Ahad, 21 April 2019

SHOLAWAT ADALAH IBADAH YANG PASTI DITERIMA

Seorang murid pernah bertanya kepada Syaikh Ali Jum’ah, Mufti Mesir:

  “Syaikh, dalam buku Anda tertulis bahwa membaca sholawat adalah satu-satunya ibadah yang pasti diterima oleh Allah. Apakah benar demikian? Mohon penjelasannya.”

  Syaikh Ali Jum’ah menjawab :

  “Ya benar, saya menulis demikian. Bersholawat kepada Nabi ﷺ adalah amalan yang pasti diterima oleh Allah. Jika kamu bersedekah, dan kamu ingin dipuji, maka sedekahmu sia-sia. Begitu pula jika kamu sholat karena ingin diperhatikan manusia, maka sholatmu tanpa pahala. Tapi jika kamu bersholawat, walaupun kamu riya, kamu tetap akan mendapatkan pahala, karena sholawat berhubungan dengan Nabi Allah yang agung, yaitu Nabi Muhammad ﷺ.

  Dalam kitab al-Fawaid al-Mukhtarah, Syaikh Abdul Wahab asy-Sya’roni meriwayatkan bahwa Abul Mawahib Imam asy-Syadzili berkata :

رَأَيْتُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ صَلَّى اللهُ  عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلاَةُ اللهِ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ حَاضَرَ الْقَلْبَ؟ قَالَ لاَ، بَلْ هُوَ لِكُلِّ مُصَلٍّ عَلَيَّ وَلَوْ غَافِلاً

  “Aku pernah bermimpi bertemu Baginda Nabi Muhammad ﷺ. Aku bertanya, “Ada hadits yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang yang berkenan membaca sholawat, apakah dengan syarat saat membaca harus dengan hati hadir dan memahami artinya?.”

  Nabi ﷺ menjawab, “Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca sholawat meski tidak faham arti sholawat yang ia baca.”

  Allah ﷻ memerintahkan para malaikatNya untuk senantiasa memohonkan doa kebaikan dan ampunan bagi orang tersebut (yang membaca sholawat). Terlebih jika ia membaca dengan hati yang hadir, pasti pahalanya sangat besar, hanya Allah ﷻ yang mengetahuinya. Bahkan, ada sebuah keterangan apabila kita berdoa tidak dimulai dengan memuja Allah ﷻ tanpa membaca sholawat, maka kita disebut sebagai orang yang terburu-buru.

عن فَصَالَةَ بن عُبَيدْ رضى الله عنهما قَالَ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً يَدْعُوْ فِىْ صَلاَتِهِ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ تَعَالَى وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَجَّلَ هَذَا. ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ اَوْ لِغَيْرِهِ اِذَا صَلَّى اَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ رَبِّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَدْعُوْ بَعْدُ بِمَا شَاءَ، رواه ابو داود والترمذى وقال حديث صحيح.

  Baginda Nabi ﷺ mendengar ada seseorang yang sedang berdoa tapi tidak dibuka dengan memuja Allah ﷻ dan tanpa membaca sholawat, Nabi ﷺ bersabda, “Orang ini terburu-buru.”

  Kemudian Nabi ﷺ mengundang orang itu, lalu ia atau orang lainnya dinasehati, “Jika diantara kalian berdoa, maka harus diberi pujian kepada Allah ﷻ, membaca shalawat, lalu berdoalah sesuai dengan apa yang dikehendaki.” (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi).

  Apalagi jika bertepatan dengan hari Jum’at, maka perbanyaklah membaca shalawat di dalamnya.

  Karena Nabi ﷺ bersabda dalam sebuah hadits :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إِنَّ مِنْ اَفْضَلِ اَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَاَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيْهِ فَاِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ رواه ابو داود.

  “Hari yang paling mulia adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah sholawat di hari itu, karena sholawat kalian dihaturkan kepadaku.”

  Ulama sepakat bahwa sholawat pasti diterima, karena dalam rangka memuliakan Rasulullah ﷺ.

  Ada penyair yang berkata :

أَدِمِ الصَّلاَةَ عَلَى مُحَمَّدٍ  #  فَقَبُوْلُهَا حَتْمًا بِغَيْرِ تَرَدُّدٍ
أَعْمَالُنَا بَيْنَ الْقَبُوْلِ وَرَدِّهَا # اِلاَّ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ

  “Senantiasalah membaca sholawat, sebab sholawat pasti diterima. Adapun amal yang lain mungkin saja diterima atau ditolak, kecuali sholawat pasti diterima.”

Tiada ulasan:

Catat Ulasan