Rabu, 24 Mac 2021

KEPENTINGAN BERSUHBAH DENGAN ULAMAK' ARIFFIN DAN PARA SOLIHIN

بسم الله الرحمن الرحيم، والحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم.
Bahwasanya se²orang tidak akan sampai kepada Allah subhanahu wa Ta'ala dengan wusul yg sebenarnya, walaupun se²orang itu memiliki Ilmu-ilmu seluas lautan. Akan tetapi tanpa bersuhbah dengan Seorang Guru, maka sirnalah semua Himmahnya.

Apa arti Suhbah (bersuhbah)?
Sesungguhnya dinamakan Para Sahabat itu dengan Nama Sahabat Nabi karena mereka itu bersuhbah dengan Rosulullah shollallahu 'alaihi wasalam.
Sebab itulah dinamakan Para Sahabat Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Tidaklah mereka itu para Sahabat memperoleh sesuatu yg berharga melainkan dengan sebab mereka ini bersahabat dengan Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam.

Telah bertanya salah seorang dari kalangan Sahabat Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam, ketika Baginda Nabi hampir wafat.
من نصحب من بعدك يارسول الله. فقال صلى الله عليه وسلم، من تذكركم فى الله رؤيته ويزيد فى علمكم منطته ويرغبكم إلى الآخرة عمله.
Setelah kewafatan engkau, kami akan bersahabat dengan siapa wahai Rosulullah?
Lalu Baginda Nabi shollallahu 'alaihi wasallam menjawab ; "bersahabatlah kamu dengan org yg mengingatkan kamu kepada Allah, apabila kamu melihatnya, dn menambahkan ilmu kepada kamu, berbicara kebaikan², juga ia dapat memberi rangsangan kepada kamu dalam melakukan amalan untuk akhirat. 

Lihatlah wahai hamba-hamba Allah, sebaik-baik hamba Allah diatas muka bumi ini setelah Para Nabi adalah para Sahabat.
Mereka telah bersahabat dengan penghulu para Nabi, dn pemimpin orng-orang pilihan, mereka ini selalu bersuhbah (berdampingan) dengan Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam
Karena itulah, perkara terakhir yg diminta oleh Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam kepada para Sahabatnya adalah memerintahkan agar bersahabat dengan Sidna Abu bakr dn Sidna Umar.
Seperti sabda Rosulullah صلى الله عليه وسلم ;
إقتدوا باللذين من بعدي أبي بكر وعمر.
Ikutlah kamu dengan kedua-dua orang selepasku, ya'ni Abu bakar dn 'umar.
Petunjuk dn isyarat yg kita perkataan yg lalu ialah, bahwa Agama Islam itu tdk boleh diperoleh secara Hakikat melainkan harus melalui Suhbah yg khusus dengan Ahlinya.

Karena Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda.
ألا إن القلوب تتلاقح كما يتلاقح الذكور والأنثى.
Ketahuilah, bahwasanya hati itu saling bercampur aduk seperti bercampurnya aduknya lelaki dan perempuan.

Telah berkata Imam As-Syeikh Jibril al-Khormaa baazi;

"Tidak dapat dinafikan Lagi bahwa org lemah dalam pengetahuan apabila ia mengembara di alam Dzohir (alam jasmani) baik itu dilaut atau di darat, lantas ia pergi tanpa diberi petunjuk oleh seseorang, maka jelaslah ia akan tersesat dalam sampai ketempat tujuan. Dan Bagaimana pula jika seorang itu mau mengembara di alam Ghaib, alam yg tdk dapat dicapai oleh panca indra yg lima, maja wajiblah orng yg mempunyai hati untuj mencari seorang yg memberi petunjuk (mursyid) yg jelas Isnaad nya.
Jika Seorang itu bersikap tulus dengan Syeikhnya dalam segala Urusan dengan Syeikhnya, maka akan ada padanya inilah dirimu dan itulah Tuhanmu."

Dan telah berkata Syeikh Abdullah al-Mursi (beliau adalah Guru dari Ibnu athoillah assakandari)
"Jika seseorang itu masih belum ada padanya seorang Syeikh yg membawanya ke Jalan Ilahi, lalu tersingkap dri lubuk hatinya merasa cukup dengan Ilmu yg ada pada dirinya tanpa harus bersuhba dengan Syeikh Tarbiyyah, maka ketahuilah sesungguhnya ia ibarat anak Buangan yg tdk ada baginya bapa dn Keturunan (abtar).

Dan berkata Sayyidi Syeikh Ahmad al-hadi Alhasani حفظه الله ;

"Tidak akan sempurna suatu yg wajib, melainkan dengannya, maka dihukumkan sebagai wajib juga.
Seperti halnya Wudhu, wudhu bagi seseorang dari segi diri wudhu itu sendiri tidaklah wajib pada seseorang, tetapi wajib pada hak Sholat, dn tdk akan sah sholatnya kecuali dengan berwudhu bahkan menjadi pengganti seperti Tayammum, maka Dari sudut inilah wudhu dikatakan wajib juga.
Begitu juga, seseorang itu tidak akan mencapai ke tahap sholat yg sebenarnya melainkan dengan menyempurkan wudhunya dn penyucian diri dari dari nafsu dengan Air wudhu tersebut.
Dan batal Sholatnya jika wudhunya Batal.
Seperti itulah keharusan bersuhbah dengan Syeikh.
Fahamilah akannya !!

Sesungguhnya Allah tdk akan menerima suatu amalan melainkan dari seorang yg ikhlas. 
Maka dari inilah menuntut ilmu ikhlas itu wajib bagi setiap mukallaf. والله تعالى اعلم

# kalam murobina

Tiada ulasan:

Catat Ulasan