Rabu, 24 Oktober 2018

TALQIN DZIKIR

TALQIN DZIKIR

Didalam thoriqoh ada yang disebut Talqinudz-Dzikr, yakni ucapan kalimat dzikir "LA ILAAHA ILLALLAH" dengan lisan (diucapkan) atau ucapan Ismudz-Dzat lafadz Allah secara bathiniyah dari seorang guru mursyid kepada muridnya.
Dalam melaksanakan dzikir thoriqoh seseorang harus mempunyai sanad (ikatan) yang mutasil (bersambung) dari guru mursyidnya yang terus bersambung sampai kepada Rasulullah ﷺ.

Penisbatan (pengakuan adanya hubungan) seorang murid dengan guru mursyidnya hanya bisa melalui Talqin dan Ta’lim dari seorang guru yang telah memperoleh izin untuk memberikan ijazah yang sah yang bersandar sampai kepada guru mursyid Shohibuth Thoriqoh, yang terus bersambung sampai kepada Rasulullah ﷺ .

Karena dzikir tidak akan memberikan faidah secara sempurna kecuali melalui talqin dan izin dari seorang guru mursyid.
Bahkan mayoritas ulama thoriqoh menjadikan talqin dzikir ini sebagai salah satu syarat dalam berthoriqoh. Karena isi (rahasia) didalam thoriqoh sesungguhnya adalah keterikatan antara satu hati dengan hati yang lainnya sampai kepada Rasulullah ﷺ , yang bersambung sampai kehadirat Yang Maha Haqq, Allah Azza wa Jalla.

Dan seseorang yang telah memperoleh talqin dzikir yang juga lazim disebut bai’at dari seorang guru mursyid, berarti dia telah masuk silsilahnya para kekasih Allah yang Agung.

Jadi jika seeorang berbai’at thoriqoh berarti dia telah berusaha untuk turut menjalankan perkara yang telah dijalankan oleh mereka.
Perumpamaan orang yang berdzikir yang telah di talqin / dibai’at oleh guru mursyid itu seperti lingkaran rantai yang saling bergandengan hingga induknya, yaitu Rasulullah ﷺ .

Jadi kalau induknya ditarik maka semua lingkaran yang terangkai akan ikut tertarik kemanapun arah tarikannya itu. Dan silsilah para wali sampai kepada Rasulullah ﷺ itu bagaikan sebuah rangkaian lingkaran-lingkaran anak rantai yang saling berhubungan.
Berbeda dengan orang yang berdzikir yang belum bertalqin/ bebai’at kepada seorang guru mursyid, ibarat anak rantai yang terlepas dari rangkaiannya.
Seumpama induk rantai itu di tarik, maka ia tidak akan ikut tertarik.
Maka kita semua perlu bersyukur karena telah diberi ghiroh (semangat) dan kemauan untuk berbai’at kepada seorang guru mursyid.

Tinggal kewajiban kita untuk beristiqomah menjalaninya serta senantiasa menjaga dan menjalankan syari’at dengan sungguh-sungguh.
Dan hendaknya juga dapat istiqomah didalam murabathah (merekatkan hubungan) dengan guru musyid kita masing-masing.
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞ ﺍﻟﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ۞ ﻭَﺍﻟﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ ۞ ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟﺤَﻖِّ ۞ ﻭَﺍﻟﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢِ ۞ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢِ *۞

ﺍﻟَّﻠﻬُﻢَّ ﺍﺣْﺸُﺮْﻧَﺎ ﻓِﻲ ﺯُﻣْﺮَﺓِ ﺃَﺑِﻲ ﺍﻟْﻔَﻴْﺾِ ﺍﻟﺘِّﺠَﺎﻧِﻲ *
* ﻭﺃَﻣِﺪَّﻧَﺎ ﺑِﻤَﺪَﺩِ ﺧَﺘْﻢِ ﺍﻟْﺄَﻭْﻟِﻴَﺎﺀ ﺍﻟْﻜِﺘْﻤَﺎﻧِﻲ *
* ﺑِﺠَﺎﻩِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺍﻟْﻤُﺼْﻄَﻔَﻰ ﺍﻟْﻌَﺪْﻧَﺎﻧِﻲ
Ya Allah kumpulkan kami dalam golongan Abil Faidl Tijani
dan anugerahkan pertolongan kepada kami ini dengan anugerah hamparan kewalian Sang Penyempurna Wali Pembesar yang Tersembunyi

Tiada ulasan:

Catat Ulasan