Khamis, 27 Februari 2020

SEANDAINYA ENGKAU BERSELAWAT, BERZIKIR SELAMA 100 RIBU TAHUN

“Seandainya engkau bertawajjuh (menumpukan usaha) dengan semua zikir, selawat dan do'a selama 100 ribu tahun, setiap hari engkau baca 100 ribu kali, maka semua pahala zikir, selawat dan do'a tersebut tidak kan mampu mencapai pahala satu kali Selawat Al-Fatih Lima Ughliq... 

Jika engkau ingin memberikan manfaat pada dirimu di akhirat, maka sibukkanlah dirimu membaca selawat Al-fatih menurut kadar kemampuanmu. Karena selawat Al-fatih adalah simpanan Allah swt yang terbesar untuk orang yang membacanya”.

- Syeikh Ahmad At-Tijany Rahimahullah -

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

Jemputan ke Majlis Zikrullah pada setiap Hari Jumaat selepas Solat Asar di seluruh negara. Boleh berhubung dengan perwakilan.

Pengisian adalah berdasarkan buku panduan ZIKRULLAH terbitan Jabatan Mufti Negeri Pahang yang mengandungi Istighfar, selawat Al Fatih, Tahlil, Doa.

Semoga Allah mengampuni kita semua yang penuh kelemahan. Wallahu A'alam.

Khamis, 20 Februari 2020

MAKSUD SEBENAR PERJALANAN AHLILLAH WALI ALLAH

Apabila basirah/mata hati seorang sudah terbuka ...
Maka ia akan menyibukkan dirinya dengan ketaatan secara zahirnya
Dan hatinya dengan mahabbah akan Allah SWT dan Rasulullah SAW

Maksud toriqah dan jalan ahlillah ialah berdiri di hadapan Allah SWT, Nabi SAW dan syeikhnya ..
Yaitu berdiri dgn billah  (بالله )،bukan dengan diri kamu sendiri 
-Dengan maksud bahawa amalan kamu bukan kerana kasyaf, martabat, kewalian dan lain2..
Tujuan dan matlamat kamu bermula dengan syeikh/toriqah kamu, kemudian baginda SAW dan seterusnya Allah SWT...
Jangan kamu merasa kamu mampu sampai kpd Allah SWT tanpa perantaraan Nabi SAW dan syeikh kamu ...
Wallaua'lam

tidaklah seseorang itu dapat masuk kpd Allah swt melainkan melalui perantaraan/wasitah (Nabi SAW /Wali2)

لابد من الشيخ الكامل ليخرج النفوس من تعبها الى راحتها بشهود ربها فالشيخ الكامل هو الذى يريحك من التعب لا الذى يدلك على التعب . فمن دلك على العمل فقد أتعبك , ومن دلك على الدنيا فقد غشك وخانك ومن دلك على الله فقد نصحك 
-tidak dapat tidak  bagi guru murabbi itu, hendaklah ia mampu utk mengeluarkan nafsu manusia daripada keperitan mujahadah kepada ketenangan...,ketenangan  yg membawa syuhud kpd Allah dengan sebenarr
sesungguhnya  murabbi yg sebenar ialah guru yang memberi ketenangan,bukanlah yang memenatkan kamu dengan mujahadah yang memenatkan
sesungguhnya orang yang mengajak/memimpin kamu kepada mujahadah dengan amalan   
sesungguhnya ia memenatkan kamu
dan barangsiapa yang mengajak kamu kpd kesedapan dunia
sesungguhnya ia cuba memperdaya dan mengkhianati kamu 
dan barangsiapa yg mengajak kamu kpd Allah 
sesungguhnya ia betul2 menasihati akan kamu
~kalam ahlillah
wassalam

Jaminan bagi pengamal Awrad Thariqah At Tijaniyyah

Jaminan / Dhamanat bagi pangamal awrad Thariqah At Tijaniah yang sering dipermasalahkan oleh ulama Fiqh yg tidak mengerti Keutamaan Awrad umum maupun khusus dan diingkari pula oleh ahli ingkar tashawuf dan thariqah.

Sebagai contoh jaminan yang sering dipermasalahkan bahkan diingkari oleh sebagian ulama yang tidak mengerti thariqah atau oleh ulama yang ingkar thariqah adalah: Ihwan Tijani yang istiqamah dengan thariqahnya mendapat jaminan masuk surga tanpa hisab dan tanpa disiksa, dirinya, kedua orang tuanya, istri maupun anak-anaknya. 

Jawaban kami:
Jaminan tersebut sebenarnya sesuai dengan janji Allah SWT dalam Al Qur’anul Kariim juga berdasarkan hadits hadits Nabi Muhammad SAW:

Firman Allah SWT dlm Al Qur'an:

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ ﴿ابراهيم:٤١﴾

“Ya Tuhan kami, berilah aku ampunan dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)"(QS. Ibrahim: 41).

Dalam ayat diatas, Allah SWT membimbing kita agar berdoa untuk keselamatan diri sendiri dan saudara saudara seiman seluruhnya tanpa kecuali. Jadi bukan hanya kedua orang tua dan keturunannya. Dlm ayat lain Allah SWT berfirman:

يَا عِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَا أَنتُمْ تَحْزَنُونَ ﴿٦٨﴾ الَّذِينَ آمَنُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا مُسْلِمِينَ ﴿٦٩﴾ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ ﴿٧٠﴾﴿الزخرف: ٦٨- ٧٠﴾

"Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati” (68). “(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri” (69). “Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan."(70) (QS. Az Zuhruf: 68-70)

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ ﴿الطور:٢١﴾

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya” (QS. At Thur: 21).

Hadits Nabi Muhammad SAW:
قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَعَدَنِيْ رَبِّيْ عَزَّوَجَلَّ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِيْ سَبْعِيْنَ ألْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ، مَعَ كُلِّ ألْفٍ سَبْعُوْنَ ألْفًا وَثَلاَثُ حَثَيَاتٍ مِنْ حَثَيَاتِ رَبِّيْ عَزَّ وَجَلَّ (مسند إمام أحمد بن حنبل)

Rasulullah SAW bersabda: Tuhanku berjanji kepadaku bahwa ummatku akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa disiksa sebanyak 70.000 (tujuh puluh ribu) orang, bersama setiap seribu orang tersebut, 70.000 (tujuh puluh ribu) orang, dan (ditambah) dengan tiga cidukan dari cidukan Tuhanku Yang Maha Mulya dan Maha Perkasa. (Musnad Imam Ahmad bin Hambal, hadits no. 22357)

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إنَّ مِنْ أمَّتِيْ مَنْ يَشْفَعُ فِي الْفِئَامِ مِنَ النَّاسِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَشْفَعُ لِلْقَبِيْلَةِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَشْفَعُ لِلْعُصْبَةِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَشْفَعُ لِلْوَاحِدِ، حَتَّى يَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ. (رَوَاهُ التُّرْمِذِيْ) وَزَادَ رَزَيْنُ (وَإِنَّمَا شَفَاعَتِيْ فِي أهْلِ الْكَبَائِرِ، وَإنَّهُ لَيُؤْمَرُ بِرَجُلٍ) (مسند إمام أحمد بن حنبل)

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya sebagian dari ummatku ada yang bisa memberi syafaat terhadap banyak golongan, ada yang bisa memberi syafaat kepada Qabilah / sukunya, ada yang bisa memberi syafaat kepada keluarganya, ada yang bisa memberi syafaat kepada satu orang saja sehingga mereka semuanya masuk surga. (HR. Thurmudzi).

Dan Imam Razain dalam riwayatnya menambahkan: “Sesungguhnya syafaatku akan diberikan kepada ahli kabair (pelaku dosa dosa besar), dan hal tersebut akan dikuasakan (diwakilkan) kepada seorang laki laki (Wali Allah)”.

Catatan penting:
= 1 = “Sesungguhnya sebagian dari ummatku ada yang bisa memberi syafaat terhadap banyak golongan, ada yang bisa memberi syafaat kepada Qabilah / sukunya, ada yang bisa memberi syafaat kepada keluarganya”

Jaminan masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksa bersama istri istrinya, anak anaknya dan kedua orang tuanya, sebenarnya sesuai Al Qur’an dan Haditds Nabi Muhammad SAW.

= 2 = “Sesungguhnya syafaatku akan diberikan kepada ahli kabair (pelaku dosa dosa besar), dan hal tersebut akan dikuasakan (diwakilkan) kepada seorang laki laki (Wali Allah)”.

Kami yakin pula bahwa isyarah dari makna hadits tersebut diatas (dikuasakan / diwakilkan) kepada seorang laki laki (Wali Allah)”. tertuju kepada guru kita Al Quthbi Al Maktum Abil Abbas Ahmad bin Muhammad At Tijani ra. yang mana ketika beliau mendapat amanat dari Rasulullah SAW untuk mengamalkan dan menyebarkan Thariqah Tijani yang mulya ini, beliau bertanya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW: “Apa jaminan yang Tuan berikan kepada hamba dan orang yang mengikuti hamba?.. 

Nabi Muhammad SAW menjawab: Kamu adalah pintu rahmat Allah SWT bagi pelaku dosa dosa besar dan ahli maksiat yang ingin bertaubat dan kembali ke jalan Allah SWT”. 

Dari kitab yang sama juga ada hadits:

حَدَّثَنَا عَبْدُ الله قَالَ حَدَّثَنِيْ أَبِيْ قَالَ ثَنَا هَاشِمْ بِنْ اَلْقَاسِمِ قَالَ ثَنَا اَلْمَسْعُوْدِيْ قَالَ ثَنَي بَكِيْرُ بْنِ الأَخْنَسِ عَنْ رَجُلٍ عَنْ أَبِيْ بَكْرٍ اَلْصِّدِّيْقِ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُعْطِيْتُ سَبْعِيْنَ ألْفًا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وُجُوْهُهُمْ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَقُلُوْبُهُمْ عَلَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ فَاسْتَزْدَتْ رَبِّيْ عَزَّ وَجَلَّ فَزَادَنِيْ مَعَ كُلِّ وَاحِدٍ سَبْعِيْنَ ألْفًا قَالَ أبُوْ بَكَرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَرَأيْتُ أنَّ ذَلِكَ آتِ عَلَى أهْلِ الْقُرَى وَمُصِيْبُ مَنْ حَافَاتَ الْبَوَادِيْ"(مسند إمام أحمد بن حنبل)

Bersabda Rasulullah SAW: ”Aku diberi (oleh Allah SWT) 70.000 (ummatku) akan masuk surga tanpa hisab. Wajah wajah mereka bagaikan bulan purnama, sedangkan HATI MEREKA BERADA DI HATI SEORANG LAKI LAKI (Wali Allah), kemudian Allah SWT memberi tambahan pada setiap orang (dari jumlah 70.000 tersebut) sebanyak 70.000 orang. Berkata Abu Bakar As Shiddiq ra. Maka aku melihat bahwa karunia tersebut diberikan kepada penduduk suatu kampung yang memenuhi seluruh lembah”.

Catatan penting:
Kalau kita hitung, dari jumlah 70.000 x 70.000 maka jumlah keseluruhannya sebanyak 4.900.000.000.- (empat milyar sembilan ratus juta).

Subhanallah wa tabaarokallaah... semoga kita tergolong pada jumlah tersebut.

HATI MEREKA BERADA DI HATI SEORANG LAKI LAKI (Wali Allah), 

Haqqul yaqin, Laki laki yang dimaksud adalah guru kita, Al Quthbi Al Maktum Ahmad bin Muhammad At Tijani ra. dimana pada posisi tersebut beliau juga dikenal sebagai HATI RASULULLAH atau QALBU MUHAMMADIYYAH. Yang merupakan wadah dari lautan Rahmat Allah SWT. (Rahmatan lil ‘alamiin).

Dan masih banyak hadits serupa yang menjelaskan dhamanat (jaminan) dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW sebagai syafaat atas ummat beliau.

Kalau kita renungkan, andaikan seluruh ihwan Tijani dikumpulkan bersama istri istrinya, anak anaknya dan kedua orang tuanya, kami yakin jumlah seluruhnya tidak akan mencapai 1/3 (sepertiga) dari jumlah ummat Rasulullah SAW. yang mana menurut riwayat hadits yang kedua dalam rawi MAULID AD DIBA’I dinyatakan bahwa 1/3 ummat Rasulullah SAW akan masuk surga tanpa hisab, 1/3 masuk surga melalui hisab yang ringan dan 1/3nya lagi akhirnya masuk surga juga walaupun melalui hisab yang berat dan ketat.

Dengan demikian maka masuk akal / tidak mustahil bahkan wajar sekali apa yang dijanjikan Rasdulullah SAW kepada Sayyidi Syeikh Ahmad Tijani ra. bahwa ihwan Tijani beserta anak anaknya, istri istrinya dan kedua orang tuanya dijamin masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksa berkat rahmat dan kasih sayang Allah SWT yang disebabkan tingginya martabat Sayyidi Syeikh ra. bukan karena kemulyaan dari masing masing pribadi ihwan tersebut.

Renungkan wahai saudaraku!!!....
Dalam satu haditsnya Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَانَ أخِرُ كَلاَمِهِ: لآاِلَهَ اِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ (رواه البخاري ومسلم – صحيح)
“Barangsiapa yang kalimat terakhirnya (sebelum mati mengucapkan) Laailaaha illallah, maka dia masuk surga” (HR. Bukhari dan Muslim – Shahih).

Ini adalah jaminan dari Allah SWT, melalui lisan Al Amin Rasulullah SAW, bahwa orang yang sebelum mati (kalimat terakhir) yang dia ucapkan adalah Laailaaha illallah, maka dia dijamin masuk surga. 

Ingat !!!...CUKUP 1 KALI LAAILAAHA ILLALLAAH – MASUK SURGA.

Pertanyaannya: Bagaimana dengan para pengamal awrad Thariqah At Tijaniyyah yang mana mereka wajib istiqamah setiap hari:
1. Menjaga dan mengamalkan syariat Islam dengan baik dan istiqamah. terutama shalat lima waktu diawal waktu dan berjamaah.

2. Wajib beristighfar pagi dan sore 230 kali, bershalawat pagi dan sore 262 kali serta membaca dzikir laailaaha illallaah 300 kali. Lalu setiap jum’at sore wajib membaca laailaaha illallaah minimal 1000 kali.

3. Sangat ditekankan agar istiqamah shalat sunnah rawatib, tahajjud dan duha.

4. Sangat ditekankan agar selalu membaca Qur’an minimal 1 juz setiap hari sehingga setiap bulan minimal hatam 1 kali. Serta berbagai kebaikan lainnya dengan niat ibadah murni karena Allah SWT.

Kemudian dijanjikan oleh Rasulullah SAW melalui Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijani ra, kepada mereka (para pengamal istiqamah awrad Thariqah Tijani, bahwa DIRINYA, ISTRI, ANAK-ANAK SERTA KEDUA ORANG TUANYA MASUK SURGA TANPA HISAB. 

Apakah janji janji tersebut menyalahi syariat Islam (Alqur'an dan Hadits) yang suci ini?......

Jika menurut anda janji tersebut berlawanan dengan Al Qur'an dan Hadits, tolong tunjukkan dasar hukumnya!!!....

KH Muhammad Yunus A Hamid

Khamis, 13 Februari 2020

WALI ADALAH PETUNJUK MENGENAL ALLAH SWT


*قال سيدي الأحسن البعقيلي رضي الله عنه و ارضاه في كتابه تبصرة الارواح ص 77،

"فإن دلّك الله على ولي فقد دلّك على معرفته، فإنه لم يجعل الدليل على معرفة وليّ إلا من حيث الدليل عليه، فإن استعظمته في قلبك فقد أحبك وأراد أن يوصلك اليه، فلا طريق الى معرفته إلا من طريقة العارف، فكما حجب نفسه حجب أولياءه برداء البشرية.

Sayyidi Assyekh Al Imam Al Ahsan Al Ba'qili At Tijany rodliyallah 'anhu berkata :

*"Jika Allah swt telah menunjukkanmu pada seorang Wali,maka sungguh Allah swt telah menunjukkanmu untuk Ma'rifat (mengenal-NYA), karena Sesungguhnya Allah swt tidak menjadikan petunjuk untuk mengenal seorang Wali kecuali Wali itu akan menjadi petunjuk untuk mengenal-NYA...*

*Jika engkau memuliakan Wali tersebut dalam Hatimu,maka sungguh Allah swt telah mencintaimu dan IA ingin agar Wali tersebut menyampaikanmu pada-NYA...*

*Tidak ada jalan untuk mengenal Allah swt kecuali dari jalan seorang yang 'Arif Billah ...*

*Sebagaimana Allah swt Menghijab Zat nya, IA juga menghijab para Wali-NYA dengan  rida'(selendang) sifat kemanusiaan...*

Sumber :

*(TABSHIROTUL ARWAH karya AL IMAM AS SYEKH AL AHSAN AL BA'QILI AL HASANI AT TIJANY RODLIYALLAH 'ANHU)*

Rabu, 12 Februari 2020

Syarat Masuk Hadrat Allah

Syarat masuk hadrat Allah ialah keluar dr diri kamu (fana), hancur dlm hakikat Rasulullah, bukan fana dlm diri kamu, hancurkan diri kamu dan masuk dlm hakikat Rasulullah lalu masuk ke hadrat Allah.

Allah tarik mereka (jazbah) bukan dgn usaha sendiri (suluk), Allah tarik ke hadrat Allah, inilah jalan anugerah, Fadlul Ilahi, seumpama raja di dunia panggil rakyat biasa yg dia ingin beri anugerah dato masuk hadrat raja, berbeza dgn org yg minta jd dato dgn usahanya sendiri, bila hilang usaha itu dato itu mungkin akan ditarik kembali oleh raja.

Jalan jazbah, kisah bisyrul hafi seorang yg dlm maksiat lalu didatangi oleh seorang wali lalu mendoakannya dan baca ayat al quran, maka bisyrul hafi terus masuk hadrat Allah,
Kenapa dipgl bisyrul hafi? Sbb dia diterima 
Imam Hambali didatangi oleh org yg dirasuk lalu imam ambil kasut nak pukul, keluar jin, bila imam wafat jin kembali semula kpd org itu lalu org bw dia ke masjid imam tunjuk kasut, lari jin

Jalan jazbah amalan tak byk, tapi sgt taat, jauhi diri sendiri, hilangkan diri sendiri bila bersama guru, 

Hamba ada 3 jenis bila nak masuk hadrat Allah
1. Allah hantar wali kpdnya, dia terus serah diri, ini ahli tajrid, ini terima jalan jazbah sbb dia taslim kpd ahlillah (wakil Allah)
2. Allah hantar wali kpdnya tp dia (hamba) itu ada kehendak sendiri, maka dia letih dan gurunya akan letih dgn ahwalnya
3. Pertikai wali, ada was2, mana dalil? Mcm wahabi

Hadrat Allah dan wali tersangat kaya...ramai yg berhajat kpdnya

Kita hairan dgr kisah sahabat terlalu tawlim kpd Rasulullah, spt kisah Al Amr bin Al Asy nk tawan kota fustat (mesir), kerana taslim kpd sabda Rasulullah bhw dia akan jd amir kpd mesir, lalu dia naik manjanik, org hairan kenapa kamu buat begini, sbb taslim kpd Rasulullah

Hijab besar adalah keakuan, yakin kpd ilmu dan amal sendiri

Kisah di Maghribi, namanya Abdus Somad, rindu jalan Allah, cari2 shg dgr ada wali besar, lalu kumpul semua harta dan letak dlm bungkusan sampai kpd guru itu, lalu ketuk pintu keluar hamba perempuan, masuk kpd guru, seronok sbb dia dgr nama Abdus Somad sbb guru itu dgr bhw abdus somad itu akan bersamanya buat maksiat, rupanya guru itu adalah dajjal, bukan guru yg sebenar, guna tasawuf utk tipu org, masuk abdus somad dgn niat nk jumpa guru sebenar tp lihat guru itu penuh dgn maksiat, perempuan, arak, tp dia terdetik dlm dirinya bahawa guru itu nk uji dia, ini semua tak betul, sbb ada wali boleh uji dgn maksiat, nak tahu betulkah nk jd murid, jd terus kata ini semua harta sy hadiah kpd guru, jd guru itu pun terima, beri cangkul ke kebun, gembira terus keluar kerja mcm gila, silih berganti hari, seorang wali autad (7 autad) 7 iklim, nak dekat nazak, ahli diwan dengan wazir2 dtg ziarah, pilihlah seorg wali ganti kamu sbb kamu tiada anak murid, maka wali autad itu kata sy dh dpt warisku, siapa? Lihat abdus somad, wali lihat alam ini mudah shj, mungkin abdus somad jauh dr mrk tp mrk tahu, spt satelit dunia, maka wali2 lain kata kamu betul, dan slps wafat terus abdus somad diangkat jd wali ketika dia sdg bercangkul, syuhud Allah, lalu tahu gurunya adalah dajjal, penipu, bila terima kewalian dia kata berdoa ku tak layak atas kewalian ini,ku tolak kewalian ini shg dijadikan guruku yg penipu itu wali jg terimalah taubatnya, maka Allah lantik gurunya jd wali jg, inilah murid sebenar, sukar dicari zaman ini.

Maka iktiraflah kekurangan diri, dgn anugerah Allah shj dpt bantu kita, inilah jalan syukur, jalan kehambaan

Zaman ini zaman iktiraf kehinaan diri

Sayyidi Ahmad Al Hadi Al Hasani
8.12.17
Iraah

Rabu, 5 Februari 2020

Berkenaan Hadis Man Arafa Nafsahu Arafa Rabbahu

Al-Imam Ibn 'Arabi rahimahullah telah bertemu (secara mimpi atau yaqazhah) dengan Baginda Nabi sallallahu 'alaihi wasallam dan Beliau bertanya berkenaan Hadith :

"sesiapa yang mengenal dirinya maka sesungguhnya dia mengenal Tuhannya"

adakah Baginda yang sebut sebegitu atau tidak pernah sebut. lalu Baginda menjawab : ye saya yang berkata sedemikian.

kisah ini diceritakan kepada kami oleh Dr Yusri Rushdi Jabr Al-Hasani hafizhahullah ketika di Mesir. bahkan Syaikh menyatakan banyak Hadih yg dihukumkan palsu oleh Ulama' Syariat (Ahli Hadith) atas disiplin ilmu mereka tetapi telah disahkan oleh Imam Ibnu Arabi melalui jalan kerohanian.

bahkan Syaikh Yusri menyatakan Al-Imam As-Suyuti juga sebegitu. ada banyak Hadith yang diragui oleh Ulama' Zahir kemudian Beliau akan bertanya kepada Baginda Nabi dan Baginda mengesahkan status Hadith tersebut.

[ memang susah kita berbicara dengan saudara mara kita yang berfahaman "di sebelah sana" kerana mereka sukar menerima hakikat ini. terlalu berpegang kepada logik dan literal boleh menjadi hijab untuk kita memandang sesuatu dengan lebih luas. ilmu bukan hanya di kitab zahir. tetapi ada di kitab batin. itulah Wirathah (pewarisan) Muhammadiyyah. ]