Isnin, 17 Disember 2018

Makhluk Pertama

Nur Muhammad atau cahaya Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wasallam adalah makhluk yang pertama kali Allah ciptakan sebelum segara sesuatu. Nur itu telah bertasbih di atas sebuah pohon bernama Syajaratul Yaqin selama 70.000 tahun.

Allah kemudian menciptakan cermin kehidupan dan meletakannya di depan Nur Muhammad. Demi melihat keindahan dan keelokan dirinya di depan cermin, maka Nur Muhammad menjadi malu dan berkeringat hingga enam tetesan. Dari tiap tetesan itulah tercipta enam cikal bakal makhluk di dunia.

Empat pertama yang diciptakan dari tetesan tersebut adalah ruh Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib (ridho Allah untuk mereka semua). Sedangkan dari dua tetesan lainnya tercipta bunga mawar dan tanaman padi.

Sebagai bentuk syukur, Nur Muhammad kemudian bersujud sebanyak lima kali. Lima sujud itulah yang menjadi ketentuan shalat lima waktu untuk umat Nabi Muhammad kelak. Jadi kefardhuan shalat lima waktu memang telah ditentukan sejak zaman azali.

Setelah Nur Muhammad bersujud, Allah lalu memandangnya sekali lagi, maka berkeringatlah lagi Nur Muhammad tersebut, hingga setiap anggota di ruhnya kembali mengeluarkan tetesan keringat, dimana di tiap-tiap tetesan itu diciptakanlah berbagai ciptaan-Nya.

Dari tetesan hidungnya, Allah kemudian menciptakan Arasy, Kursi, Lauhil Mahfudz, Qalam, matahari, bulan, beberapa bintang dan segala sesuatu yang ada di langit.

Dari tetesan dadanya, Allah menciptakan para Nabi dan Rasul, para ulama, syuhada dan orang-orang sholeh. Dari tetesan punggungnya, Allah menciptakan Ka'bah, Baitul Ma'mur (Ka'bah di langit), Baitul Maqdis dan beberapa masjid mulia di bumi.

Dari tetesan kedua alisnya, Allah menciptakan umat Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wasallam yang beriman. Dari tetesan kedua telinganya, Allah menciptakan orang Yahudi, Nasrani, Majusi dan orang-orang durhaka. Adapun dari tetesan kedua kakinya, Allah menciptakan hamparan bumi beserta isinya.

Sumber : Kitab Daqaiqul Akbar karya Imam Abdurrahman bin Ahmad Al-Qadhi

Tiada ulasan:

Catat Ulasan