كَانَ سَيِّدُنَا الشَّيْخُ أَحْمَدُ التِّجَانِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَجْلِسُ فِي حَانُوتِ صَاحِبِهِ سَيِّدِي الْحَاجِّ مُحَمَّدِ بْنِ حَيُّونَ الْفَاسِيِّ فِي بَعْضِ الْأَحْيَانِ فَبَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي أَحَدِ الْأَوْقَاتِ وَقَدْ رَفَعَ رِجْلَيْهِ وَتَرَكَ نَعْلَيْهِ عَلَى الْأَرْضِ بِبَابِ الْحَانُوتِ إذْ جَاءَ مُخْتَلِسٌ وَسَرَقَهَا فَنَظَرَ إلَيْهِ جَارُهُ فِي الصَّفِّ الْمُقَابِلِ لَهُ فَأَخْبَرَ الشَّيْخَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِذَلِكَ قَائِلًا لَهُ إنَّ شَخْصًا أَخَذَ نَعْلَيْكَ وَفَرَّ بِهِمَا .
Sayyidina Syaikh Ahmad al-Tijani, radhiyallahu 'anhu seringkali duduk di toko milik sahabatnya, Sayyidi al-Hajj Muhammad bin Hayyun al-Fasi. Suatu kali, saat beliau sedang duduk dan mengangkat kedua kakinya, ia meletakkan kedua sandalnya di depan pintu toko. Tiba-tiba, seorang pencuri datang dan mengambil kedua sandal tersebut. Seorang tetangga yang berada di seberang jalan melihat kejadian itu dan memberitahu Syaikh Ahmad At-Tijani radhiyallahu 'anhu bahwa ada seseorang yang mengambil sandal beliau dan melarikan diri dengan keduanya.
فَقَالَ الشَّيْخُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : [ اللَّهُ يَجْعَلُهُمَا سَبَبَ تَوْبَتِهِ إنْ كَانَتْ هَذِهِ حِرْفَتُهُ وَيُغْنِيهِ عَنْهُمَا إنْ كَانَ مُحْتَاجًا لَهُمَا ]
Syaikh Ahmad At-Tijani, radhiyallahu 'anhu berkata : "Semoga Allah menjadikan kedua sandal ini sebagai sebab taubatnya (si-pencuri) jika memang ini adalah profesinya, dan semoga Allah memberinya kecukupan dari keduanya jika ia memang membutuhkannya.
وَبَعْدَ سَاعَةٍ جَاءَ ذَلِكَ السَّارِقُ وَوَضَعَ النَّعْلَيْنِ بِمَحِلِّهِمَا بِاخْتِلَاسٍ خَشْيَةَ أَنْ يَرَاهُ أَحَدٌ فَرَآهُ الشَّيْخُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَسَأَلَهُ عَنْ سَبَبِ رَدِّهِمَا إلَى مَحِلِّهِمَا بَعْدَ أَنْ ذَهَبَ بِهِمَا فَأَخْبَرَهُ بِأَنَّهُ رَجُلٌ فَقِيرٌ وَقَدْ ازْدَادَ عِنْدَ زَوْجَتِهِ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ مَوْلُودٌ وَلَيْسَ عِنْدَهُ مَا يُنْفِقُ عَلَى زَوْجَتِهِ النُّفَسَاءِ فَأَخَذَ تِلْكَ النَّعْلَيْنِ بِقَصْدِ أَنْ يَبِيعَهُمَا فَيُنْفِقَ عَلَيْهَا وَلَكِنَّ اللَّهَ أَغْنَاهُ عَنْهُمَا بِصُرَّةٍ مِنْ الدَّرَاهِمِ وَجَدَهَا
Setelah beberapa saat, pencuri itu kembali dan meletakkan kedua sandal di tempatnya semula dengan diam-diam, takut ketahuan orang lain.
Syaikh Ahmad At-Tijani, radhiyallahu 'anhu melihatnya dan bertanya tentang alasan mengapa ia mengembalikan sandal-sandal itu setelah membawanya pergi.
Pencuri itu menjelaskan bahwa ia adalah seorang pria miskin yang baru saja memiliki anak pada hari itu dan tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepada istrinya yang baru melahirkan. Ia mengambil sandal-sandal itu dengan tujuan menjualnya untuk memenuhi kebutuhan istrinya. Namun, Allah memberinya kecukupan dengan sebuah kantong uang yang ditemukannya.
فَوَعَظَهُ الشَّيْخُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَنْ لَا يَعُودَ إلَى مِثْلِ هَذَا الْفِعْلِ فَعَاهَدَ الشَّيْخَ وَتَابَ عَلَى يَدِهِ.
Syaikh Ahmad At-Tijani
radhiyallahu 'anhu menasehatinya agar tidak mengulangi perbuatan seperti itu lagi. Pencuri itu berjanji kepada Syaikh Ahmad At-Tijani dan bertobat di bawah bimbingannya.
وَكَانَ يُبَاسِطُ الْإِخْوَانَ فَيَقُولُ سَرَقْتُ الشَّيْخَ فِي الطَّرِيقِ فَسَاقَنِي لِطَرِيقِهِ وَلَقَدْ بَحَثَ عَنْ صَاحِبِ الصُّرَّةِ فَلَمْ يَقِفْ لَهُ عَلَى أَثَرٍ بَعْدَ النَّشْدَانِ التَّامِّ وَأَغْنَاهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ الْحِينِ.
Ia (pasca taubat ) seringkali bercanda dengan para ikhwan dan mengatakan : Aku telah mencuri sandal milik Syaikh Tijani dijalan, lalu Syaikh membawa aku mengikuti jalan (Thariqahnya). Dia juga mencari pemilik kantong uang itu, tetapi tidak menemukannya setelah pencarian yang menyeluruh. Sejak itu, Allah memberi orang tersebut kecukupan.
✍🏻Disadur dari postingan
Zawiyah Tijaniyah Abu Samghun, ditulis ulang dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Abdul Muiz Bin Mustofa Lc, M.Pd Selasa 6 Mei 2025
Tiada ulasan:
Catat Ulasan