[Awal mula Baitul Maqdis dibangun]
Sayidah 'Aisyah meriwayatkan dari Baginda Nabi, beliau bersabda: Sungguh Makkah adalah kota yang Allah muliakan dan Allah juga muliakan kehormatannya. Allah mengutus malaikat untuk meliputi kota Makkah pada saat Allah belum menciptakan apapun dari bagian bumi, masanya adalah 1000 tahun. Allah lalu menghubungkan Makkah dengan Madinah. Lalu Allah menghubungkan Madinah dengan Baitul Maqdis. Kemudian, setelah 1000 tahun Allah menciptkan bumi dalam satu ciptaan.
Sayidina Ali bin Abi Talib berkata, "Mulanya bumi adalah air. Allah lantas mengutus angin, angin tersebut lantas menerpa bumi dan muncullah buih. Allah kemudian membagi bumi menjadi empat bagian, Allah menciptakan Makkah dari bagian pertama, menciptakan Madinah dari bagian kedua, menciptakan Baitul maqdis dari bagian ketiga, dan menciptakan Kufah dari bagian ketiga.
Ka'b al-Ahbâr berkata, "Nabi Sulaiman bin Dawud membangun Baitul Maqdis di atas pondasi lama sebagaimana Nabi Ibrahim membangun Ka'bah di atas pondasi lama."
Ibnu al-Jauzi berkata, "Orang-orang lalim mulanya tinggal di Baitul Maqdis. Allah lalu mengutus Yusya untuk menumpas mereka. Setelahnya Baitul Maqdis dikuasai oleh orang-orang kafir dan mereka menjadikannya tempat sampah. Setelah itu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Sulaiman, perintah membangunnya."
Sa'id bin al-Musayyab berkata, "Allah memerintah Nabi Dawud untuk membangun masjid Baitul Maqdis. Ia bertanya, "Duhai Tuhanku, di mana aku akan membangunnya?" Allah menjawab, "Di tempat raja menghunuskan pedangnya." Nabi Dawud kemudian melihatnya di tempat itu. Ia lantas menyusun pondasi dan membangun tembok masjid tersebut. Ketika bangunan masjid itu sudah berdiri, tiba-tiba bangunan itu roboh. Nabi Dawud bertanya, "Duhai Tuhanku, Engkau perintah hamba untuk membangun maajid, tapi setelah masjid itu berdiri, Engkau justru merobohkannya?" Allah menjawab, "Wahai Dawud! Aku jadikan dirimu sebagai Khalifah-Ku di antara seluruh makhluk-Ku. Mengapa kamu mengambil tempat itu dari pemiliknya dengan cuma-cuma? Masjid tersebut kelak akan dibangun oleh salah satu anakmu. Saat tiba generasi Nabi Sulaiman, ia menawar tanah tersebut dari pemiliknya. Pemiliknya berkata, "Hargarnya adalah satu qințâr (hitungan zaman tersebut)." Nabi Sulaiman menjawab, "Sepakat." Pemilik tanah bertanya, "Harga ini lebih baik atau harga yang itu?" Nabi Sulaiman menjawab, "Yang ini lebih baik. Itu yang nampak bagiku." Pemilik tanah bertanya lagi, "Bukankah tadi kamu sudah sepakat?" Nabi Sulaiman menjawab, "Benar. Tapi penjual dan pembeli masih memiliki hak pilih selama belum berpisah." Ibnu al-Mubarak berkata, "Ini adalah dalil hak pilih (bagi umat sebelum Islam)." Perawi berkata, "Nabi Sulaiman terus diberikan tawaran, tapi beliau tetap kukuh dengan keputusannya. Hingga akhirnya beliau sepakat dengan harga tujuh qințâr." Setelah itu, Nabi Sulaiman membangunnya hingga rampung, tapi ternyata pintunya tidak bisa dibuka. Nabi Sulaiman berusaha memperbaikinya agar pintu tersebut bisa beliau buka. Namun, pintunya tetap tidak bisa dibuka. Hingga akhirnya beliau berdoa, "Dengan perantara shalat-shalat yang dikerjakan ayahku, Dawud, semoga pintu ini terbuka." Lantas terbukalah pintu tersebut. Kemudian Nabi Sulaiman memilih 10.000 ahli kitab dari Bani Israil untuk tinggal di Baitul maqdis, 5.000 bagian siang dan 5.000 bagian malam. Dan setiap saat, entah itu pada malam atau pun siang hari, Baitul Maqdis selalu diisi oleh orang yang beribadah kepada Allah.
(Inilah yang kemudian menjadi alasan Yahudi Bani Israil bahwa Baitul Maqdis adalah milik mereka, Padahal mereka telah berulang kali mendurhakai Allah, mereka juga beberapa kali membunuh nabi yang Allah utus kepada mereka. oleh karena itu mereka sudah sering kali Allah usir dari Baitul Maqdis)
Al-Syaibâni berkata, "Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Dawud: Kamu belum menyelesaikan bangunan Baitul Maqdis. Nabi Dawud bertanya, "Wahai Tuhanku, kenapa?" Allah menjawab: "Karena tanganmu berlumuran darah (karena perang). Nabi Dawud berkata, "Semua itu semata karena hamba taat pada-Mu." Allah berfirman, "Ya, sekalipun itu alasannya."
Ka'b berkata, "Saat Nabi Sulaiman menjadi raja, Allah memerintahkannya untuk membangun Baitul Maqdis, maka beliau melaksanakannya. Ketika beliau masuk Baitul Maqdis, beliau tersungkur, sujud syukur kepada Allah. Beliau berdoa, "Duhai Tuhanku! Siapa pun yang masuk (ke Baitul Maqdis) dalam kondisi takut, berilah ia rasa aman, atau masuk dan berdoa (di sana), kabulkan doanya, atau masuk dan meminta ampun, ampuni dosanya." Setleah itu Nabi sulaiman menyembelih 4.000 ekor sapi dan 7.000 ekor kambing. Beliau membuat makanan dan mengundang bani Israil.
Dalam riwayat lain, Allah memerintah Nabi Dawud, "Bangunkan untuk-Ku rumah!" Nabi Dawud terlebih dahulu membangun rumahnya. Kemudian beliau membangun rumah (yang diperintahkan), tapi rumah tersebut roboh.
Abdul Malik al-Jazari berkata, "Setelah beberapa tahun Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaan, beliau memulai pembangunan Baitul Maqdis. Jumlah orang yang membangun Baitul Maqdis adalah 1.000 orang. Mereke harus menebang 1.000 pohon setiap bulan. Jumlah yang bertugas di bagian batu adalah 10.000 orang. Yang bertugas mengontrol mereka jumlahnya 300 orang yang amanat. Di Baitul Maqdis dimasukkan peti Nabi Musa dan Nabi Harun. Beliau shalat di sana dan berdoa, "Duhai Tuhanku! Engkau memerintahku untuk membangun rumah mulia ini. Maka aku mohon panggillah dia pada waktu siang dan malam. Setiap orang yang datang pada-Mu meminta nikmat, ampun, kemenangan, tobat, dan rezeki, maka kabulkanlah, entah mereka datang dari tempat dekat atau pun jauh." Allah lantas kabulkan permintaannya. Allah berfirman, "Aku telah kabulkan doamu." Allah berfirman, "Wahai Sulaiman! Aku ampuni dosa setiap orang yang mendatangi rumah ini hanya dengan tujuan untuk salat di sini."
Ata al-Khurâsâni berkata, "Tatkala Nabi Sulaiman bin Dawud selesai membangun Baitul Maqdis, Allah tumbuhkan dua pohon di dekat pintu al-Rahmah; Salah satunya tumbuh emas, dan satunya lagi tumbuh perak. Setiap hari Nabi sulaiman mengambil 200 ritl emas dan perak dari masing-masing pohon. Nabi Sulaiman menghamparkan lantai emas dan perak untuk masjid tersebut. Ketika Bukhtanassar berkuasa, ia merusaknya dan merampas emas dan perak seberat delapan puluh ekor anak sapi. Setelah itu ia membuangnya di al-rumiyyah.
Ahli sejarah berkata, " Baitul Maqdis sempat mengalami kerusakan hingga menjadi seperti tempat sampah. Allah kemudian memerintahkan nabi Sulaiman untuk membangunnya. Semua itu dilaksanakan setelah 4 tahun beliau meninggalkan kerajaan. Nabi Sulaiman terus membangunnya selama 7 tahun. Jarak antara turunnya Nabi Adam hingga Nabi Sulaiman membangun Baitul Maqdis adalah 4476 tahun."
Ka'b berkata, "Sesungguhnya, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Sulaiman, "Bangunlah Baitul Maqdis! Nabi Sulaiman lantas mengumpulkan orang-orang yang bijak, bangsa Jin ifrit, dan para pemimpin setan. Beliau kemudian membagi-bagi kelompok setan. Ada kelompok yang bertugas untuk membangun, ada yang bertugas memecah batu, ada kelompok yang bertugas memotong pohon kurma dan memotong pilar dari marmer, dan ada juga kelompok yang bertugas menyelam ke dasar laut untuk mengambil mutiara dan batu mulia, besar mutiara tersebut seperti telur burung unta atau telur ayam. Beliau lalu mulai membangunnya, tapi bangunannya tidak kokoh. Di tempat tersebut ada bangunan untuk hewan yang dibangun oleh Nabi Daud. Nabi Sulaiman lantas diperintahkan untuk merobohkannya. Kemudian beliau menggali hingga sampai pada air. Beliau berkata, "Bangunlah pondasinya di atas air." Mereka lalu melemparkan batu-batu tersebut ke dalam, tapi air mementalkan batu-batu tersebut kembali. Lalu Beliau bermusyawarah. Mereka kemudian memberi isyarat agar dibuat suatu kotak dari tembaga, lalu kotak itu dipenuhi dengan batu dan di atasnya ditulis tulisan kalimat tauhid yang ada di cincin nabi Sulaiman. Setelah itu ia kembali melemparkan batu-batu tersebut. Batu-batu tersebutlah yang kemudian yang menjadi pondasi. Beliau lalu melanjutkan pekerjaan. Bangunan tersebut pun berdiri kokoh. Beliau terus melanjutkan pembangunan Baitul Maqdis hingga menjadi bangunan yang begitu indah tidak terbayangkan. Hiasan yang digunakan dari emas, perak, permata, yakut, dan berbagai macam perhiasan mahal yang lain. Perhiasan tersebut diletakkan di langit-langit, di ubin, pintu, dan tembok. Setelah bangunan selesai, beliau mengumpulkan orang-orang dan mengatakan kepada mereka bahwa ini adalah Masjid Allah, dan Allah lah yang memerintahkannya untuk membangun masjid tersebut, semua yang ada di masjid tersebut murni milik Allah, siapapun yang mengurangi dari bagian masjid tersebut, maka sungguh ia telah menghianati Allah. Sebelumnya Allah telah memerintahkan pembangunan masjid tersebut kepada Nabi Dawud. Lantas setelahnya ia mewasiatkan masjid tersebut kepada Nabi Sulaiman. Setelah itu Nabi Sulaiman membuat makanan dan mengumpulkan seluruh masyarakat.
Allah berfirman
فَضُرِبَ بَيۡنَهُمۡ بِسُوۡرٍ لَّهٗ بَابٌؕ بَاطِنُهٗ فِيۡهِ الرَّحۡمَةُ وَظَاهِرُهٗ مِنۡ قِبَلِهِ الۡعَذَابُؕ
Lalu di antara mereka dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di sebelah dalam ada rahmat dan di luarnya hanya ada azab.
Abdullah bin 'Amr bin al-'Aş berkata, "Dinding yang dimaksud adalah pagar Baitul Maqdis sebelah timur, Allahu a'lam."
Tiada ulasan:
Catat Ulasan