TIGA UNSUR MANUSIA
(Ruh, Jasad dan Jiwa)
1. Ruh Manusia
Ruh manusia: adalah hembusan ilahi yang bersifat mutlak lagi suci. Ruh adalah hadiah dari Allah untuk ciptaan yang paling dicintai-Nya, yakni manusia. Ruh yang ada dalam diri setiap manusia merupakan ruh yang dihembuskan langsung dari Dzat ilahiyyah. Sebagaimana firman-Nya:
{روح منه}
"Ruh dari Dzat-Nya" (QS. An-Nisa': 171)
Pemberian ruh-Nya bagi manusia tidak lain adalah bukti berapa Allah sangat mencintai ciptaan-Nya yang bernama manusia.
Adapun ruh para malaikat, jin, binatang dan burung adalah ruh-ruh ciptaan, yang tidak bersifat mutlak. Allah ciptakan ruh dari cahaya, maka terciptalah malaikat. Ruh yang dari api, maka terciptalah jin. Ruh yang dari tanah, maka terciptalah binatang dan burung.
Adapun tumbuhan dan unsur-unsur kehidupan lainnya, itu tercipta untuk keberlangsungan kehidupan makhluk lainnya. Allah berfirman:
{وجعلنا من الماء كل شيئ حي}
"Dan kami jadikan dari air segala sesuatu hidup" (QS. Al-Anbiya': 30)
Sementara benda-benda keras, semuanya bertasbih dengan memuji Allah SWT. Tidak memiliki ruh. Tidak ada kehidupan. Hanya tunduk pada kekuasaan dan madad ilahi. Secara dohir, wujud benda-benda tersebut sebagaimana yang terlihat. Namun sebenarnya, benda-benda itu bertasbih dengan mumuji Allah SWT.
Ruh hembusan ilahi yang ada dalam diri manusia itu suci lagi mutlak. Dia tiada mendengar kecuali apa-apa yang bersifat mutlak. Dia tidak bisa ditembus oleh malaikat muqarrabun, tidak juga oleh syaitan terlaknat.
Ruh manusia hanya mendengar perintah Allah SWT, yang menyuruhnya untuk menolong jasad, jiwa, hati, dan akal sebagai wujud sentuhan (shibghah) kehidupan dari Allah. Sebagaimana firman-Nya:
{صبغة الله ومن أحسن من الله صبغة}
"Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah?" (QS. Al-Baqarah: 138).
Dan ruh pun menjalankan perintah itu.
2. Jasad
Jasad manusia adalah ciptaan Allah yang luar biasa. Dalam firman-Nya:
{لما خلقت بيدٓيّٓ}
"Yang telah aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku" (QS. Shat: 75)
Nabi juga bersabda:
{خلق الله ٱدم بيده}
"Allah telah menciptakan Adam dengan tangan-Nya"
Adapun jasad (bentuk) makhluk lainnya, termasuk juga malaikat, Allah (ciptakan) dengan firman-Nya: "kun" (jadilah), maka jadilah.
3. Jiwa (Nafsi)
Jiwa atau Nafsi adalah satu unsur dalam diri manusia yang menjadi penghubung antara ruh dan kemutlakannya, dan jasad dengan bagian-bagiannya berupa akal, hati, khayal (insting).
Dalam jiwa terdapat bagian yang bisa mengarah pada ketinggian ruh. Ada juga yang mengarah ke bagian bawah, yakni aspek jasmani manusia.
Malaikat dapat menjangkau jiwa manusia dari aspek yang mengarah pada ruh. Sementara syaitan, dapat mengganggu jiwa dari bagian yang terhubung dengan jasmani. Pada unsur jiwa inilah posisi malaikat dan syaitan berada. Tidak lebih.
Syaitan mengajarkan jiwa manusia melakukan maksiat untuk pertama kali. Dan seseorang yang telah merasakan nikmatnya kemaksiatan, syaitan tidak perlu lagi mengajari atau bahkan menggoda manusia untuk melakukan kemaksiatan yang sama. Jiwa orang tersebut secara otomatis sudah terpengaruh melakukannya lagi.
Tatkala jiwa tergoda melakukan satu kemaksiatan yang belum pernah dilakukan, segeralah berlindung kepada Allah, maka niscaya syaitan pun lari menjauh.
Allah berfirman:
{إن كيد الشيطان كان ضعيفا}
"Sesungguhnya tipu daya syaitan itu sangat lemah" (QS. An-Nisa': 76)
Toh demikian, ketika jiwa telah merasakan manisnya satu maksiat, sangat sulit baginya untuk tidak melakukannya lagi. Di saat itulah, jiwa perlu minta bantuan ruh.
Jika jiwa itu tertolong, maka hanguskan kecintaan jiwa pada maksiat tersebut. Lalu kembali pada kejernihan jiwa sebagaimana awal penciptaannya.
{ولقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم}
"Sungguh telah Kami ciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk" (QS. At-Tin: 4)
Akan tetapi jika jiwa itu tiada tertolong, maka dia akan terus dalam kesesatannya, hingga berada pada serendah-rendahnya tempat.
{ثم رددناه أسفل سافلين}
"Kemudian Kami mengembalikannya pada serendah-rendahnya tempat" (QS. At-Tin: 5)
---------------------------
Dinukil dari kitab Ar-Rahiq Al-Makhtum, jlild: 3, karya Imam Solahuddin At-Tijani Al-Hasani Ra.
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞ ﺍﻟﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ۞ ﻭَﺍﻟﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ ۞ ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟﺤَﻖِّ ۞ ﻭَﺍﻟﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢِ ۞ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢِ *۞
ﺍﻟَّﻠﻬُﻢَّ ﺍﺣْﺸُﺮْﻧَﺎ ﻓِﻲ ﺯُﻣْﺮَﺓِ ﺃَﺑِﻲ ﺍﻟْﻔَﻴْﺾِ ﺍﻟﺘِّﺠَﺎﻧِﻲ *
* ﻭﺃَﻣِﺪَّﻧَﺎ ﺑِﻤَﺪَﺩِ ﺧَﺘْﻢِ ﺍﻟْﺄَﻭْﻟِﻴَﺎﺀ ﺍﻟْﻜِﺘْﻤَﺎﻧِﻲ *
* ﺑِﺠَﺎﻩِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺍﻟْﻤُﺼْﻄَﻔَﻰ ﺍﻟْﻌَﺪْﻧَﺎﻧِﻲ
Ya Allah kumpulkan kami dalam golongan Abil Faidl Tijani
dan anugerahkan pertolongan kepada kami ini dengan anugerah hamparan kewalian Sang Penyempurna Wali Pembesar yang Tersembunyi
Tiada ulasan:
Catat Ulasan