Jazbah ialah satu daya tarikan haq yang membuat sel sel tubuh, jaringan tubuh atau organ tubuh bergetar dan orang yang dialiri oleh getaran daya tarik haq ini disebut orang majzub atau majzubien.
Orang Majzub dengan daya tarik haq dapat sampai kepada tahap haqiqat dan makrifatulloh dalam tempo yang singkat dan seketika dibandingkan dengan pencapaian manusia lain.
Ia seperti seseorang yang mendaki gunung menuju puncak dengan bantuan tali yangg ditarik dari atas puncak.
Keadaan ini amatlah mudah berbanding orang yang mendaki tanpa bantuan dan tanpa dorongan, hanya semata-mata usaha.
Singkat masa disini bukanlah berarti satu hari atau satu tahun, tetapi singkat masa yang disesuaikan dengan tingkat karomah.
Nabi Muhammad s.a.w. menamatkan latihan kerohaniannya setelah beliau berumur 40 tahun lalu dilantik menjadi Rasul. Begitu juga dengan Syeikh Abdul Qadir Jilani dan para sultan awliya' yg lain dapat menamatkan latihan kerohanian mereka antara umur 40 - 90 tahun. Ini dikira cepat berbanding manusia biasa yang tidak sempat tamat latihan walau umur menjangkau 1 abad.
Hal ini sebagai perbandingan, bahwa dalam menuntut ilmu itu berlanjut sepanjang hayat.
Orang yang majzub/orang yang dialiri oleh getaran daya tarik haq dianugerahkan keringanan yaitu dapat melakukan banyak hal dalam waktu yang singkat sedangkan hal itu sangatlah sukar dan amat berat bagi orang biasa.
Misalnya orang majzub mampu menghapal dan mengerti sesuatu dengan singkat,cepat,tepat dan benar dengan refleksi autadillah dan untuk orang biasa perlu berbulan-bulan menghayatinya barulah dia bisa menghapal dan mengerti.
Seseorang yang majzub pertama mengenal keagungan serta kebesaran Tuhan dalam setiap masa dan saat tanpa lalai.
Orang majzub selalu dipelihara oleh Allah dari bencana,bahaya dan malapetaka, Ia adalah satu anugerah khas dari Tuhan kepada hambaNya yang dipilih mengikut kehendakNya semata-mata dan ia bukan diminta. Semua itu bukan berasal dari hawa nafsu,keinginan,kemauaan,kecerdasan atau kepandaian yang ada pada dirinya,tetapi semua itu terjadi karena setiap saat dan setiap waktu mereka mendapatkan laduni, ilham, taufik, hidayah dan inayah.
Jika zaman nubuwwah hal ini berlaku pada para Nabi dan Rasul tetapi selepas zaman Rasulullah s.a.w. (zaman wilayah/ wali), hal yang seperti ini berlaku kepada para wali, autad,dan orang orang muttaqien.
Orang majzub mempunyai mata hati, hati nurani, intuisi yang tajam setelah didapati setelah terbuka hijab dan mendapat kasyf dengan bashiroh, muhatthob dan rukyatus sodiq.
Berikut ini mari kita mencoba melihat pendapat tentang Majzub untuk lebih jelas tentang makna dan arti majzub tersebut,
Para Masyaikh Naqsabandiyah mengatakan bahwa meneruskan Zikir Ismu Zat akan menghasilkan Jazbah. Jazbah adalah daya tarikan daripada Allah dengan cepat.
Jazbah itu akan mengetarkan seluruh sel-sel, jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh yang terisi oleh zikir ismuz zat menjadi darah daging bergetar memuji kepada Allah.
Zikir Nafi Itsbat akan menghasilkan perjalanan Suluk dengan cepat dalam munajad dan sirnya.
Seseorang yang telah mendapatkan Jazbah oleh Allah swt tanpa perantara, tanpa keinginan dan kemauannya sendiri, digelarkan sebagai Mazjub Salik/majzubien dan ketika seseorang yang menempuh Suluk dengan segala amalan para salik yang diijazahkan oleh guru yang kamal mukamil dan mendapatkan taufik hidayah Taufiq Allah swt ,maka orang tersebut dipanggil sebagai Salik Mazjub.
Perbedaan yang jelas antara Salik Mazjub dan Majzub Salik.
Seorang Salik Mazjubtelah melalui berbagai peringkat keruhanian dengan menuntut secara salik, dengan amalan, zikir, riyadah, munajad dan halwat serta mengetahui tentang seluk-beluk dalam perjalanan keruhanian.
Seorang Mazjub Salik adalah seperti seorang yang telah dibawa kekuatan daya tarik zat yang tiba-tiba mendorong dengan gerak getaran gelombangnya oleh sebuah kekuatan daya tarik haq tanpa usahanya sendiri dan tanpa hawa nafsu, pemikirin, dan kepandaian namun hanya ada wuqub qolby, wuqub adadi dan wuqub zamani dengan kekuatan daya tarikan zat atau Jazbah/jizby.
Orang majzub dapat mengenal segala rahasia Allah dengan singkat dan seketika hanya semata-mata karena jazbah/jizby yang bergerak dan bergetar dalam tubuhnya, Jazbah tersebut akan bergerak dengan getaran refleksi zat.
Dalam Suluk, seseorang Salik menempuh perjalanan keruhanian dengan usaha dan amalannya yaitu dengan zikir, riyadah, hizib, munajat dan halwat tetapi orang-orang majzub dengan kekuatan Jazbahnya, segala peningkatan keruhanian yang didapatkannya adalah semata-mata limpahan ilham, laduni dari Allah swt.
Jika tidak ada Jazbah/ daya tarikan zatnya pada diri, maka seseorang itu tidak akan dapat mencapai darjat Wilayat yaitu derajat Kewalian dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Kredit: Ikrami