menjadi “ada”.Syekh Ahmad al-Tijani juga mengatakan bahwa awal segala yang maujud (awal maujud) yang diciptakan oleh Allah dari eksistensi al-Ghaib adalah Ruh Muhammad (Nur Muhammad).
Selanjutnya dikatakan, bahwa dari ruh Muhammad ini kemudian Allah mengalirkan ruh kepada ruh-ruh alam. Ruh alam berasal dari ruh Muhammad,ruh berarti kaifiyah. Melalui kaifiyah ini terwujudlah materi kehidupan. Al-Haqiqat al-Muhammadiyyah adalah awal dari segala yang maujud yang diciptakan Allah dari ¬hadarah al-Ghaib (eksistensi keGhaiban). Di sisi Allah, tidak ada sesuatu yang maujud yang diciptakan dari makhluk Allah sebelum al-Haqiqat al-Muhammadiyyah ini tidak diketahui oleh siapapun dan apa pun.
Di samping sebagai pembuka, Nabi Muhammad juga sekaligus sebagai penutup kenabian dan risalah. Oleh karena itu, tidak ada lagi risalah bagi orang sesudah Nabi Muhammad. Nabi Muhammad juga sebagai penutup bentuk-bentuk panampakan sifat-sifat Ilahiyyah (al-Tajaliyyah al-Ilahiyyah), yang menampakan sifa-sifat Tuhan di alam nyata ini.[15]
Kandungan shalawat fatih mengenai pemikiran Syekh Ahmad Al-Tijani tentang al-Haqiqat Muhammadiyyah lebih tampak lagi dalam Shalawat Jauharat al-kamal.
• Kedua Tentang Shalawat Jauharat al-Kamal Berikut teks Shalawat Jauharat al-Kamal:
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَيْنِ الرَّحْمَةِ الرَّبَّانِيَّةِ وَالْيَقُوْتَةِ الْمُتَحَقِّقَةِ الْحَائِطَةِبِمَرْكَزِالْفُهُوْمِ وَالْمَعَانِى وَنُوْرِاْلاَكْوَانِ الْمُتَكَوَّنَةِ اْلأدَمِيِّ صَاحِبِ اْلحَقِّاْلرَّبَّانِى اْلبَرْقِ اْلأَسْطَعِ بِمُزُوَنِ اْلأَرْبَاحِ اْلمَالِئَةِ لِكُلِّ مُتَعَرِّضٍ مِنَ اْلبُحُوْرِوَاْلأَوَانِى وَنُوْرِكَ اللاَّمِعِ الَّذِيْ مَلأْتَ بِه كَوْنَكَ اْلحَائِطَ بِأَمْكِنَةِ اْلمَكاَنِىاَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَيْنِ اْلحَقِّ الَّتِى تَتَجَلّى مِنْهَا عُرُوْشُ اْلحَقَائِقِ عَيْنِاْلمَعَارْفِ اْلأَقْوَمِ صِرَاطِكَ التَّآمِّ اْلاَسْقَمِ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى طَلْعَةِاْلحَقِّ بِاالْحَقِّ اْلكَنْزِ اْلأَعْظَمِ إِفَاضَتِكَ مِنْكَ اِلَيْكَ إِحَاطَةِ النُّوْرِ اْلمُطَلْسَمِصَلَّى الله عَلَيْهِ وَعَلى آلِهِ صَلاَةًتُعَرِّفُنَا بِهَا إِيَّاه,
ُBacaan Shalawat Jauharat al-Kamal ini
, tampaknya lebih menjelaskan atau menafsirkan kalimat yang terdapat dalam shalawat fatih yakni kalimat Dan lebih tampak berkait dengan konsep al-Haqiqah al-Muhammadiyyah, sebagaimana terihat dalam penafsiran kalimat-kalimat penting dari shalawat Jauharah al-Kamal,
yaitu bermakna yang menjadi Haqiqat rahmat dari sifat-sifat Tuhan. bermakna Yaitu permata; Nabi Muhammad adalah permata dalam Nur dan Ma’rifahnya. bermakna bahwa permata rahmat Nabi Muhammad menjadi pusat pengetahuan; permata Nabi Muhammad adalah rahmat bermakna bahwa rahmat Nabi Muhammad seperti Nur bagi seluruh makhluk alam, termasuk manusia.
Bermakna sebagai al-Haqq atau al-Haqiqat yang memiliki sifat-sifat Tuhan. Bermakna sama dengan al-haqiqat al-Muhammadiyyah.Bermakna bahwa al-Haqiqah al-Muhammadiyyah mengaliri nurnya keseluruh lautan dan alam yang terbentang. Bermakna bahwa nur Muhammad menyinari (memancarkan sinarnya) ketempat seluruh alam bermakna bahwa Nabi Muhammad sebagai pemilik al-haqq (al-haqiqah) yang memancarkan Haqiqat-Haqiqat yang tinggi.Bermakna bahwa al-Haqiqat al-Muhammadiyyah memancarkan al-Haqq dari zat al-Haqq, Allah . bermakna bahwa Nabi Muhammad memiliki Haqiqat ma’rifah yang paling sempurna.Bermakna Nabi Muhammad sebagai yang paling sempurna. : Bermakna bahwa Nabi Muhammad merupakan wujud yang sempurna.
Misalnya, shalawat tersebut mengungkapkan sifat-sifat Nabi Muhammad saw., sebagai Hakekat rahmat dari sifat-sifat Tuhan, yang merupakan pusat pengetahuan. Kemudian dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw., sebagai al-Haqiqat al-Muhammadiyyah yang memiliki sifat Tuhan, yang mengalir dan menyinari keseluruh alam. Selanjutnya dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw., sebagai wujud yang paling sempurna[16].
Hal ini, menunjukan bahwa dari aspek pemikiran,Syekh Ahmad al-Tijani menganut tasawuf falsafi sedangkan konsep-konsep dasar tasawufnya : nur Muhammad, Ruh Muhammad, al-Haqiqat al-Muhammadiyyah. Dengan demikian, bahwa corak pemikiran tasawuf yang dianut oleh Syekh Ahmad al-Tijani adalah corak pemikiran tasawuf yang bersumber dari hadits nabi yang diriwayatkan oleh Jabir -sebagaimana telah disebutkan-
kemudian dikembangkan oleh ‘Abd al-Karim al-Jili dengan konsep dasar al-Insan al-Kamil, yang berasal dari Ibn Arabi dengan konsep Haqiqat al-Muhammadiyah-.Dalam memposisikan Haqiqat al-Muhammadiyyah, lebih lanjut Ibn Arabi menjelaskan bahwa semua Nabi as., semenjak Nabi Adam as., sampai Nabi Isa ibn Maryam as., semuanya mengambilal-Nubuwwah (ke-Nabian) dari tempat cahaya Khatm al-Nabiyyin yakni Nabi Muhammad saw., sekalipun wujud jasmaninya di akhir. Sebab pada Hakekatnya Khatm al-Nabiyyin telah wujud. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
كُنْتُ نَبِيًا وَآدَمَ بَيْنَ المَاءِ وَالطِِّيْنِ.
Artinya : “Aku telah menjadi Nabi Ketika Adam as., masih berada antara air dan tanah”.[17]
Dalam memahami sabda Nabi saw., ini, Ibn Arabi menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw., telah diangkat jadi Nabi sebelum lahirnya jasad Beliau di dunia ini, dan Beliau mengetahui ke-Nabiannya, dengan demikian secara Hakekat bahwa Nabi Muhammad saw., sejak di Alam arwah telah berfungsi sebagai Rasul kepada ummat manusia sejak awal manusia melalui para nabi dan Rasul-rasul-Nya.[18]
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa kenabian para nabi dan kerasulan para rasul merupakan pelaku yang dipilih Allah untuk menjalankan roda kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad saw.,Karena Nabi Muhammad saw., telah diangkat menjadi Nabi dan berfungsi sebagai Nabi sejak di alam arwah.Semua nabi sejak Nabi Adam as., sampai terakhir Nabi Isa Ibnu Mariyam as., memperoleh anugerah, martabat, ilmu dari masyrab Nabi Muhammad saw., ( Al-Masyrabunnabawi, sumber kenabian), sekalipun Beliau lahir secara jasmani di akhir.
Dalam menggambarkan posisi Nabi Muhammad,Syekh Umar Ibn Faridl yang bergelar Sulthanul ‘Usysyaq ketika fana’’ dan istighraq dalam diri Nabi (fi Dzatin Nabi saw.,) bersyair sebagai alih bahasa tentang kedudukan Nabi Muhammad saw., sebagai berikut :
وانى وان كنت ابن ادم صو رة * فلى فيه لعنى نا هو بابوتى
Artinya: “Dan aku ini sekalipun rupa
jasad anak nabi adam, namun di dalam mengandung ma’na yang menjelaskan, bahwa ’’aku adalah ayahnya’’.[19]
Peran ruhani nabi Muhammad dalam kapasitasnya sebagai Haqiqat al-Muhammadiyah tersirat dalam firman Allah swt ;
وفا ا رسلنا ك ا لا كا فة للنا س بسيرا ولكن ا كرا لنا س لا يعلمون
Artinya : Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pembawa peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. (QS. Saba’/34 :84 )
Secara fisik Nabi Muhammad Saw., lahir diakhir. Oleh karena itu, secara syari’at, Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi ketika turunnya Lima Ayat dari surat al-‘Alaq di Gua Hira yakni pada hari Senin 17 Ramadhan atau tanggal 6 Agustus tahun 600 M., ketika itu Beliau berumur 40 tahun Komariyah 6 Bulan 8 Hari kemudian 3 tahun kemudian diangkat menjadi Rasul terakhir melalui turunnya Surat al-Mudatstsir.
Disinilah keunggulan Syekh Ahmad Al-Tijani, dan hal ini, lebih mengukuhkan dirinya tentang kepemilikannya terhadap maqam wali khatm sebagai mana pembahasan tadi.________________________________________[1] Sahabuddin : Menyibak Tabir Nur Muhammad (Jakarta : Renaisance, 2004) hlm.5
[2] Muhyiddin Ibn Arabi’, Fusus .op.cit. hlm. 80. Lihat juga : An-Nabhani,loc.cit.
[3] Sahabuddin, op.cit.hlm.6
[4] Ibid, hlm.9
[5] Ibid, hlm.29
[6] Ibid, hlm.10
[7] Annemarie Schimel, op.cithlm.80
[8] Sahabuddin, op.cit, hlm 19
[9] Syekh Yusuf An-Nabhani : Al-Anwar Al-Muhammadiyah.( Indonesia : Maktabah Daar Ihiya al-Kutub al-‘Arabiyah, t.th.).hlm. 13.
[10] Sahabuddin, op.cit, hlm 19
[11] Ibid,hlm.20-21Sahabuddin, op.cit, hlm 19
[12][13] Ali Harazim, op.cit. 123.
[14] Muhammad Ibn Abdillah :Fathul Rabbania (Surabaya : Maktabah Sa’id al-Ibn Nabhan,t.th.), hlm. 45.
[15] Ibin 46.
[16] Ibid.hlm.78
[17] Lihat : al-Gazali, al-Haqiqat fi Nazr al-Gazali, (Beirut : Dar al-Ma’arif , 1971), hlm.305. Lihat juga : Ibn Arabi, Fusus.hlm.49.
[18] Ibn Arabi, Fusus.hlm.49.
[19] Fauzan,op.cit.hlm.81

Satu perkongsian...kredit kpd penulis asal

Selasa, 27 Oktober 2020

KEMATIAN PENCINTA SELAWAT


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

Imam Jazuly rah. atau nama sebenarnya Abu Abdillah Muhammad Ibn Sulaiman Al Jazuly Al Samlaly adalah dari nasab Sayidina Hasan r.a Binti Sayidah Fatimah r.ha yang terpuji akan kemuliaannya. Beliau adalah terkenal dengan Kitab Dalail Al Khairat dan bahkan beliaulah pengarang kitab yang agung ini, yang menghimpunkan pelbagai jenis Selawat keatas Sayidina Wamaulana Muhammad ﷺ. 

Beliau merupakan salah seorang Ulama yang besar dan Waliyullah dibumi Maghrib khususnya di Kota Afrighal. Beliau juga merupakan seorang Ulama Tasawuf yang mempunyai murid yang ramai sekitar 12 ribu orang dan telah meninggal pada tanggal 16 Rabiul Awwal 871 Hijrah ketika bersujud menunaikan solat Subuh. 

Menurut Murobbina Sayidi Ahmad Al Hadi Hafizahullahu Ta'ala yang menceritakan bahawa jasad beliau telah dikebumikan di Kota Sus, dan setelah 60 tahun selepas kematian beliau, pihak kerajaan telah memerintahkan agar jasad beliau yang disemadikan di Kota Sus dipindahkan ke suatu tempat yang dinamakan Rayad Al Arus, berhampiran dengan Kota Marakesh yang terkenal dan yang terbesar di bumi Morocco. 

Menurut Murobbina lagi, sewaktu penggalian Maqam beliau dilakukan, terjadilah suatu perkara yang menakjubkan dimana kelihatan jasad beliau masih lagi segar dan wajahnya kemerahan seperti mana beliau baru dikebumikan. Bahkan dengan wajahnya yang tersenyum. Dan yang lebih menakjubkan lagi adalah sebelum beliau meninggal, beliau telah mencukur sedikit bahagian janggutnya dan memotong sedikit tepi rambutnya, dan bekas kesan potongan serta cukuran ini masih kelihatan nampak, seperti baru dilakukan ketika jasad beliau dikeluarkan dari Maqam.

Imam Jazuli rah. yang dikenali sebagai Tuan Selawat ini, apabila terbuka Maqamnya, bauan Kasturi yang wangi telah keluar dari kubur beliau dan wangian Kasturi ini semerbak tersebar tercium keseluruh bandar. 

Jadi, demikianlah berita kematian seorang pencinta Selawat yang telah mengabdikan segala Selawat dalam sebuah kitab karangannya yang diberi nama Dalail Al Khairat wa Syawariq al-Anwar fi Zikr al-Salat ‘ala al-Nabi al-Mukhtar (Petunjuk Kebaikan dan Pancaran Cahaya dalam Berselawat ke atas Nabi Yang Terpilih).

Ianya merupakan sebuah kitab yang mengandungi segala jenis selawat, puji-pujian dan doa-doa ke atas Sayidina Muhammad ﷺ yang dikarang di Maghribi pada abad ke-15 masihi oleh seorang ahli sufi terkenal ketika itu, al- Imam Sayyid Abu Abdillah Muhammad Bin Sulaiman al-Jazuli (Imam al-Jazuli). Semoga Allah menempatkan beliau disisi kekasih-kekasihNya yang mulia dan terpuji beserta Sayidina Wamaulana Muhammad ﷺ.

Wallahu a'lam

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

# Kisah asal adalah daripada Tausiyyah Murobbina Sayidi Ahmad Al Hadi Al Hasani Hafizahullahu Ta'ala dengan sedikit penambahan gaya bahasa untuk lebih mudah difahami oleh pembaca

Isnin, 26 Oktober 2020

Kaedah Mudah Beroleh Redha Allāh


Guru Mulia Al Alim Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz Bin Syech Abu bakar bin Salim berkata:
.
“Kadang-kadang bangun malam (untuk solat tahajjud) dan puasa sunnah malas, tapi derajat di Syurga ingin paling tinggi; namun kita yang malas bangun malam dan puasa sunnah masih ada kesempatan untuk mendapatkan redha Allāh SWT dan menempati Syurga paling tinggi.
.
“Caranya perbanyaklah membaca solawat kepada Rasulullāh SAW dan disertai juga berdoa untuk bisa mengerjakan bangun malam dan puasa sunnah.
.
“Dengan memperbanyak bacaan sholawat inilah Allāh akan menurunkan rahmat-Nya kepada pembaca shalawat.
.
“Kalau orang mendapatkan rahmat Allāh, maka ia akan mudah sekali bangun malam dan puasa sunnah.”
.
Syaikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandari berkata tentang keutamaan membaca sholawat :
.
من فاته كثرة الصيام والقيام
.
Barang siapa yang luput kepadanya banyak puasa sunnah dan bangun malam
.
فليشتغل بالصلاة على رسول الله صلى الله عليه وسلم
.
maka hendaklah ia menyibukkan dengan membaca solawat kepada Rasulullah SAW
.
فانك لو فعلت فى جميع عمرك كل طاعة ثم صلى الله عليك صلاة واحدة
.
Karena sesungguhnya jika engkau mengerjakan semua ketaatan sepanjang masa usiamu, kemudian Allāh bersolawat (memberikan rahmat) kepadamu dengan satu kali solawat
.
رجحت تلك الصلاة الواحدة منه على كل ما عملته فى عمرك من جميع الطاعات
.
Maka lebih berat satu solawat dari Allāh itu dibandingkan setiap ketaatan yang engkau kerjakan di sepanjang usiamu
.
لأنك تصلى على قدر وسعك وهو يصلى عليك على حسب ربوبيته وكرمه
.
Karena sesungguhnya engkau bersolawat menurut kadar kekuatanmu, sedangkan Allāh bersolawat (memberikan rahmat) kepadamu menurut kadar Ketuhanan dan Kedermawanan-Nya.

Satu kali solawat (limpahan rahmat) saja dari Allāh bisa mengungguli semua ketaatan kita, apalagi dua, tiga kali solawat dari Allāh kepada kita.
.
سبحان الله

Sedangkan Rasulullah SAW telah bersabda :
.
من صلى علي واحدة صلى الله عليه عشرا.
رواه مسلم، ابو داود، النسائ وابن حبان
.
“Barangsiapa bersolawat kepadaku dengan satu kali solawat, maka Allāh bersolawat kepadanya dengan sepuluh kali solawat.” (HR. Muslim)

Semoga kita tergolong dalam golongan yang mendapat Mahabbah (cinta) Allāh agar kita terselamat di dunia dan akhirat. Allahummaa ameen.

Kredit: Ustaz Fathul Wafi

HAMBA ITU TASLIM AKAN IRADAT ALLAH ‎ﷻ


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ
"Mungkin kamu tidak suka pada sesuatu, sedangkan perkara itu baik untukmu, Al Baqarah, Ayat 216"

Murobbina Sayidi Ahmad Al Hadi Hafizahullahu Ta'ala mengatakan bahawa "Untuk menjadi seorang hamba, hilangkanlah tadbir diri, masuklah dalam tadbir Allah ﷻ, dan gembiralah dengan iradat (kehendak dan takdir) Allah ﷻ samada ianya muafakat dengan iradat (kehendak) diri kamu ataupun tidak. Jikalau muafakat, syukurlah. Kalau tak muafakat, taslimlah"

Abu Thalib Al Makki mengatakan, "Manusia tidak suka miskin, hina dan penyakit, padahal itu semua mungkin baik baginya untuk bekal di akhirat, sebaliknya mereka suka kaya, sihat dan ternama/terkenal, walhal itu semua bahaya disisi Allah ﷻ dan buruk akibatnya".

Abu Ali Ad Daqaaq mengatakan, "Suatu tanda bahawa seseorang itu mendapat taufiq kurnia Allah ﷻ ialah terpeliharanya iman (Tauhid) disaat mengahadapi bala ujian bencana (Taslim akan kehendak/taqdir Allah ﷻ).

FALSAFAH PERIGI

Jika sebuah Perigi ditimba airnya, maka setiap hari airnya akan menjadi jernih dan tidak akan pernah kering, akan selalu ada air di dalamnya.

Namun anehnya, jikalau didalam satu hari sahaja airnya tidak ditimba, ketinggian air yang ada didalam Perigi itu tidak pernah akan meningkat, ia sama seperti semula.

Perigi yang tidak pernah lagi diambil airnya, bahkan akan cenderung airnya akan menjadi kotor dan beracun sehingga ia tidak lagi layak untuk diminum.

"Inilah Hukum Alam"

Di mana, ramai yang tidak tahu bahawa didalam alam terdapat misteri (Qada dan Qadar) yang bertujuan untuk selalu Memberi dan Keseimbangan.

Sesungguhnya kehidupan kita juga sama dan serupa dengan seperti Perigi ini.

Pada umumnya, orang hanya berpikir bahawa, jikalau kita memberi apa yang kita telah miliki, pasti ia akan berkurang dari apa yang di miliki semula.

Tetapi jikalau kita mahu belajar dari Falsafah Perigi ini, maka semakin banyak dan sering kita memberi, akan semakin banyak air yang mengalir kepadanya.

Didalam hal memberi tidak seharusnya dalam bentuk duit atau barang. Kita boleh sahaja memberi didalam bentuk apa saja yang kita miliki.

Saat kita mengajarkan dan memberikan ilmu, maka dengan sendirinya kemampuan kita akan semakin meningkat.

Sebaiknya kita memberi kerana kita menginginkan orang lain agar boleh berbahagia atau boleh hidup yang lebih baik dan selayaknya.

Manfaat langsung yang dapat kita rasakan saat memberi adalah perasaan Kepuasan Batin. Dan inilah sebenarnya kebahagiaan yang sejati.

"Katakanlah : Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya."
(QS. Saba : 39)

Subhanallah...

Falsafah Air didalam Perigi, sama seperti bersedekah kerana sedekah tidak akan membuatkan kita menjadi miskin.

Justeru rezeki akan kian bertambah dan menjadi berkah.

"Sebutir Benih Yang Disemai Akan Dilipat Gandakan"

"SEKALI KITA MERENDAHKAN DIRI DIHADAPAN MANUSIA, MAKA AKAN DIANGKAT MARTABAT KITA DISISI ALLAH SWT"

Maka berserah dirilah dengan sebenar-benarnya berserah diri kepada Allah, adalah lebih baik dipandang mulia oleh Allah swt daripada dinilai oleh manusia, kerana kemulian yang dinilai manusia belum tentu menjamin Kepuasan Batin, manakala Kepuasan Nikmat dan Rahmat Allah swt adalah yang dinanti-nantikan untuk dikekalkan kepada diri didunia dan akhirat.

InsyaAllah...

MaasyaaAllah...

Allahuakbar...

Syeikhul Akbar Ibnu Arabi & Imam Fakhruddin Ar Razi & Wahdatul Wujud di dalam Kitab Syarah Jauharoh At-Tauhid Imam Ibrahim Al Laqqani Bagi Imam Ahmad Bin Muhammad As Sowi Al Maliki

Kisah ini selalu diceritakan oleh Al Marhum Sayyidi Guru Kami Tuan Guru Haji Abdul Hamid Bin Haji Salleh @ Pak Su Hamid Gunong قدس سره :

Imam Fakhrudin Ar Razi pernah ingin menjadi Murid Thariqah Sufiyyah Syeikh Akbar Ibnu Arabi namun tidak diterimanya kerana Syeikh Ibnu Arabi mengatakan Imam Fakhrudin Ar Razi "tiada bahagian" dalam ilmu ini . Namun Imam Fakhruddin tetap membenarkan Ilmu Haqiqat ini . Di pendekkan kisah sampailah tiba saat sakaratul maut Imam Fakhruddin Ar Razi , hampir habis 1000 dalil Imam Ar Razi berhujjah dengan Syaitan Syaitan yang ingin menggodanya supaya tercabut iman dan islam, Akhirnya dengan izin ALLAH di kurniakan karomah kepada Syeikh Akbar Ibnu Arabi yang ketika itu sedang bersembahyang untuk menggerakkan jari kaki kelingkingnya beberapa kali sebagai isyarat memukul syaitan syaitan yang berada di sekeliling Imam Ar Razi , lalu Wafatlah Imam Ar Razi di dalam Iman & Islam . Kata Al Murhum Guru kami Tuan Guru Pak Su Hamid Gunong : Ini jugalah maksud Kalam Imam Abul Hasan Syazuli : من تصديق في علمنا ولاية صغرى
Barangsiapa membenarkan ilmu kami (Haqiqat) nescaya dia Wali Kecil .

Rupa - Rupanya Kisah ini ada juga di sebut di dalam Syarah Sowi Jauharah Tauhid :

وقد حكي أن الفخرالدين الرازى حين احتضرته الوفاة وردت عليه شبه عجز عن دفعها فصار يقول اللهم إيمانا كإيمان العجائز وحكي عن ابن العربي أنه في تلك الحالة كان وافقا في الصلاة فضرب برجله مرارا فسئل عن ذلك فقال ابن العربي : إن الفخر احتضرته الوفاة فاحتوشته الشياطين يريدون نزع إيمانه فضربتهم برجلي فمات على الإيمان والحمدلله .اھ

Kitab ini kami mempelajarinya di Masjid Al Azhar As Syarif sampai Khatam bersama Sohibul Fadhilah أ.د جمال فاروق Al Mutakallim Syeikh Dr Jamal Faruq Ad Daqaq Al Hasani Al Azhari dan kami ulangi sekali lagi untuk lebih tahqiq bersama Guru Kami Tuan Guru Baba Muhammad Adnan Al Fathoni Ustaz Baba Kiyah (Sedihnya belum sempat Khatam kerana Covid-19 melanda,Tuan Guru Baba masih di Fathoni) 

Di dalam Kitab Syarah Sowi Jauharah Tauhid ini ada beberapa ulasan tentang Wahdatul Wujud pada muka surat 146 pada katanya Musonnif رضی الله : 

تنبيه 
شاع على ألسنة العوام (الله موجود في كل الوجود) وهو كلام صحيح في نفسه لأن مفاده وحدة الوجود لكنه غير لائق منهم لإيهام الحلول
Ini Satu Penjagaan
Telah masyhur di atas lidah orang orang awam ( Allah ada pada tiap tiap benda yang ada) dan ialah kalam yang benar pada dirinya kerana memberi faedah kalam tersebut akan Wahdatul Wujud akan tetapi tidak layak kalam itu bagi orang awam kerana boleh memberi prasangka Tuhan itu hulul yakni meresap dalam tubuh makhluk .

Kalau nak baca panjang lagi boleh di baca dalam gambar gambar yang kami sertakan ini . Letih nak taip panjang panjang .

Wallahul Muafiq ila Aqwamit Thariq .

Ust Ahmad Hafizuddin

Syukur adalah pintu terbesar

KALAM SAYYIDUL ANBIYA WA SAYYIDUL AWLIYA by. Sofyan Ats-Tsauri Al-Husayni Al-Tijani

KALAM SAYYIDUL ANBIYA WA SAYYIDUL AWLIYA

Sayyidul Awliya'. Assyekh Al Akbar AlGhousil A'dzom Al Quthbil Maktum Alhabib Was Syarif Assayid AHMAD BIN MUHAMMAD ATIJANI AL-HASANI RA berkata :

“Syukur adalah pintu terbesar Allah dan jalan-Nya yang terlurus. Karena itu, setan selalu duduk di jalurnya, merintangi orang-orang mukmin melewatinya.”

 “Pintu paling dekat menuju kepada Allah adalah pintu syukur. Siapa pada masa ini tidak masuk melalui pintu syukur, dia tidak akan dapat masuk. Karena jiwa manusia saat ini telah mengeras.”

“Jika kalian mendengar sesuatu dariku, maka pertimbangkan dengan neraca syara’. Sesuatu yang sesuai syara’, kerjakanlah dan sesuatu yang menyimpang, tinggalkanlah !”( Al- Inshof : 1).

“Kebaikan seluruhnya ada dalam mengikuti sunah dan kejelekan seluruhnya ada dalam menyalahinya.”

“Hendaklah kalian takut dari maksiat-maksiat kepada Allah dan siksa-Nya. Siapa yang telah melakukannya dari kalian ( dengan ketetapan Allah juga ) dan seorang hamba memang tidak ma’shum, maka jangan mendekat kepada Allah. Kecuali dengan hati yang menangis dan takut akan siksa Allah.” ( Mizabur arorahman , hal : 29 ).

Syeikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani sendiri tidak pernah menyatakan bahwa Shalawat Fatih lebih utama dari al-Qur’an. Beliau hanya menyampaikan bahwa pahala Shalawat Fatih sekali sebanding dengan 6.000 khataman al-Qur’an. Perkataan sebanding tidak berarti melebihi atau lebih utama. Karena Beliau menggunakan kata (تعدل), bukan kata (افصل).

“Sesungguhnya siksanya ( pengakuan ) adalah mati secara su’ul khotimah.” (Mizabur ar-Rahmah, hal : 10).

AHLI SHOLAWAT ITU ADALAH AHLI SYUKUR


#sedikit sahaja dikalangan hamba hamba ku yang bersyukur

Alhamdulillah setelah menempuh perjalanan pertama "mujahadah melawan malas" beramal sholawat dengan bilangan tertentu..setelah dapat menjiwai perjalanan kedua sentiasa "melihat pemberian Allah" kepadanya dengan lidahnya sentiasa basah bersholawat...perjalanan berikutnya, ahli sholawat itu sentiasa tersenyum bersyukur dengan segala pemberian Allah kepada dirinya yang bukan siapa2...

PERJALANAN KETIGANYA adalah "PERJALANAN SYUKUR".. Hatinya riang ria mensyukuri nikmat sholawat yang Allah beri padanya..gembira batinnya mensyukuri nikmat sholawat, hanya Allah yang mengetahui..

Dia mensyukuri nikmat Tuhannya... walaupun dirinya yang tidak memiliki apa2 dan dia pula bukan siapa2 tetap diberi Allah nikmat lidah yang sentiasa basah dengan sholawat yang banyak.. 

Syukur semakin kukuh dari hari ke hari bertapak di hatinya setelah dia menjalani perjalanan pertama dan perjalanan kedua.. Ketika dia berada di perjalanan ketiga dia tidak nampak lagi amalannya yang banyak, dia tidak merasa lagi dirinya hebat beramal..yang dirasa hanyalah syukur dengan segala pemberian Allah kepada dirinya yang dapat beramal dengan amalan sholawat yang banyak..
TERSENYUM2 DIA MENSYUKURI NIKMAT TUHANNYA..

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺍﻟﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ﻭَﺍﻟﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟﺤَﻖِّ ﻭَﺍﻟﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢِ 

Ya Allah Engkau jadikanlah ahli group ini hamba2 Engkau yang bersyukur dengan kurniaan membaca sholawat yang banyak setiap hari..Engkau kumpulkanlah kami di akhirat nanti bersama Rasulullah saw...

Jalan paling dekat

Al-Allamah al-Arif Billah Syaikh Yusuf al-Nabhani, dalam kitab _Afdhal al-Shalawat_, menulis:

*أَقْرَبُ الطُرُقِ إِلَى اللهِ فِي أَخِرِ الزَمَانِ خُصُوصًا عَلَى المُسْرِفِ كَثْرَةُ الإِسْتِغْفَارِ والصَلاَةِ عَلَى النَبي صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.*

   Thariqat (jalan/metode yang ditempuh) yang paling dekat menuju kepada Allah SWT,di akhir zaman khususnya bagi orang-orang yang berlumuran dosa adalah dengan memperbanyak istighfar dan bershalawat kepada Nabi SAW.

   Al-Imam Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith berkata:

*في آخر الزمان يفقد الشيخ المربي فالصلاة على النبي تقوم مقام الشيخ المربي في إيصال المريد إلى الله*
 
   Di akhir zaman,jumlah Murabbi (Pembimbing Ruhani Sejati) akan terus menyusut (berkurang),karena itu bershalawat kepada Nabi SAW,dapat dijadikan sebagai pengganti kedudukan Murabbi (Pembimbing Ruhani Sejati) bagi murid dalam mencapai wushul (sampai ke hadirat) Allah SWT.

   Syaikh Hasan al-Adawiy dalam mensyarah kitab _Dalail al-Khairat_, ia menukil dari al-Imam al-Sanusi dan Sayyidi Ahmad Zarruq sebagai berikut:

*أن الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم تنور القلوب وتوصل من غير شيخ.*

   Bahwasanya (seseorang yang mengamalkan) shalawat kepada Nabi SAW, dapat menerangi hati (nya) dan dapat mengantarkannya menuju wushul (sampai ke hadirat Allah SWT) tanpa seorang Syaikh (Pembimbing Ruhani).

    

*نقل العلامة السيد أحمد زينى دحلان في كتابه تقريب الوصول وتسهيل الوصول عن سيدي عبد الرحمن بن مصطفى العيدروس أنه ذكر في كتابه المسمى مرآة الشموس في مناقب آل العيدروس أنه يعدم المربون في آخر الزمن ويصير ما يوصل الى الله إلا الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم مناما ويقظة.*

   Al-Allamah al-Sayyid Ahmad Zaini Dahlan telah menukil dalam kitabnya _Taqrib al-Wushul wa Tashil al-Wushul_, bersumber dari Sayyidi Abd al-Rahman bin Musthafa Alaydrus bahwasanya ia menyebutkan dalam kitabnya _Mar’at al-Syumus Fiy Manaqib Ali Alaydrus_ 

" Bahwa untuk menemukan Murabbi (Pembimbing Ruhaniah Sejati) di akhir zaman ini sangatlah sulit dan untuk memudahkan jalan menuju wushul (sampai ke hadirat) Allah SWT, tidak ada jalan lain kecuali dengan mengamalkan shalawat kepada Nabi SAW, baik dalam keadaan (sebagaimana) orang tidur/hati lalai maupun dengan penuh kesadaran/sepenuh hati. "

    dijelaskan dalam hadis yang shahih bahwa, “Tidak ada kehidupan yang lebih baik jika dibandingkan dengan ketika Allah SWT, menjadikannya istiqamah dalam berdzikir atau bershalawat kepada Rasulullah SAW, (karena) barangsiapa yang mendapatkan balasan shalawat dari (Allah SWT) Tuhan kita 1x saja itu lebih baik dari dunia dan akhirat.”

 
   Al-Syaikh al-Imam al-Arif Billah Abd al-Wahab al-Sya’raniy dalam _“al-Yawaqit Wa al-Jawahir”_ dan _“al-‘Ahud al-Muhammadiyyah,”_ menulis:

*واعلم يا أخي أن طريق الوصول إلى حضرة الله من طريق الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم "من أقرب الطرق." فمن لم يخدم النبي صلى الله عليه وسلم الخدمة الخاصة به وطلب دخول حضرة الله فقد رام المحال. ولا يمكنه حجاب الحضرة أن يدخل وذلك لجهله بالأدب مع الله تعالى. فحكمه حكم الفلاح إذا طلب الاجتماع بالسلطان بغير واسطة فافهم.*

   Ketahuilah wahai saudaraku! Bahwasanya jalan yang engkau tempuh untuk bisa sampai (wushul) ke hadirat Allah SWT, melalui Shalawat kepada Nabi SAW, adalah salah satu jalan yang paling dekat. Siapa gerangan yang tidak menghidmahkan dirinya secara khusus kepada Baginda Nabi, kemudian dia berangan-angan untuk dapat masuk ke Hadhratillah,maka sungguh mustahillah angan-angannya itu (dapat terwujud). 

Tidak mugkin (Malaikat) para penjaga Hadratillah mau mempersilahkan dia masuk disebabkan ketiadaan adabnya kepada Allah Ta’ala. Sama halnya dia itu seperti seorang petani yang ingin bertemu langsung dengan Raja tanpa melalui perantara khusus (orang-orang dekat) Sang Raja, maka fahamilah hal ini.

    
اللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ,🌷 وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ🌷, نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ🌷, وَاْلهَادِى إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ🌷, وَعَلَى آلِهِ  حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ.🌷

Daurah : Hakikat Syeikh dan Murabbi yang sebenar

Mengenali hakikat syeikh dan murabbi yang sebenar

Berkata Syeikh Tijani RA dalam kitab jawahirul maa’ni:

" أمّا حقيقةُ الشّيخِ الواصلِ فهْو الذّي رُفِعَتْ لهُ جميعُ الحُجُبِ عَنْ كمالِ النّظرِ إلى الحضرةِ الإلهيَّةِ نظرًا عينِيًّا وتَحْقِيقًا يقِينيًّا فإنَّ الأمر أوَّلُهُ مُحَاضَرَةٌ وهو مُطَالعَةُ الحقائِقِ مِنْ وراءِ سِتْرٍ رَقيقٍ ثمَّ مُكاشَفَةٌ وهْو مُطالعةُ الحقائقِ مِنْ وَراءِ سِترٍ رقيقٍ ثمَّ مُشَاهَدَةٌ وهو تَجَلِّي الحقائقِ بِلا حِجابٍ لكنْ مع خُصُوصِيَّةٍ ثُمَّ مُعَايَنَةٌ وهو مُطالَعَةُ الحقائقِ بِلاَ حِجابٍ ولا خُصُوصيَّةٍ ولا بَقاءَ للغَيْرِ والغَيْرِيَّةِ عَيْنًا وَأَثَرًا وهو مقام السَّحْقِ والمَحْقِ والدَكِّ وفناءِ الفناءِ فليْس في هذا إلاَّ مُعَايَنَةُ الحَقِّ فِي الحَقِّ لِلْحَقِّ بِالحَقِّ
فَلَمْ يَبْقَى إلاَّ اللهُ لاَ شَيْءَ غَيْرُهُ فَمَا ثَمَّ مَوْصُولٌ وَمَا ثَمَّ وَاصِلٌ
ثمّ حياةٌ وهي تميِيزُ المراتِبِ بمَعرفَةِ جميعِ خُصُوصِيَّاتِهَا ومُقْتَضَيَاتِهَا ولَوَازِمِهَا وما تَسْتَحِقُّه مِنْ كلِّ شيءٍ ومِنْ أيِّ حضرةٍ كلُّ مرتبةٍ مِنْها ولِمَا وُجِدتْ وماذَا يُرادُ مِنها وما يَؤُول إليْه أمرُها وهو مقامُ إحَاطَةِ العبدِ بِعيْنِهِ ومعرفَتِهِ بجَمِيعِ أسرارِه وخُصُوصِيَّاتِه ومعرفتِهِ ما هي الحضرةُ الإلهيُّة وما هي عليْه مِنَ العظمَةِ والجَلالِ والنُّعوتِ العَليّةِ والكمال مَعْرِفَةً ذَوْقِيَّةً ومُعايَنةً يَقِينيَّةً وصاحبُ هذه المرتبةِ هو الّذِّي تُشَقُّ إليهِ المَهَامِهُ فِي طلبِه لكنْ معَ هذه الصِّفة , فيهِ كمالُ إذنِ الحقِّ لهُ سبحانه وتعالى إذْنًا خاصًّا في هِدايةِ عبِيدهِ وتَوْلِيَتِهِ عليهِمْ بإرشادِهمْ إلى الحضرة الإلهيّة فهذا هو الشّيخُ الّذّي يَستَحِقُّ أن يُطْلَبَ وهْو المُرادُ بقولِه صلّى الله عليه وسلّم لأبي جحيفة رضي الله تعالى عنه " سَلِ العُلَمَاءَ وخَالِطِ الحُكَمَاءَ واصْحَبِ الكُبَرَاءَ " وصاحبُ هذه المرتبةِ هو المُعَبَّرُ عنه بالكَبيرِ ومتَى عَثَرَ المُريدُ على مَنْ هذه حضْرتُه كانَ فِي حَقِّهِ أنْ يُلْقِي نفسَه بيْن يديْهِ كالميِّتِ بَيْن يَدَيْ غاسِلِه لا اخْتيارَ لهُ ولا إرادةَ ولا عَطَاءَ لهُ ولا إفادَةَ ولْيَجْعَلْ هِمّتَهُ مِنْهُ تَخْلِيصَهُ مِنَ البَلِيَّةِ التّي أُغْرِقَ فيها إلى كمالِ الصّفاءِ بمُطالَعةِ الحضرة الإلهيّة بالإعراضِ عَنْ كُلِّ ما سِواها ولْيُنَزِهْ نفسَه عَنْ جميعِ الإختِيارَاتِ والمُرادَاتِ مِمَّا سِوى هذا ومتى أشارَ عليْهِ بِفِعْلٍ أو أَمْرٍ فلْيحذَرْ مِن سُؤالِه بِلِمَ وكيف و عَلَى ماذا ولأَيِّ شيءٍ ؟ فإنَّهُ بابُ المَقْتِ والطَّرْدِ "
Ertinya:
Bahawasanya hakikat syeikh yang sebenar,ialah terbuka padanya segala hijab dan halangan yang menghalangnya dari memandang kedalam hadrah Ilahi, yaitu ia dapat memandang ke hadrah Ilahi dengan pandangan yang sebenar dan dengan keyakinan yang tahkik(sebenar)..
 1-Pada tingkatan pertama,:
syeikh tersebut memandang dengan pandangan muhadharah, yaitu syeikh tersebut dapat meneliti dan menilai segala hakikat disebalik tabir yang kasar dan tebal(alam zohir)
 2-pada tingkatan kedua:
syeikh tersebut dapat memandang dengan pandangan mukasyafah , iaitu dapat meneliti segala hakikat di sebalik tabir yang halus
 3-pada tingkatan ketiga : 
syeikh tersebut memandang dengan pandangan musyahadah: yaitu terbuka padanya segala rahsia hakikat hakikat dengan ketiadaan hijab dan halangan sama sekali,tetapi dengan syarat-syarat tertentu..,
 4-pada tingkatan keempat:
 syeikh tersebut dapat memandang dengan pandangan mua’yanah: yaitu dapat meneliti dan memandang terus segala hakikat hakikat… dengan ketiadaan sebarang hijab dan halangan,dan dengan ketiadaan syarat-syarat tertentu..,dan juga dengan ketiadaan memandang kepada baqo’(kekal ) dirinya dan lain daripada dirinya-
  
• 5-pada tingkatan kelima :
syeikh tersebut berada dalan martabat hayat, yaitu dapat membezakan segala martabat-martabat,
yaitu dapat ma’rifah segala martabat martabat secara khususi,dan dapat ma’rifah segala kesudahan martabat martabat tersebut,dan segala lawazim(kelaziman sesuatu martabat),
dan juga dapat ma’rifah kelayakan sesuatu perkara,dari hadrah mana ia datang?
Bagaimanakah ia berlaku ?
apakah tujuan darinya?
apakah kesudahannya?.....
Itulah maqam dan martabat ihaatotul-abdi yaitu dapat menguasai secara sepenuhnya oseorang syeikh dengan pandangan mata dan dengan ma’rifahnya ,yaitu dapat ma’rifah segala rahsia

-rahsia Ilahi dan segala ketentuannya.., 
…dan juga dapat ma’rifah perbezaan hadrah Ilahi, 
adakah hadrah tersebut datangnya daripada sifat azmah,jalal atau daripada sifat sifatnya yang lain yang mulia lagi sempurna..,
Yaitu dapat ma’rifah secara zauqi, dan mua’yanah dengan yakin Sekali..
hamba Allah seperti ini…,amatlah susah dan payah bagi seseorang yang mengembara di bumi yang gersang , merentasi hutan belantara, dan melintasi lautan yang luas untuk mencarinya,melainkan melalui isyarat dan izin tertentu daripada Allah SWT akannya (yang mencari syeikh) ,, 
yaitu syeikh tersebut diberi izin yang khusus daripada Allah SWT kepadanya dalam memberi petunjuk hidayah kepada hamba hambanya serta mendapat tauliah khas dalam medidik mereka ke hadrah Ilahi 
inilah syeikh yang layak dan patut untuk dicari dan dituntuti……
syeikh seperti inilah yang dikehendaki dalam sabda Rasulullah SAW kepada Abi Quhaifah :

" سَلِ العُلَمَاءَ وخَالِطِ الحُكَمَاءَ واصْحَبِ الكُبَرَاءَ " 
Ertinya :
Tanyalah ulama’,
berurusanlah dengan ahli-ahli hikmah,
bersahabatlah dengan alkubara’(syeikh,mursyid dan murabbi)
Pemilik martabat inilah yang dikira sebagai al-kabiir (syeikh,mursyid,murabbi)

Apakah tindakan murid,apabila bertemu dengan syeikh ?
jika seorang murid itu mendapati dirinya bersama dengan syeikh tersebut,maka hendaklah ia menyerahkan dirinya kepada syeikh tersebut,
 yaitu menyerahkan dirinya umpama mayat yang berada dihadapan orang-orang yang memandikannya, tiada sebarang pilihan dan usaha daripada dirinya,dan juga tidak ada hadiah pemberian kepadanya yang boleh memberi faedah kepada dirinya sama sekali,..
jadikanlah semangat dan himmahnya itu hanyalah melalui syeikhnya, syeikhnya tersebut dapat melepaskan dirinya daripada sebarang ujian dan bala yang menimpa dirinya..
yaitu menjadikan himmah dan semangatnya untuk mendapatkan penyucian diri yang sempurna, yaitu dapat meneliti hadrah ilahi yang sempurna..yaitu dengan memalingkan diri daripada memandang kepada selain daripada hadrah tersebut ..,dan menghindarkan diri daripada sebarang pilihan dan kehendak diri sendiri..melainkan hadrah ilahi tesebut….Maka apabila syeikh tersebut memberi isyarat kepadanya…
yaitu menyuruhnya melakukan sesuatu perkara atau urusan, maka hendaklah ia mengelak diri dari bertanya :
 Kenapa ?...
 bagamana pula macam ni ?...
 atas apa sebab.?...
 kerana apa ?... 
Kerana ia termasuk dalam bab membawa kepada kemurkaan dan kemarahan seorang Syeikh …. ”
(Berakhirnya terjemahan ungkapam Syeikh Tijani …)
Ulasan sidi Ahmad al hadi :
Syeikh itu dari segi kalimahnya bermaksud:
 1:huruf syiin ..:maksudnya musyahadah
 2:huruf ya’.. : maksudnya :mua’yanah
 3:huruf kho’ :maksudnya khilafah
Barangsiapa yang menemui seorang syeikh yang mempunyai sifat –sifat tersebut..,perjanjian baia’h dengannya adalah menempati perjanjian baia’h dengan Rasulullah SAW secara langsung.., 
Hendaklah ia menjadikan syeikh itu sebagai hakim atas dirinya , melucutkan mahkota dirinya lalu diserahkan kepada syeikh,dan menyerahkan dirinya kepada syeikh tersebut,
dan menjadikan semua yang ada pada dirinya dan segalanya kepada syeikh tersebut..
Firman Allah :
" النَبِيُّ أوْلى بالمُؤْمِنِينَ مِنْ أنْفُسِهِمْ "
Ertinya:
Diri nabi(Rasulullah )terlebih utama(didahulukan) bagi setiap orang yang beriman daripada diri mereka sendiri..
difaham daripada mafhum dan erti ayat tersebut ,seorang wali(murabbi) itu terlebih utama(didahulukan) atas seorang murid daripada diri murid itu sendiri..
Bagaimanakah hendak mencari murabbi dan wali-wali ?
Jikalau ada orang yang bertanya,dimanakah kita nak cari wali wali tersebut ?????
Jawapannya:
Bumi Allah yang terbentang luas ini tidak akan sunyi dari wali walinya, mereka itu terlebih dekat kepadanya daripada urat yang berada di lehernya…
jikalau seseorang itu ia telus dan bersungguh dalam mencari mereka itu, nescaya ia akan menemui mereka….
Tetapi singgahsana utama istana tidak akan diduduki oleh orang yang bukan ahlinya…
Firman Allah SWT :    
" وَكَانُوا أَهْلَهَا وَأَحَقَّ بِهَا "
Ertinya :
Mereka itu adalah ahli singgahsana tersebut ,dan terlebih layak dengannya.,
Sesungguhnya Allah SWT telah menghilangkan mereka daripada pandangan orang ramai ,kerana mengasihani akan hamba hambanya

Berkata Imam Junaid :

Jikalau Allah SWT tidak menghilangkan wali wali dan hakikat diri mereka daripada pandangan orang ramai,nescaya manusia akan musnah binasa,kerana tidak mengikut mereka..,
….dan mereka itu akan menjadi hujah pembalasan atas manusia tersebut di hari kiamat kelak…
Tetapi Allah SWT telah menyembunyikan diri mereka dalam rupa manusia biasa (anak Adam )dan tidak akan mengenali mereka melainkan orang yang seumpama mereka…
Ataupun terdapat sesiapa dikehendaki Allah SWT untuk mendapatkan manfaat keberkatan dari diri mereka..
Maka ketika itu tersingkaplah darinya rupa dan sifat manusia,dan dapatlah musyahadah akan hakikat dirinya yang sebenar lagi Rabbani..

Ya Allah Ya Tuhanku…!
Ya Allah Ya Tuhanku…!

Aku memohon kepada engkau,dengan berkat kedudukan pemimpin Auliya engkau dan pemimipin orang pilihan engkau,yaitu Sayidina wa maulana Muhammad SAW ,baginda adalah pintu utama kepada engkau..,
dan cermin bagi Zat engkau 
Ya Allah ……
Janganlah engkau menjauhkan kami daripada berjiran dan berdekatan dengan mereka,di dunia dan juga di akhirat…

PEGANGAN AHLUL KAMAL TERHADAP AMALAN

#DIALAH pewaris Muhammadi yg sempurna

 قال قطب الأولياء الواصلين الكاملين السيد أحمد الرفاعي رضي الله عنه وقدس سره العزيز :
;لن يصل العبد إلى مرتبة أهل الكمال،وفيه بقية حروف : أنا 
تيدق سمفي سئورغ همبا كفد فريغكت مرتبة أهل الكمال(والي يغ واصل ،عارف بالله يغ كامل لاكي مكمل)فد حال ترتيغكل فدث تكبر. حروف : أنا (كناية درفد تكبر)

"Perkemaskanlah amalan mu tapi fanalah dari amalan mu" 

Bila mana kamu merasakan amalan kamu yang menyampaikan kamu kpd Allah, maka Allah akan menghisab amalan kamu dengan keadilanNya. 

Jika kamu merasakan rahmat dan kurniaan Allah yang menyampaikan kamu kpd Allah, maka kamu akan sampai kpd Allah dgn rahmatNya, yakni sebagai satu kurniaanNya kpd kamu.

Hakikat orang yang bersyukur, berasa malu untuk mempersembahkan amalannya kepada Allah SWT dan berasa amalannya tidak ada nilai disisi Allah SWT. 

Berasa tidak layak langsung untuk mendapat tempat disisi Allah SWT melalui amalan. Berasa terlalu hina dan kerdil disisi Allah SWT dengan amalan.

 Berasakan amalannya tidak dapat menyampaikannya kepada Allah SWT. Berasakan fana pada amalan.

Orang yang keras hatinya dan tidak ada sifat syukur pada dirinya berasa amalannya yang banyak melayakkan dia untuk mendapat tempat disisi Allah SWT.

 Amalannya yang banyak akan menyampaikannya kepada Allah SWT. 

 Amalannya yang hebat melayakkan dia untuk mendapat penghampiran dengan Allah SWT.

 Amalannya yang banyak melayakkan dia untuk mendapat tempat didalam masyarakat dan makhluk.

 Amalannya yang banyak melayakkan dia untuk memegang jawatan dan kekuasaan. 

Amalannya yang banyak melayakkan dirinya berasa lebih hebat dan tinggi daripada orang lain. 

Amalannya yang banyak melayakkan dia untuk mendapat karamah karamah, pembukaan kauni dan kaunu, diperkenalkan kepada alam alam ghaib dan rohani, mentadbir dan menguasai makhluk makhluk lain. 

Sifat 'aku layak' melambangkan sifat 'keakuan'. Lebih banyak sifat 'aku layak' maka lebih tinggi sifat keakuan dalam diri seseorang. 'Aku layak' menghampiri sifat 'ana khairu minhu - aku lebih baik daripada kamu', satu sifat iblis yang berasa lebih baik daripada Nabi Adam a.s. Sedangkan menjauhi sifat 'aku layak' akan menghampiri sifat 'saya berhajat' - ana faqir. Ana faqir akan menghampiri sifat kehambaan - hamba yang tidak mempunyai apa apa dan sentiasa berhajat kepada Tuannya.

Barangsiapa yang berasa lazat dan indah serta manis pada buah amalan dengan memandang kepada kelebihan kelebihan yang dibukakan pintu baginya melalui amalan, berhati hatilah pada fitnah yang sedang mendatanginya dan memungkinkan tercabut ikhlasnya. Amalan hanyalah alat, sedangkan maksud tujuan adalah Allah SWT. 

Jangan jadikan amalan sebagai maksud tujuan daripada kemanisan, kelazatan dan manfaat manfaat yang terhasil daripada buah buah amalan. 

Alah Taala SWT tidak memandang kepada banyak @ sikit amalan yang kita buat tetapi Allah Taala menilik akan keikhlasan di hati kita...mudahan bermanfaat ..

SELAWAT ADALAH PENGGANTI MURABBI


﷽ ، الْحَمْــدُ لِلَّــه ، وَصَـلَّى اللَّـهُ عَلَـى سَــيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْــفَاتِحِ الْخَـاتِـم وَعَلَـى آلِـهِ حَــقَّ قَــدْرِهِ وَمِــقْدَارِهِ الْـعَــظِيـم 

Telah berkata Syaikh Yusuf al-Nabhani رحمه الله تعالى , dalam kitab أفضل الصلوات , beliau menulis:

أَقْرَبُ الطُرُقِ إِلَى اللهِ فِي أَخِرِ الزَمَانِ خُصُوصًا عَلَى المُسْرِفِ كَثْرَةُ الإِسْتِغْفَارِ والصَلاَةِ عَلَى النَبي صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Tariqat (jalan/method yang ditempuh) yang paling dekat menuju kepada Allah ﷻ, di akhir zaman ini khususnya bagi orang-orang yang berlumuran dosa adalah dengan memperbanyak istighfar dan berselawat kepada Nabi ﷺ.

Berkata al Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith حفظه الله تعالى :

في آخر الزمان يفقد الشيخ المربي فالصلاة على النبي تقوم مقام الشيخ المربي في إيصال المريد إلى الله
 
Di akhir zaman, jumlah Murabbi (Pembimbing Ruhani Sejati) akan terus menyusut (berkurang), Maka berselawat kepada Nabi ﷺ dapat dijadikan sebagai pengganti kedudukan Murabbi bagi murid itu (dalam mencapai wusul) ke hadrat Allah ﷻ.

Syaikh Hasan al-Adawi حفظه الله تعالى dalam mensyarah kitab دلائل الخيرات , ia menukil dari al-Imam al-Sanusi dan Syeikh Ahmad Zarruq حفظهما الله تعالى sebagai berikut:

أن الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم تنور القلوب وتوصل من غير شيخ.

Sesungguhnya dengan (seseorang itu yang mengamalkan) selawat kepada Nabi ﷺ, dapat menerangi hati (nya) dan dapat wushul (sampai ke hadrat Allah ﷻ) tanpa seorang Syaikh (Murabbi).

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۞ 

سُبحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ ۞ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلُمرْسَلِيْنَ ۞ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ۩

SIRR SOLAWAT FATIH

┈┉━✿.🌺.✿━┅┄

Syaikh Ahmad bin Muhammad At-Tijani berkata:
"Ketahuilah, sesungguhnya dosa-dosa di zaman ini, sangat sulit dihindari. Bagaikan hujan deras, dosa-dosa itu mengguyur manusia. 

Namun, perbanyaklah melakukan sesuatu yang bisa menghapus dosa-dosa tersebut. Dan pastinya, solawat Fatih termasuk penghapus dosa. 

Karenanya, biasakanlah membaca solawat Fatih dengan ketulusan niat, dan tekad yang benar, agar sir-nya bisa menyatu dalam tubuh dan darahmu. 

Selain itu,niscaya kau juga bisa menyaksikan rahasia dan keajaiban solawat Fatih yang tidak terbatas, insya Allah.

Hanya Allah yang memberi taufiq, dan hanya kepada-Nya kita bertawakkal. Alhamdulillah..

Selawat Al-Fatih

Assalamualaikum 

Ijazah sholawat fatih ucapkan:
Qobiltu

SHOLAWAT FATIH LEBIH UTAMA DARI 100.000 TAHUN BERDZIKIR, BERSHOLAWAT DAN BERDO’A
=============================
Syekh Ahmad at Tijani R.A : Sholawat Fatih adalah كلام الذات القدسية Kalam Allah yg suci, (bukan karangan makhluk, bukan karangan ‘ulama atau Auliya'), yg tahu hanya Rasulullah SAW, dan sengaja diberitakan pada akhir zaman, seandainya dikabarkan pada masa sahabat, maka sahabat hanya akan menyibukkan diri dengan shalawat fatih & mengabaikan amalan yang lain. Ini dikarenakan Fadhilah yg sangat besar (Kitab Kasyful Hijab 564)

SHOLAWAT FATIH LIMAA UGHLIQ

۞ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞
۞ ﺍﻟﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ۞
۞ ﻭَﺍﻟﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ ۞
۞ ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟﺤَﻖِّ ۞
۞ ﻭَﺍﻟﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢِ ۞
۞ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢِ ۩

Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad
Al Faatihi Limaa Ugliq
Wal Khootimi Limaa Sabaq
Naa Shiril Haqqi bil Haq
Wal Haadii ilaa Shiroothikal Mustaqiim
Wa ‘alaa aalihi Haqqo Qodrihi wa Miqdaarihil ‘Adziim

🕊Kelebihan Sholawat Fatih :
1. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari di jamin hidup bahagia dunia dan akhirat
2. Membaca sholawat al-Fatih 1x menghapus semua dosa
3.Membaca Sholawat Fatih 1 kali menyamai (mendapat pahala sama dengan) 600.000 kali lipat sholawatnya semua malaikat, manusia, dan jin sejak alam diciptakan hingga hari membacanya ditambah 400 perang Sabilillah
4. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai pahala sholawat yang dibaca oleh seluruh mahluk dari awal di ciptakan sampai sekarang 600x lipat
5. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari, di jamin mati membawa iman ( husnul khotimah).
6. Membaca sholawat al-Fatih 10x di malam jum’at lebih besar pahalanya dari pada ibadah seorang wali yang tidak membaca sholawat al-Fatih selama 1 juta tahun.
7.Membaca sholawat al-Fatih 100x di malam jum’at menghapus dosa 400 tahun.

Allahumma sholli 'ala muhammad. Wa ala ali sayyidina muhammad 

Mhon d bagikan

ANTARA NUR MUHAMMAD DAN NABI MUHAMMAD


Hakikat Nur Muhammad ini perlu diterangkan dgn lebih lanjut n jelas agar bisa difahami oleh semuanya. 

* Apa itu Nur Muhammad ?
* Apa hubungannya dengan diri Nabi Muhammad ?
* Apa hubungannya dengan diri manusia ?

Dalam ranah ( ruang lingkup / lapangan ) hakikat, Nabi Muhammad dan Nur Muhammad itu berbeda.

Nabi Muhammad adalah manusia. Anak dari seorang ayah bernama Abdullah dan ibunya bernama Aminah. Lahirnya di Mekah dan makamnya di Madinah.

Tetapi hakikat "Nur Muhammad" adalah cahaya atau ruh, jiwa yang tunggal, jiwa jiwa yang terpuji. Hakikat Nur Muhammad itu ada dalam diri tiap-tiap manusia, ada dalam diri kalian semua, sebagaimana ada dalam diri para Nabi Allah dan RasulNya, serta wali Allah.

Nur Muhammad itu hanya ada SATU namun ada dalam diri semua umat manusia. Jika engkau pakai akalmu, bisa menjadi bingung.

Lalu apa hubungannya antara Nur Muhammad itu dengan diri Nabi Muhammad ?

Diri Nabi Muhammad itu bathiniahnya telah bersambung / Wushul serta lebur dalam hakikat Nur Muhammad atau bisa dikatakan Nabi Muhammad adalah TAJALLI SEMPURNA drp Nur Muhammad. Sedang pada manusia pada umumnya, bathiniahnya itu masih putus disebabkan masih terselimuti hawa nafsu.

Atribut atau pakaian dasar dari Nur Muhammad itu adalah " KEINDAHAN ( JAMAL ) , maksudnya adalah keindahan akhlakul karimah dimana dengan keindahan itu selalu bersifat menata ( tersusun kemas ) seumpama longgokan sampah yang berserakan dan tak berharga, lalu ditata ( disusun kemas ) menjadi suatu keindahan.

Yang sebenarnya Nabi Muhammad yang ada di Makkah itu adalah wujud lahiriah saja. Demikian juga halnya para Nabi yang lain, maupun wali wali Allah, kesemuanya tiada lain adalah tajalli dari Nur Muhammad. 

Oleh sebab itulah Rasulullah bersabda bahwa dirinya diutus hanya untuk memuliakan n menyempurnakan akhlaknya manusia.

Itulah sejati, diutusnya Nabi Muhammad, sebenar-benarnya adalah untuk mengembalikan manusia pada kemurnian fitrah dasarnya, mengembalikan agar wushul dan tersambung kembali lebur kepada Nur Muhammad.

Agar engkau sekalian menjadi "MUHAMMAD" itu sendiri secara hakikatnya, yaitu makhluk yg terpuji, INSAN yang kamil / sempurna, sesuatu fitrah dasar penciptaan manusia. Itulah , sesungguhnya syafaat yang sejati, itulah sebenarnya sholawat yang sejati itu.

Sebab , hanya Nur Muhammadlah yang bisa mengenali Allah, itulah tujuan akhirnya yang hendak dicapai agar bisa menjadi Muhammad secara hakikatnya dan mengenali TuhanNya.

Salah persepsi drp orang orang, yaitu malah mereka seakan ingin mengcopy 100% lahiriah Nabi Muhammad, dengan pakaian ala timur tengah, berjanggut tanpa berkumis, celana cingkrang, dll yang bersifat lahiriah saja, padahal tujuannya nlNabi itu untuk menjadikanmu seorang MUHAMMAD secara hakikatnya, menjadi makhluk yang terpuji dan mengenal Allah, jadilah Muhammad secara hakikatnya, itulah hakekat yang sesungguhnya.

Dan lagi ketika ingin menjadi Muhammad atau seperti Muhammad tidak harus bernama Muhammad, misalnya jika ingin menamakan anakmu supaya namanya mencerminkan akhlaknya, misal nama Ahmad, Mustafa, budhi, syech puji dll.. 

itu semua maknanya sama saja hanya lain bahasa, nama bisa apa saja asalkan artinya baik n bagus, hal yang paling penting adalah sikap dan perilakumu yang harus mencerminkan Muhammad ( Yang Terpuji ).

Kita mungkin tak bisa lagi melihat Nabi Muhammad (karena beliau sudah wafat)
Tetapi kita masih bisa bertemu para Muhammad Muhammad yang lain secara hakikatnya. 

Nur Muhammad itu masih ada sampai sekarang menerangi semesta ini. Agar kita semua bisa melihat dan menjadi saksi ( bersyahadat ) bahwa Nur Muhammad itu ada, nyata, mereka adalah cahaya penerang kehidupan ini.

Syukran akhi Sunan Geseng

*

ALLAHU AKBAR

Kisah murid dungu diangkat menjadi wali dengan Zikir ‎- ‏hai bawang ‎(يا بصل)

Suatu ketika saya duduk bersama seorang guru terbuka cerita ismul azhom.. lalu Sang guru berkata pd sy asma(Nama2 Allah) bukanlah hal utama tp hati yg melantunkan asma itu lebjh utama.. lalu dikisahkn pd saya: 

Telah mahsyur d bumi arab kisah ini...
pada suatu hari di majlis ilmu telah berhimpunlah semua murid2 di hadapan Sang Guru memberi tausiyah.. Gurunya seorang wali dan ulama besar... selesai majlis mengadaplah seorang demi seorang murid kpd guru.. bermacam2 permintaan.. nak ijazah amalan itu dan ini maka termasuk lah ismul azhom.. maka dapatlah sesetengah murid2 yg cerdas bijak yg telah khatam byk kitab akan amalan ismul azhom.. lalu setelah usai semuanya dtglaa seorang murid dungu yg ahli khidmat gurunya nak jemput makan lepas tausiyah.. (murid dungu ni kurang pandai kurang mengaji kitab dan memilih jln khidmat pd guru.. Dah anak2 murid lain dpt ijazah mcm2 amalan.. lalu sang guru bertanya pula pd murid dungu ni kamu mahu amalan apa pula.. lalu dijawabnya ismul azhom.. maka tergelaklah habis satu kelas pd murid dungu yg berhajatkan ismul azhom.. lalu jawab si guru dengan memanggil si dungu hey bawang -(يا بصل)- yakni bawang di istilah org arab memanggil org2 yg slow lembab semacam merendahkan memperlekeh... tp si dungu dgn gembira dlm hatinya mendapat ismul azhom (dia faham hai bawang يا بصل tu adalah ismul azhom.. ) setelah selesai majlis masing2 murid balik dan beramal lah simurid dgn amalan masing2 yg telah didapatkan dari sang guru...

sama lah.. si murid dungu ni dengan ikhlas nya beramal dan tasdik kalam gurunya tanpa syak bersangka buruk pd gurunya terus beramal hai bawang يا بصل ... dalam tempoh tertentu sehinggalah majlis tausiyah bulan berikutnya.. Alangkah terkejut sang guru melihat murid dungu bercahaya dlm kasyafnya melihat murid dungu telah futuh dan d angkat menjadi wali Allah.. lalu dipanggil semua murid lain satu persatu.. termasuk yg telah d beri ismul azhom.. tp apa habuk pon xberubah.. lalu berkata sang guru apa pon xguna bg ismul azhom tp xada apa...  

akhirnya bertanyalah guru kpd murid dungu .. apa yg kamu amal? jwb murid dungu.. apa yg telah guru ajar..
apa yg aku ajar? kata si guru..
jwp murid dungu hai bawang يا بصل
😂😂😂 

Nota : bg yg pernah bljr ilmu huruf /hisab jumal dll pasti faham بصل mmpunyai rahsia dan isyarat 
ب -يا بصير  
ص- يا صبور 
ل - يا لطيف 

  kesimpulannya : 
1)hendaklah bersangka baik pd guru..  
2) yg utama dlm zikir kpd Allah swt memerlukan hati yang bersih dari penyakit2 dan gharad2 tujuan2.. 
Bacalah zikir ismul azhom sekalipon klu hati dan niat xbetul xmau nyerr
3) jgn riya dgn ilmu mu dan menghina org yg rendah dari mu..

cerita lama ... sy ingat2 lupa.. klu salah mohon maaf

Cpf

Ya Somad

Teringat kisah org kafir yg memuja berhala berpuluh2 tahun dgn menyebut Ya Sanam (wahai berhala), sekali dlm mengantuk dia tersebut Ya Somad (Wahai Tempat Bergantung), terus Allah jawab Labbaika ya Abdi (Aku mendengar wahai hamba-Ku). Malaikat protes kata Ya Allah dia tersasul tu. Allah jawab, bertahun2 dia seru berhalanya, tidak berjawab. Kalau aku diseru dgn Ya Samad dan tidak menjawab, apa beza aku dengan berhala itu.

KETAMPANAN BAGINDA BESAR NABI MUHAMMAD ‎ﷺ

Di dalam Kitab Al-Mahabbah karya Imam Ghozali disebutkan bahwa Imam Muhammad bin Asy'ats berkata pada masa Nabi Yusuf 'Alaihissalam,
penduduk Mesir pernah hidup selama empat bulan tanpa makanan.

Jika mereka lapar, mereka cukup memandang Nabi Yusuf 'Alaihissalam sehingga ketampanannya menjadikan mereka lupa akan rasa laparnya.
Bahkan ada yang lebih dari itu.

Pernah terjadi di mana sekumpulan perempuan mengiris-ngiris jarinya tanpa terasa, karena takjub melihat ketampanan Nabi Yusuf 'Alaihissalam.

Di lain keterangan, Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam Kitabnya, Muhammad Insanul Kamil, mengatakan bahwa persentase ketampanan, keindahan dan keelokan yang ALLAH Ta'ala turunkan ke alam ini dibagi menjadi beberapa bagian, dengan rincian :

50% untuk Nabi Muhammad ﷺ,
25 % untuk Nabi Yusuf 'Alaihissalam, dan sisanya 25% lagi dibagikan kepada seluruh alam raya beserta isinya yang meliputi keindahan alam, keelokan hewan, ketampanan dan kecantikan manusia, dan lain sebagainya.

Baik Nabi Muhammad ﷺ maupun Nabi Yusuf 'Alaihissalam sama-sama tampan dan mempesona siapapun yang melihat, mereka juga sama-sama diberi 10 hijab dari cahaya guna menjaga penampilannya dari fitnah.

Hanya bedanya semua hijab Nabi Yusuf 'Alaihissalam telah dibuka semenjak di dunia,
sedangkan Nabi Muhammad ﷺ baru satu yang dibuka, sisanya akan dibuka dan ditampakan kelak di surga.
Karena jika semua hijab beliau dibuka semenjak di dunia, orang-orang akan tanpa sadar
mengoyak-ngoyak jantungnya karena tak kuasa menahan takjub melihat beliau 

Sumber :
Kitab Al-Mahabbah karya Imam Ghozali.

  *" اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*
 Arti:
Ya Allah semoga rahmat senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad dan juga kepada keluarga Nabi Muhammad

Kredit to Ali Nurdin Tijani ...forum silaturahim thariikat tijaniyah

Insaflah

Mana mungkin orang yang memiliki keakuan dalam dirinya duduk di wilayah kewalian.. umpama seorang panglima perang yg mempunyai senjata dan tentera yg dlm dirinya menginginkan kuasa dan takhta, jika d ketahui raja pasti d pancung.. begitu jua org yg memilih mengikuti jln kewalian yg dlm dirinya punya keakuan pasti terpelanting jauh dari hadrah kewalian.... zawq yg ia rasa hnyalah tiupan2 tipu daya syaitan... 

Na u zubillahiminzalik

#Via Jiwa Tasbih

BAHAYA TERHALANG DENGAN HIJAB2

#Ya Allah ampuni kami 

kata al-Imam Abu al-Hassan al-Syazuli r.a.
إن أكثر الناس حجابا العلماء 
فسبحان من حجب العلماء بعلومه
"sesungguhnya manusia yg paling ramai dihijab adalah ahli Ilmu atau Ulama
Maha suci Allah yang menghijab ahli Ilmu dgn Ilmu mereka"

Kata Robi'ah Al-Adawiyah رضي الله عنها :

"Allah menutup hati makluknya (jalan untuk mengenal Allah) dengan hijab (penghalang) yang halus,

1. Para ulama (ahli ilmu) terhijab karena keluasan ilmunya (munculnya sikap memandang rendah pada orang lain)

2. Para Zahid (ahli ibadah) terhijab karena amalnya.(tidak perduli dengan keadaan orang lain, lupa bahawa 
tujuan Nabi Muhammad SAW membawa Agama Islam adalah untuk Rahmat Seluruh Alam)

3. Para Hukamah (Ahli Hikmah) terhijab karena kehalusan Hikmahnya (Timbul rasa bangga didalam hati)"

Dan hijab (penghalang) itu bisa terbuka dengan cara menjadi orang Arif (Perasa)

#Cari ahlinya yg boleh membuang segala sifat keakuan dlm dirimu ( BERHALA KEAKUAN)

ADAB BERSHOLAWAT SUPAYA CEPAT DI BUKA KAN HIJAB OLEH ALLAH SWT


۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

Berkata Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz, "Menganugerahkan sholawat pada Nabi Shollallahu 'alaihi wa 'alaa aalihi wasallam akan memperkuat hubunganmu dengan ALLAH dan Rosul-Nya karena dalam melakukannya engkau mengingat kedua-duanya, ALLAH dan Rasul-Nya...

Hal ini terutama berlaku JIKA engkau melakukannya dalam keadaan mahabbah (cinta) yang dalam, syauq (kerinduan) dan ta'dzim (penghormatan). Engkau harus menyadari ketika melakukan hal itu bahwa SUMBER segala barokah ALLAH yang telah diberikan kepadamu dan seluruh makhluk adalah Muhammad saw dan bahwa CAHAYA agungnya adalah TITIK awal penciptaan...

Juga mencoba untuk membayangkan beliau shallallahu alaihi wa sallam ada di depanmu saat engkau memberikan sholawat pada-nya, bayangkan bahwa engkau sedang berada di Raudahnya yang diberkati atau Shubbāk nya (jendela di depan makam beliau). Memberikan sholawat kepadanya seolah-olah engkau berada di sana sampai pintu futuh dibuka untukmu dan tabir diangkat...

Jika engkau memberikan sholawat kepada beliau saw dalam keadaan ini, maka akan membawa manfaat tak terbatas dan akan menghasilkan amalan yang tidak bisa dibandingkan dengan amalan baik apapun. Ini akan menjadi sarana pemurnian dan membantu engkau dalam perjalananmu menuju ALLAH...

Jika engkau tidak memiliki guru, sholawat akan menjadi perantara sebagai pengganti guru untuk bisa dekat dengan ALLAH. Jika engkau sudah memiliki guru, sholawat akan memperkuat hubungan spiritualmu kepadanya sehingga pintu kepada Nabi bisa dibuka lebih cepat...

Hadits Ubay bin Ka'ab adalah bukti yg cukup dari manfaat menganugerahkan sholawat pada Nabi.
Dia berkata kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa alaa aalihi wasallam,
"Ya Rasulallah Aku selalu memberikan sholawat kepadamu dan melakukannya dalam kelimpahan. Berapa banyak harusnya sholawat dilimpahkan untuk engkau?"
Dengan kata lain, dia bertanya, 'berapa banyak waktu yang harus kuhabiskan untuk menganugerahkan sholawat atasmu? Apakah Seperempat? "

Rasulullah menjawab: "Jika engkau mau dan melakukannya lebih banyak maka itu lebih baik untukmu."

Ubay bertanya lagi, "Setengah?"
Jawab Rasul saw, "Jika engkau mau dan melakukannya lebih banyak lagi maka lebih baik untukmu"

"Dua pertiga?"
"Jika engkau mau dan melakukannya lebih banyak lagi maka lebih baik untukmu."

"Kalau begitu aku akan menghabiskan semua waktuku untuk bersholawat kepadamu"

Jawab Rasul saw, "Kalau begitu semua kebutuhanmu akan dipenuhi dan dosa-dosamu akan diampuni."
(HR. Aḥmad, al-Tirmidzi dan al-Hakim)

Di antara redaksi sholawat khitob yg dipilih adalah 'Assholatu wassalamu alaika ayyuhannabiyyu wa rohmatullahi wabarakatuh'. Bila engkau membacanya seratus kali sehari maka mustahil Nabi tidak memperhatikanmu. Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi mengatakan barangsiapa bersholawat dengan kalimat Assholatu wassalamu alaika ayyuhannabiyyu wa rohmatullahi wabarokatuh maka seakan-akan ia sedang berziarah ke makam Rasulullah saw. Dan kalimat itu juga mengandung panggilan kepada Nabi. Dan beliau saw apabila dipanggil, maka selalu datang dengan menghadapkan seluruh tubuhnya...

Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad wa alihi wa sohbihi wa sallim
...
💐اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 💐 الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ 💐 وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ 💐 نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ 💐 وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ 💐 وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩💐
Sabda Rasulullah SAW:
“Seutama-utama manusia dengan aku di hari kiamat ialah orang yang paling banyak berselawat kepadaku.” [Sila rujuk HR At-Tirmizi-0483

MAWLID KAN TIBA

Hakikatnya, Sayidina Muhammad ﷺ tidak diketahui ketinggian dan kemuliaan kedudukannya disisi Allah Ta'ala, hanyasanya Allah yang Maha Mengetahui akannya. Maka dengan demikian itu jadilah Selawat itu permata permata indah dalam ibadah, menghiasi Tauhid dan menghiasi indah Syariat, dan adalah baginya makanan pada orang yang dalam suluk dan minuman pada rohaniat yang kehausan, serta syarat utama pada barang yang melengkapi islam iman dan ihsan. 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

Selain Allah ﷻ, tiadalah lagi sesuatu yang dipuji sentiasa setiap saat dan waktu melainkan Sayidul Wujud Sayidina Wamaulana Muhammad ﷺ. Samada dipuji oleh manusia mahu pun Malaikat yang diperintah oleh Allah ﷻ. 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

Selawat makhluk atas Sayidina Muhammad ﷺ adalah sebenarnya selawat Allah ﷻ jua pada Saiyidina Muhammad ﷺ pada hakikatnya, yang melambangkan ketinggian dan kemuliaan Sayidina Muhammad ﷺ melebihi sekelian makhlukNya.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

Kesempurnaan penciptaan Baginda ﷺ melimpahi alam sebagai lambang keutamaan kedudukan Baginda ﷺ yang ditinggikan oleh Allah ﷻ daripada sekelian makhlukNya, sesuai dengan pangkat Baginda ﷺ sebagai Penghulu kepada segala kewujudan.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

Tiada yang mampu mengenali darjat Sayidina Muhammad ﷺ melainkan Allah ﷻ yang sentiasa mengangkat ketinggian darjat Sayidina Muhammad ﷺ melalui selawat daripada para Malaikat dan makhlukNya serta salam daripada hamba-hambaNya.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

Tiada yang mampu merendahkan kemuliaan Baginda ﷺ kerana yang Maha Pencipta sentiasa memelihara ketinggian dan kemuliaan Baginda ﷺ serta memperhiasi penciptaan Baginda ﷺ dengan kemuliaan pakaian Maksum.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

Apabila awan, pasir, batu, haiwan dan tumbuh-tumbuhan menunjukan kasih dan sayangnya kepada Baginda ﷺ, apakah terbit kecemburuan dari Sayidina Ibrahim a.s untuk disertakan dalam kelompok ummat Baginda ﷺ? 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

Bagaimana pula apabila ummat Sayidina Muhammad ﷺ menjadi ummat kesayangan Baginda ﷺ? Bukan kita yang memilih untuk menjadi ummat Sayidina Muhammad ﷺ, tetapi kita telah dipilih untuk menjadi Ummat Sayidina Muhammad ﷺ. Syukurilah dengan nikmat ini apabila kita yang tidak layak, telah dinisbahkan kepada Sayidina Muhammad ﷺ yang sempurna sebagai ummat Baginda ﷺ dengan memperbanyakan berselawat keatas Sayidina Muhammad ﷺ. 

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

#via Ibn Salleh Al-Louie

MAKSUD SEIRINGNYA SYARIAT DAN HAKIKAT

BAHAWA KEHIDUPAN SEORANG MUSLIM DIHIASI HIDUPNYA DENGAN SYARIAH,MENGAMALKAN SUNNAH 

DAN BATINNYA DIPENUHI DENGAN KEFAHAMAN IRFANIYAH DAN HAKIKAT-HAKIKAT 

LIHATLAH SYEIKHUL AKBAR IBNU ARABI 
BAGAIMANA BELIAU MENTERJEMAHKAN KESELURUHAN HIDUPNYA DENGAN AMALAN SUNNAH
MELAINKAN SATU AMALAN YG BELIAU X MAMPU BUAT..
IAITU SETIAP PAGI MENGETUK RUMAH ANAK PEREMPUAN 
KERANA KETIADAAN ANAK PEREMPUANNYA 

“SEPERTI MANA BAGINDA SAW SETIAP PAGI MENGETUK RUMAH ANAKNYA..”

DAN BEGITU JUGA SIDI KHALID NAQSYABANDI
DI GELAR SEBAGAI ZULJINAHAIN
ذوالجناحين
PEMILIK DUA SAYAP
YAITU SAYAP KANAN DAN KIRI (AHLI SYARIAT DAN HAKIKAT) 

MEREKALAH SEBAIK2 RUJUKAN
BUKAN SEDAP BERBICARA TENTANG HAKIKAT
WALHAL SYARIAT ENTAH KE MANA..

PERBAHASAN IRFANIYAH ‎: ‏JAUHAR FIRD KHOTMUL ANBIYA dan JAUHAR FIRD KHOTMUL AULIYA‎

PERBAHASAN IRFANIYAH

JAUHAR FIRD KHOTMUL ANBIYA 
JAUHAR FIRD KHOTMUL AULIYA

Sambungan perbahasan yg lalu tentang hakikat muhammadiyah/Jauhar fird 

Dan barangsiapa ingin mendalami akan perkara ini
hendaklah ia memahami secara mendalam akan perbahasan hakikat yg dipernamakan dengan jauhar fird (kenabian/kewalian)

itulah martabat kemuncak hakikat dan kemuncak makrifah

alangkah beruntung bagi sesiapa yg dapat melihat penerangan terperinci oleh Sidi Ahsan Albaqili Ra tentang jauhar fird dalam risalahnya yg bernama ‘jauhar fird’

Sesungguhnya hadrah kenabian adalah jauhar fird pd Zatnya
dan berbilang pada Penzahiran dan menifestasinya

Kenabian adalah hakikat yg satu
hanyasanya berbilang itu pada penzahiran dan tajalliyatnya

difahami drpd sudut ini 
bahawasanya tiada kenabian melainkan kenabian Baginda Saw 

kenabian Nabi2 yg lain adalah menifestasi,penzahiran ,Saluran dan limpahan yg melimpah ruah drpd jauhar fird Nabi Agung yaitu Baginda Saw kepada keseluruhan ummat yg terdahulu adalah utk menzahirkan Umat Nabi Saw

begitu juga hadrah kewalian adalah hadrah kauhar fird
Satu pd zatnya dan tidak menerima akan bilangan drpd mana2 sudut..
banyak pd penzahiran dan menisfitasinya 

tidaklah kewalian2 yg ada melainkan adanya mereka drpd percikan2 drpd jauhar fird kewalian (itulah yg dipernamakan khotmul Auliya)

drpd Jauhar fird kewalian agung tersebut melimpah ruah kepada hadrah2 secara khusus sebelum zahirnya hadrah ibu/utama

Dua hadrah kewalian dan kenabian adalah dua hadrah yg berlainan 
dan mestilah setiap hadrah tersebut mempunyai Empunya diri yg mendirikan akan hak Allah swt

Hadrah Kenabian itu luas dan hadrah kewalian pula adalah terahsia dan bersifat melimpahkan madad (drpd hadrah jauhar fird kenabian)

sebab itu telah tertulis hikmah ilahi dan telah terdahulu oleh iradah rabbaniyah bahawa akan melaksanakan tanggungjawab martabat kewalian oleh jauhar fird kewalian ...

walaupun keberadaan Nabi Agung sebagai majmak/pengumpul akan segala rahsia hakikat ilahiyah dan kauniyah

hakikat agung yg tidak terpisah drpdnya oleh hakikat2 yg ada sama ada hakikat yg tinggi atau rendah 
drpd kerana inilah mendapat penghormatan Tinggi drpd Allah swt terhadap Wali (jauhar fird kewalian) drpd kalangan ummat Baginda saw

bahkan Martabat yg amat tinggi ini yg terahsia ia didalam hakikat Nabawiyah 
kerana Baginda Saw majmak/pengumpul akan hakikat Ahmadiyah dan Muhammadiyah 

diletakkan Wali khotam yg batin didalam hadrah hakikat Ahmadiyah Baginda Saw (sebahagian drpd sir2 ilahi )

kerana Kerasulan berpangkat wali menegahnya oleh pangkat kewaliannya drpd mendirikan hak2 dalam hadrah kewalian ini

dengan ditetapkan bahawa
jauhar fird kewalian adalah berbeza dengan jauhar fird Kenabian

jika difahami dengan jelas masalah jauhar fird kewalian bahawasanya perkara ini bukanlah mengurangkan akan martabat Baginda Saw apabila diberi taklif kepada khotam keWalian dengan martabat Jauhar Fird kewalian

kerana ia dikira termasuk dalam hadrah khatam kenabian 
yaitu termasuk dalam kaedah furu’ yg kembali kepada Usulnya

Dari sudut ini
dapatlah difahami bahawa Baginda memberi madad kepada diri Baginda Saw

seperti disebut didalam ibarat Selawat jauharatul kamal 
‎إفاضتك منك إليك 
limpahan daripada kamu dan kepada kamu

berkata Syeikhul akbar lbnu Arabi RA :
bahawasanya khotmul auliya mendapat madad drpd usulnya (khotmul Anbiya)
dan Khotmul auliya melimpahkan/memberi madad kepada keseluruhan hadrah kewalian..

bahawasanya khotmul auliya adalah salah satu keistimewaan diri Khotmul Anbiya
yg diberi tanggungjawab wakil/muqaddam jemaah

sambungan...

VIA~ Zawiyah iraah