1. CARA BICARA RASULULLAH SAW
*“Rasulullah Saw. tidak berbicara cepat sebagaimana kalian. Tetapi beliau berbicara dengan kata-kata yang jelas dan tegas. Orang yang duduk bersamanya akan dapat menghafal (kata-katanya).”
(Diriwayatkan oleh Humaid bin Mas’adah al-Bashriyyi, dari Humaid al-Aswad, dari Usamah bin Zaid, dari Zuhri, dari ‘Urwah, yang bersumber dari ‘Aisyah Ra.).
*“Rasulullah Saw. suka mengulang kata-kata yang diucapkannya sebanyak tiga kali agar dapat dipahami.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Yahya, dari Abu Qutaibah (Muslim bin Qutaibah) dari Abdullah bin al-Mutsani, dari Tsumamah, yang bersumber dari Anas bin Malik Ra.).
2. CARA RASULULLAH SAW. TERTAWA
*“Beliau Saw. tidak tertawa kecuali tersenyum. Bila aku memandang kepadanya, aku berkata (dalam hati): “Betapa hitam pelupuk matanya, padahal tidak dihitami.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari ‘Abbad bin al-‘Awwam, dari al-Hajjaj (Ibnu Arthah), dari Simak bin Harb, yang bersumber dari Jabir bin Samurah Ra.).
*“Tiadalah tertawa Rasulullah Saw. kecuali tersenyum.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Khalid al-Khilal, dari Yahya bin Ishaq, as-Sailihani, dari Laits bin Sa’id, dari Yazid bin Abi Habib, yang bersumber dari Abdullah bin al-Harits Ra.)
3. DOA RASULULLAH SAW. SEBELUM DAN SESUDAH MAKAN
*“Pada suatu hari, kami brada di rumah Rasulullah Saw., maka beliau menghidangkan suatu makanan. Aku tidak mengetahui makanan yang paling besar berkahnya pada saat kami mulai makan dan tidak sedikit berkahnya di akhir kami makan.” Abu Ayub bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimanakah hal ini bisa terjadi?” Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya kami membaca nama Allah waktu akan makan, kemudian duduklah seseorang yg makan tanpa menyebut nama Allah, maka makannya disertai syetan.”
(Diriwayatkan oleh Qutaibah Dari Ibnu Luhai’ah, yg bersumber dari Abu Ayub al-Anshari Ra.).
*Rasulullah Saw. bersabda: “Bila salah seorang dari kalian makan, tapi lupa menyebut nama Allah atas makanan itu, maka hendaklah ia membaca “Bismillahi awwalahu wa akhirahu.” Dengan nama Allah pada awal dan akhirnya.”
(Diriwayatkan oleh Yahya bin Musa, dari abu Daud, dari Budail al-‘Aqili, dari Abdullah bin ‘Ubaid bin ‘Umair, dari Ummu Kultsum, yg bersumber dari ‘Aisyah Ra.).
*“Apabila Rasulullah Saw. selesai makan, maka beliau membaca: “Alhamdulillahilladzi ath’amana wasaqana wa ja’alana muslimin.” Segala puji bagi Allah yang memberi makan kepada kami, memberi minum kepada kami dan menjadikan kami orang-orang islam.”(Diriwayatkan oleh Mahmud Ghailan, dari Abu Ahmad az-Zubairi dari Ibnu Isma’il bin Riyah, dari bapaknya (Riyah bin ‘Ubaid), yg brsumber dari Abu Sa'’id al-Khudhri Ra.)“
*Adapun Rasulullah Saw., bila hidangan makan telah diangkat dari hadapannya, maka beliau membaca: “Alhamdulillahi hamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi, ghaira muwadda’i wala mustaghnan ‘anhu Rabbana.” Segala puji bagi Allah, puji yang banyak tiada terhingga. Puji yg baik lagi berkah padanya. Puji yang tidak pernah berhenti. Dan puji tidak akan mampu lisan menuturkannya, ya Allah Rabb kami."
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma’dan yg bersumber dari Abu Umamah Ra.)
4. MINUMAN RASULULLAH SAW.
*“Minuman yang paling disukai Rasulullah Saw. adalah minuman manis yang dingin.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ‘Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar, dari Zuhairi, dari ‘Urwah, yang bersumber dari ‘Aisyah Ra.).
5. CARA MINUM RASULULLAH SAW.
*“Sesungguhnya Rasulullah Saw. menarik nafas tiga kali pada bejana bila beliau minum. Beliau bersabda: “Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan.”
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Hammad, keduanya menerima dari Abdul Warits bin Sa’id, dari Abi ‘Ashim, yang bersumber dari Anas bin Malik Ra.)
6. TEMPAT MINUM RASULULLAH SAW
*Anas bin Malik Ra. memperlihatkan kepada kami tempat minuman yang terbuat dari kayu. Tempat minuman itu tebal dan dililit dengan besi. Kemudian anas Ra. menerangkan: “Wahai Tsabit! Inilah tempat minum Rasulullah Saw.”
(Diriwayatkan oleh al-Husain bin al-Aswad al-Baghdadi, dari ‘Amr bin Muhammad, dari ‘Isa bin Thuhman, yang bersumber dari Tsabit Ra.).
*“Sungguh ke dalam cawan ini telah kutuangkan berbagai minuman untuk Rasulullah Saw., baik itu air, nabidz, madu ataupun susu.”
(Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abdurrahman, dari Hammad bin Salamah, dari Humaid dan Tsabit, yang bersumber dari Anas bin Malik Ra.)Nabidz adalah air kurma, yakni beberapa biji (buah) kurma dimasukkan ke dalam air kemudian dibiarkan (semalam) sampai airnya terasa manis.
7. LAUK PAUK YANG DIKONSUMSI OLEH RASULULLAH SAW
*Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Saus(kuah) yang paling enak adalah cuka.” Abdullah bin Abdurrahman berkata: “Saus yang paling enak adalah cuka.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin ‘Askar dan Abdullah bin Abdurrahman, keduanya menerima dari Yahya bin Hasan, dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya yang bersumber dari ‘Aisyah Ra.).
*Rasulullah Saw. bersabda: “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.”
(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, daari Abu Ahmad az-Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari Abdullah bin ‘Isa, dari seorang laki-laki penduduk Syam yang bernama Atha’, yang bersumber dari Abi Usaid Ra.).
*“Nabi Saw. menggemari buah labu. Maka (pada suatu hari) beliau diberi makanan itu, atau diundang untuk makan makanan itu (labu). Aku pun mengikutinya, maka makanan itu (labu) kuletakkan di hadapannya, karena aku tahu beliau menggemarinya.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Muhammad bin Ja’far, dan diriwayatkan pula oleh Abdurrahman bin Mahdi, keduanya menerima dari Syu’bah, dari Qatadah yang bersumber dari Anas bin Malik Ra.).
*“Nabi Saw. menyenangi kue-kue manis (manisan) dan madu.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Ibrahim ad-Daruqi, juga diriwayatkan oleh Salamah bin Syabib dan diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, mereka menerimanya dari Abu Usamah, dari Hisyam bin ‘Urwah yang bersumber dari ‘Aisyah Ra.).
*“Nabi Saw. diberi makan daging, maka diambilkan baginya bagian dzir’an. Bagian dzir’an adalah kesukaannya. Maka Rasulullah Saw. mencicipi sebagian daripadanya.”
(Diriwayatkan oleh Washil bin Abdul A’la, dari Muhammad bin Fudhail, dari Abi Hayyan at-Taimi, dari Abi Zar’ah, yang bersumber dari Abu Hurairah Ra.).Dzir’an adalah bagian tubuh binatang dari lutut sampai bagian kaki.
8. CARA MAKAN RASULULLAH SAW
*“Sesungguhnya Nabi Saw. menjilati jari jemarinya (sehabis makan) tiga kali.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Sa’id bin Ibrahim, dari salah seorang putera Kaab bin Malik, yang bersumber dari ayahnya.).Nama putera Ka’ab bin Malik Ra. di sini tidak dijelaskan, sedangkan Ka’ab mempunyai anak dua orang, yaitu Abdullah dan Abdurrahman. Namun demikian keduanya tsiqat (dapat diterima periwayatannya), dan keduanya merupakan tabi’in besar.
*“Bila Nabi Saw. selesai makan, beliau menjilati jari jemarinya yang tiga.”
(Diriwayatkan oleh al-Hasan bin Ali al-Khilali, dari ‘Affan, dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, yang bersumber dari Anas Ra.).Yang dimaksud jari yang tiga adalah jari tengah, jari telunjuk dan ibu jari.
9. JENIS ROTI YANG DIMAKAN OLEH RASULULLAH SAW.
*“Keluarga Nabi Saw. tidak pernah makan roti sya’ir sampai kenyang dua hari berturut-turut hingga Rasulullah Saw. wafat.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin al-Matsani, dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin Ja’far, dari Syu’bah, dari Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al-Aswad bin Yazid, yang bersumber dari ‘Aisyah Ra.).Sya’ir, hinthah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam bahasa malaysia dengan gandum. Sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling rendah mutunya. Kadangkala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat pula dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang terbuat dari sya’ir kurang baik mutunya.Abdurrahman bin Yazid dan al-Aswad bin Yazid adalah bersaudara, keduanya rawi yang tsiqat.
*“Rasulullah Saw. tidak pernah makan di atas meja dan tidak pernah makan roti gandum yang halus, hingga wafatnya.”
(Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abdurrahman, dari Abdullah bin ‘Amr/Abu Ma’mar, dari Abdul Warits, dari Sa’id bin Abi ‘Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas Ra.)
10. RAMBUT RASULULLAH SAW
*“Rambut Rasulullah Saw. mencapai pertengahan kedua telinganya.”
(Diriwayatkan oleh Ali bin Hujr, dari Ismail bin Ibrahim, dari Humaid yang bersumber dari Anas bin Malik Ra.).
*“Rasulullah Saw. adalah seorang yang berbadan sedang, kedua bahunya bidang, sedangkan rambutnya menyentuh kedua daun telinganya.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari Abu Qathan, dari Syu’bah dari Abi Ishaq yang bersumber dari al-Bara’ bin ‘Azib Ra.).
*“Rambut Rasulullah Saw. tidak terlampau keriting, tidak pula lurus kaku, rambutnya mencapai kedua daun telingannya.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Wahab bin Jarir bin Hazim, dari Hazim yang bersumber dari Qatadah).
11. CELAK MATA RASULULLAH SAW.
*Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas Ra. Dikatakan sesungguhnya Nabi Saw. bersabda: “Bercelaklah kalian dengan itsmid, karena ia dapat mencerahkan penglihatan dan menumbuhkan bulu mata. Sungguh Nabi Saw. Mempunyai tempat celak mata yang digunakannya untuk bercelak pada setiap malam. Tiga olesan di sini dan tiga olesan di sini.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Humaid ar-Razi, dari Abu Daud ath-Thayalisi, dari Abbad bin Manshur, dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas Ra.).Itsmid adalah batu celak biasanya berupa serbuk. Warnanya hitam atau biru. Serbuk itsmid dioleskan pada bulu mata atau disapukan di sekeliling mata. Yang dimaksud di sini adalah tiga olesan di mata sebelah kanan dan tiga olesan di mata sebelah kiri.
12. PAKAIAN RASULULLAH SAW
*“Pakaian yang paling disenangi Rasulullah Saw. adalah gamis.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Humaid ar-Razi, dari al-Fadhal bin Musa, diriwayatkan pula oleh Abu Tamilah dan Zaid bin Habab, ketiganya menerima dari Abdul Mu’min bin Khalid, dari Abdullah bin Buraidah, yang bersumber dari Ummu Salamah Ra.).
*Ummu Salamah Ra. adalah Ummul Mu’minin Hindun binti Mughirah al-Makhzumiyah. “Sesungguhnya Nabi Saw. keluar (dari rumahnya) dengan bertelekan kepada Usamah bin Zaid. Beliau Saw. memakai pakaian Qithri yang diselempangkan di atas bahunya, kemudian beliau Saw. shalat bersama mereka.”
(Diriwayatkan oleh ‘Abd bin Humaid, dari Muhammad bin al-Fadhal, dari Hammad bin Salamah, dari Habib bin asy-Syahid, dari al-Hasan, yang bersumber dari Anas bin Malik Ra.).Qithri adalah sejenis kain yang terbuat dari katun yang kasar. Kain ini berasal dari Bahrain tepatnya dari Qathar.
*Dalam sebuah riwayat Anas bin Malik Ra. mengatakan: “Pakaian yang paling disenangi Rasulullah Saw. ialah kain Hibarah.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Mu’adz bin Hisyam dari ayahnya, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas bin Malik Ra.).Kain Hibarah ialah kain keluaran Yaman yang terbuat dari katun.
*Rasulullah Saw. bersabda: “Hendaklah kalian berpakaian putih, untuk dipakai sewaktu hidup. Dan jadikanlah ia kain kafan kalian sewaktu kalian mati. Sebab kain putih itu sebaik- baik pakaian bagi kalian.”
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Basyar bin al-Mufadhal, dari Utsman ibnu Khaitsam, dari Sa’id bin Jubeir, yang bersumber dari Ibnu Abbas Ra.).
*Rasulullah Saw. bersabda: “Pakailah pakaian putih, karena ia lebih suci dan lebih bagus. Juga kafankanlah ia pada orang yang meninggal di antara kalian.”
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan, dari Habib bin Abi Tsabit, dari Maimun bin Abi Syabib yang bersumber dari Samurah bin Jundub Ra.)
13.SANDAL RASULULLAH SAW.
*“Bagaimanakah sandal Rasulullah Saw. itu?” Anas menjawab: “Kedua belahnya mempunyai tali qibal"
(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Abu Daud ath-Thayalisi, dr Hamman yg bersumber dari Qatadah).Tali qibal adalah tali sandal yang bersatu pada bagian mukanya dan terjepit di antara dua jari kaki.
*“Janganlah diantara kalian berjalan dengan sandal sebelah, hendaklah memakai keduanya"
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa al-Anshari, dari Ma’an, dr Malik, dari Abiz Zinad, dari al-A’raj yg bersumber dr Abu Hurairah Ra.)
*“Sesungguhnya Nabi Saw. melarang seorang laki-laki makan dngn tangan kiri dan berjalan dngn sandal sbelah.”
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa, dari Ma’an, dari Malik, dari Abi Zubair yg bersumber dari Jabir Ra.).
*Sesungguhnya Nabi Saw. bersabda: “Bila salah seorang diantara kalian hendak memakai sandal hendaklah ia memulainya dr yg sbelah kanan. Dan bila ia melepasnya, maka hendaklah dimulai dr yg sebelah kiri. Hendaklah posisi kanan dijadikan yg pertama kali dipasangi sandal dan yg terakhir kali dilepas.”
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Musa, dari Ma’an, dari Malik,dari Abu Zinad, dari A’raj yg bersumber dari Abu Hurairah R.A.H)