Selasa, 3 Disember 2019

PEMIMPIN DARI SEMUA WALI ALLAH

*APAKAH WALI AL QUTHBUL MAKTUM DAN KHOTMUL MUHAMMADI?*

*DAN APA PERBEDA'ANNYA DENGAN WALI AL QUTHBUL GHAUTS,  SULTHONUL AULIA,  SYAIKHUL MASYAYEKH?*

*Sayyidina Wa Maulana Syekh Ahmad bin Muhammad At Tijani Ra adalah Wali Quthbul  Maktum Wal Khotmul Muhammadi.*

*Wali Quthbul Maktum Wal Khotmul Muhammadi ialah martabat atau derajat wali yang paling tinggi yang di bicarakan semua para Wali Quthub dan Wali Ghoust kepada murid muridnya pada setiap zamannya dan setiap perkumpulan dan majlisnya. Selain membicarakannya, para wali Quthub dan Wali Ghoust itu semuanya mengharapkan dirinya menjadi wali Qutbul Maktum Wal Khotmul Muhammadiy tersebut.*

*Di antara wali Quthub yang membicarakannya dan mengharapkan itu ialah Syaikhul Akbar ibnul Arobi Al Hatimi Ra,  Syekh Ali Baba Ra, Syekh Musthofa Ra dan lain lainnya.*

*Suatu ketika Syekh ibnul Aroby Ra melihat suatu derajad yang melebihi semua derajadnya  semua wali Quthub yang tidak ada derajad yang lebih tinggi di atasnya kecuali derajat Para Nabi dan Para Rasul alaihimu Sholatu Wa Salam.*

*Syekh ibnul Arobi merasa dirinya mencapai derajad itu. Beliau banggj dan menyatakan dirinya mencapai Wali Al Khotmu yang tidak ada wali Al Khotmu lagi setelahnya, karena hanya ada satu orang saja sepanjang zaman.*

*Seketika itu,  tiba tiba terdengar suara:  Bukan untuk kamu apa yang kamu merasa dan kamu harapkan itu, tetapi adalah untuk wali di akhir zaman yang tiada wali yang lebih mulia darinya.*

*Mendengar suara itu,  spontan Syekh ibnul Aroby menyerah dan berkata:  Aku serahkan perkara ini kepada Allah SWT.   Lalu Syekh ibnul Aroby berkata:  kemudian saya lama memohon kepada Allah SWT supaya tahu siapakah beliau:  namanya, nasabnya, negaranya, dan kehidupannya, namun Allah SWT tidak memberi Tahunya.*

*Sedangkan Sayyidina Wa Maulana Syaikh Ahmad bin Muhammad At Tijani Ra menyatakan:*

*Sayyidul Wujud Rosulullah SAW berkata kepada saya secara berhadapan muka, tidak mimpi, bahwa "Saya adalah Al Quthbul Maktum.*

*Pernyata,an ini tidak di katakan wali siapapun kecuali Sayyidina Wa Maulana Syaikhina Syekh Ahmad bin Muhammad At Tijani Ra.*

*Sayyiduna Syaikh Ali Harozim Ra bertanya:*

*Apa Al Quthbul Maktum itu?*

*Sayyiduna Syaikh Ahmad At Tijani Ra berkata:*

*Al Quthbul Maktum ialah wali Quthub yang maqomnya/derajadnya di rahasiakan oleh Allah SWT dari Makhluk-Nya kecuali Rosulullah SAW.*

*Sayyidina Wa Maulana Syaikh Ahmad bin Muhammad At Tijani Ra berkata:*

*Allah SWT tidak membuka kepada seorangpun Nabi dan Wali mengetahui batin dan rahasia rahasia yang tersimpan pada kamalatul Ilahiyah dan Asrorur Robbaniyah (sifat sifat sempurna Allah SWT dan ilmu ilmu Allah yang sangat lembut dan mendalam).*

*Allah SWT tidak memperlihatkannya kecuali hanya Sayyidul Wujud Rosulullah SAW.*

*Al Hamdu lillah...*

*Kata Syaikh Ahmad At Tijani Ra,  saya bersama Rosulullah SAW mengetahui itu.  Adapun para Wali selain saya hanya mengetahui luarnya (lahiriyahnya saja).*

*Beliau berkata: Wali Qutbul Maktum wal Khotmi Muhammadi ialah wali yang menjadi perantara antara para Nabi dan Para Wali.*

*Setiap wali Allah SWT sejak awal wujudnya alam hingga hari kiamat tidak mendapat faidh dari Nabi SAW melainkan dengan perantara Wali Quthbul Maktum sekira mereka tidak mengerti.*

*Faidh artinya mengalir, meluap, meluber.yakni mengalirnya, meluapnya, melubernya ma'rifat ilahiyyah  ,anwarul ilahiyyah, asror ilahiyyah, ulumul ilahiyyah. Dan boleh di katakan mengalirnya,  meluapnya,  melubernya kewalian.*

*Sedangkan madad artinya ialah: bantuan ruhaniyah,  mengalirkan, menyalurkan, ma'rifat ilahiyyah, anwarul ilahiyyah, asror ilahiyyah, ulumul ilahiyyah tersebut.*

*Bantuan itu terkadang dari Nabi Muhammad SAW maka di sebut Madadun Nabi.*

*Dan terkadang dari Sayyidi Syekh Ahmad At Tijani ra maka di sebut madadu Syekh Ahmad At Tijani Ra. Atau dari wali maka di sebut Madadu Wali......*

*Jadi madad adalah bantuan mengalirkan faidh. Namun sebagian ulama menyebutkan madad itu adalah faidh , karena faidh mengalir dari Nabi Muhammad SAW melalui perantara Wali sebagaimana keterangan berikut ini:*

*Faidl mengalir dari Nabi SAW kepada para Nabi -alaihimus solatu was salam, kemudian dari para Nabi mengalir kepada Sayyidina wa Maulana Syaikhina Syaikh Ahmad bin Muhamad At-Tijani RA, dari beliau mengalir kepada para wali rodlia Allhu anhum. Yakni, para wali menjadi wali; mendapat makrifat ilahiyyah, anwarul ilahiyah, asror ilahiyyah, ulumul ilahiyyah adalah karena luberan atau mengalirmya Faidl kewalian dari beliau (dari Quthbul Maktum Sayyidina Syaikh Ahmad At- Tijani RA). Mengalirnya Faidl kewalian dari beliau ini kadang-kadang secara langsung tanpa dirasa dan tanpa dimengerti.*

 *Sayidi al-Arif Syaikh Ahmad al-Abdalawi berkata: "Badlul 'Arifin yang telah kasyaf dan futuh di negeri Tunis berbicara dengannya tentang ma'arif, asror, fuyudlot, dan anwar. Lalu beliau berkata: "Saya adalah murid Thoriqot Syadziliyyah, namun saya melihat bahwa madad yang datang kepadaku tiada lain kecuali perantara Sayyidina wa mawlana Ahmad at-Tijani RA. Semua orang yang diberi kasyaf oleh Allah swt, tahu hal itu dengan nyata. Dan terkadang pula mengalirmya Faidl kewalian dari beliau kepada para wali ini melalui jalurwali Quthbul Ghauts perintis thoriqot, yaitu kepada para wali yang menjadi murid thoriqotnya.*

 *Sehingga dengan demikian wali Quthbul Ghauts adalah guru dan pemimpin semua para wali itu. Oleh karenanya, semua wali Quthbul Ghauts disebut Syaikhul- masyayikh dan Sulthonul-auliya. Gelar ini adalah gelar semua wali Quthb perintis thoriqot, tidak hanya gelar Syaikh Abd al-Qodir al-Jilani RA saja.*

*Wali Quthbul-Ghauts ini mengalirkan faidh kewalian tersebut adalah dari wali Qutbul-Maktum wal Khotmul-Muhammadi.*

*Wali Qutbul-Maktum Muhammadi, selain menerima Faidl dari para nabi - alaihimu solatu wa salam, juga menerima Faidl langsung dari Nabi Muhamad SAW. Faidl atau disebut Madad yang diterima dari Nabi Muhamad SAW ini adalah khusus, yakni Faidl yang tinggi yang tidak ada puncaknya dan penghabisannya yang tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Ibarat samudra, tidak ada pantainya, dan tidak ada batas dalamnya. Berbeda dengan Faidl yang disalurkan kepada wali-wali lainnya. WaliQutbul-Maktum wal Khotmul-Muhammadi, selain menerima Faidl yang husus dari Nabi SAW, Beliau menerima pula ilmu-ilmu dari Nabi SAW yang khusus antara beliau dan Nabi SAW yang tidak ada seorangpun yang mengetahuinya sebagiamana diatas kecuali Allah SWT.*

*Wali Al Qutbul-Maktum wal Khotmul- Muhammadi adalah sayyidul Auliya seperti Nabi Muhammad SAW sebagai Nabiyyul Khotmu adalah sayyidul Anbiya wal Mursalin. Oleh karenanya tidak seorangpun wali melainkan meneguk masyrob wali Qutbul-Maktum wal Khotmul-Muhammadi seperti semua nabi meneguk masyrob dari Nabi Muhammad SAW. Semua wali tanpa kecuali sejak awal wujud hingga hari kiamat adalah bertalkin dan berpegang wirid thoriqot wali Qutbul-Maktum wal Khotmul-Muhammadi.*

*Perbandingan derajat wali Qutbul-Maktum wal Khotmul-Muhammadi dengan wali-wali lain adalah bagaikan matahari dengan bulan. Wali Al Qutbul- Maktum wal Khotmul-Muhammadi itu mendapat semua kamalatul ilahiyyah dan asror robbaniyyah yang diperoleh semua para wali Allah SWT. Bahkan Sayyidina wa Maulana Syaikh Ahmad bin Muhamad At-Tijani RA berkata : Allah SWT telah memberiku disurga derajat 40 Nabi yang tidak diberikan kepada wali selainku. Beliau berkata pula :Tidak ada seorangpun wali Allah SWT yang bisa mencapai derajat murid saya (ikhwan Thoriqot Tijaniyyah) walaupun wali itu wali Quthub besar yang agung dan terkena.*

*(Zawiyah Nuruz Zholam)*

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰَ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ، ﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ﻭَﺍﻟْﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ، ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ، ﻭَﺍﻟْﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻘِﻴْﻢِ ﻭَﻋَﻠﻰَ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴْﻢِ

Tiada ulasan:

Catat Ulasan