Said Nursi ulamak Turki menjelaskan di dalam "Al-Maktubat" bahawa kehidupan ini dipecahkan kepada lima (5) tingkat.
Tingkat 1 :
Kehidupan manusia yang terikat dengan pelbagai fitrah, norma dan batas.
Yang mana memenuhi kehidupan secara lumrah kehidupan...hidup, makan minum, bernafsu dan melalui kematian.
Tingkat 2 :
Kehidupan seperti Nabi Khidir dan Nabi Ilyas yang tidak terikat dengan norma manusia yang lain seperti kematian dan tiada batasannya secara relatif ke atas fitrah yang lain. Di dalamnya ada maqam kewalian yang disebut Maqam Khidir. Para individu yang mencapai tahap kewalian ini akan dapat pelajari akan maqam itu daripadanya.
Tingkat 3 :
Kehidupan seperti Nabi Idris dan Nabi Isa yang tidak mati, yang dimuliakan ke atasnya dan diangkat ke langit oleh Allah s.w.t. Adapun Nabi Isa ini akan diturunkan pada akhir zaman untuk memerangi Dajjal.
Tingkat 4 :
Kehidupan para Syuhada ini yang lebih tinggi daripad kehidupan manusia lain yang mati di mana para syuhada ini tidaklah mati seperti firman Allah bermaksud:
"Dan jangan sekali-kali engkau menyangka orang-orang yang terbunuh (yang gugur Syahid) pada jalan Allah itu mati, (mereka tidak mati) bahkan mereka adalah hidup (secara istimewa) di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki;"
(Al-Imran : 169)
Tingkat 5 :
Kehidupan alam selepas kematian di mana pada asasnya pemindahan tempat daripada alam nyata kepada alam kubur dan pembebasan terhadap tugas duniawi.
Adapun mereka di alam kubur juga tidaklah mati seperti hadis Nabi. Mereka mendengar cuma tidak mampu menjawab.
Hadis riwayat Jabir ini telah dijelaskan melalui jalur sanad yang lain. Daripada Abu Qatadah : Daripada Nabi SAW.
”Sesiapa yang menguruskan (jenazah) saudaranya maka perelokkanlah (urusan) pengkafanan. Kerana mereka saling menziarahi (ketika di dalam kubur)"
Hadis lain ialah...
Diriwayatkan oleh daripada Anas bin Malik yang ertinya:
“Rasulullah swt meninggalkan jenazah perang Badar tiga kali. Setelah itu beliau mendatangi mereka, beliau berdiri dan memanggil-manggil mereka. Nabi swt bersabda, “Hai Abu Jahal bin Hisyam, hai Umayyah bin Khalaf, hai Utbah bin Rabi’ah, hai Syaibah bin Rabi’ah, bukankah kalian telah menemukan kebenaran janji Rabb kalian, sesungguhnya aku telah menemukan kebenaran janji Rabbku yang dijanjikan padaku.”
Umar mendengar ucapan nabi swt, lantas ia berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana mereka mampu mendengar dan bagaimana mereka mampu menjawab. Lihatlah mereka telah menjadi bangkai.
Nabi swt bersabda, ”Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, kalian tidaklah lebih dapat mendengar apa yang aku katakan dibanding mereka", hanya saja mereka tidak bisa menjawab.” (HR. Muslim no. 2874)
Dan hadis memberi salam di kuburan.
"Rasulullah s.a.w keluar (menziarahi) kuburan dan baginda akan berkata:
"Salam sejahtera ke atas kamu semua (para penghuni) kuburan daripada kalangan orang yang beriman. Sesungguhnya kami - insya-Allah - akan menyusuli kamu semua."
Tiada ulasan:
Catat Ulasan