Ahad, 1 November 2020

Jangan sampai seorang murid sibuk dengan mencari Isim A’dzam

Jangan sampai seorang murid sibuk dengan mencari isim a’dzam, jangan pula ia meminta kepada orang yang khusus mengenai asma’, karena hal itu adalah ciri-ciri orang yang tak mendapat apa-apa kecuali hanya lelah.  

Seorang murid haruslah jangan mencampur-adukkan adzkar-adzkar yang ada, jangan juga sibuk meminta izin untuk asrar yang ada di dalamnya, karena itu membuyarkan pikiran daripada menumbuhkan semangat.

Yang lebih afdhal bag seorang murid adalah memperbanyak shalawat fatih, hailalah, istighfar semampunya. 

(Nukilan dari kitab Bulughul Amani, penulis Syaikh Ahmad Sukairij rodliyallahuanhu)

Informasi tambahan bagi murid yang gemar mancari isim al’A’dzam, doa-doa, huruf-huruf, wafaq dan jimat, ia sibuk dengan urusan yang tidak berguna, baik untuk sekarang maupun di mas depan, bahkan malah kerap menimbulkan permasalahan dalam hidupnya, mendorong dirinya untuk selalu terjerumus pada hal-hal yang dilarang, pada hal –hal yang tidak ada kaitannya dengan dirinya, terkadang ia mencari-cari informasi, terkadang ia mendengar salah satu buku prihal ini, hingga ia mencarinya kemana-mana sampai ia dapat dan benar-benar mambacanya. Terkadang pada kondisi ini, ia kerap teruji dengan gangguan-gangguan dan keraguan-keraguan dan lain sebagainya, yang menyalahi akidah yang benar.

Isim a’dzam merupakan isim yang dengannya mampu membukakan cahaya, meluaskan langit rahmat, menurunkan sebab-sebab ampunan, ia tidak baik untuk urusan dunia, ia hanya untuk urusan akhirat, sejatinya ia tidak dituliskan di dalam sebuah buku akan tetapi diberikan dari seorang kepada lainnya dengan ditalqin secara lisan, dari lisan ke lisan.

Dari kekhususan isim itu, *dialah yang mencari siapa tuannya bukan sebaliknya.*

Oleh karena itu, lebih baik bagi seorang murid adalah memperhatikan wirid-wirid lazimahnya bukan yang lain, karena sejatiya seseorang itu akan beruntung dengannya dan hati-hati jangan sampai menganggap remeh wirid lazimah itu dan lebih memperhatikan apa yang tidak dilazimkan, seperti asma’, dzikir-dzikir dan beragam doa, karena yang demikian itu membuatnya terkecoh dan mencampur baur, orang yang mencampur adukkan tidak akan sampai, tidak juga beruntung. 

(Penjelasan tambahan dari Syarif Muhammad Erradi Genoun)

Ditulis oleh KH Zaki Umar Al Yamani

Tiada ulasan:

Catat Ulasan