سَتَرَ اَنْوَارَ السَّرَاءـِرِ بِكَثَاءـِفِ الظَّوَاهِرِ ،إِجْلَالاً لَهَا اَنْ تُبْتَذَلَ بِوُجُوْدِالْاِظْهَارِ وَاَنْ يُنَادٰى عَلَيْهَا بِلِسَانِ الْاِشْتِهَارِ
“Alloh sengaja menutupkan nur/cahaya hati para wali-Nya dengan pekerjaan-pekerjaan yang lahir, itu karena mengagungkan nur tersebut, dan jangan sampai diremehkan dengan terbuka begitu saja, dan supaya tidak diberitakan menjadi orang yang masyhur/terkenal”.
Nur cahaya kewalian itu sangatlah Agung dan Mulia, Maka Alloh mengAgungkannya dari kehinaan sebab di perlihatkan, dan di jaga oleh Alloh dari terkenal di kalangan makhluk.
Dan juga Alloh menutupi nur kewalian hambaNya karena rohmat /kasih sayang dari-Nya terhadap orang-orang mukmin.
Sebab sekiranya nur kewalian terbuka pada seseorang, Maka orang tersebut berkewajiban mencukupkan hak-hak wali, yang mungkin tidak dapat di laksanakannya. Dan dengan demikian berarti dia telah berbuat dosa atau durhaka.
Setiap Rosul mengandung sifat kerosulan, kenabian, dan kewalian. Hanya saja setelah Nabi Muhammad SAW, sifat kenabian dan kerosulan tertutup. Pintu terbuka hingga kini adalah Kewalian. Sifat Kewalian ini yang masih melekat pada beberapa orang di tengah-tengah kita.
Kalau para Nabi dan Rosul bersifat Ma'shum (terjaga dari maksiat), Maka para wali Alloh bersifat Mahfuzh (selalu dalam bimbingan Alloh baik dalam ta'at maupun dalam khilaf).
Syech Ibnu 'Athoillah ra mengatakan bahwa Alloh menyatakan/menampakkan sebagian wali-Nya dan menyembunyikan sebagian lainnya di tengah-tengah masyarakat. Tetapi semua wali-Nya menjadi tanda bagi masyarakat atas kehadiran-Nya.
قال رضي الله عنه : سُبْحَانَ مَنْ لَمْ يَجْعَلِ الدَّلِيْلَ عَلٰى أَوْلِيَائِهِ إِلَّا مِنْ حَيْثُ الدَّلِيْلُ عَلْيْهِ وَلَمْ يُوْصِلْ إِلَيْهِمْ إِلاَّ مَنْ أَرَادَ أَنْ يُوْصِلَهُ إِلَيْهِ
“Mahasuci Alloh yang tidak menjadikan tanda bagi para wali-Nya selain tanda yang menunjukkan ada-Nya. Mahasuci Alloh yang tidak ‘mempertemukan’ kepada para wali-Nya selain kepada orang yang di kehendaki sampai kepada-Nya”.
Sebagaimana telah diterangkan pada hikmah sebelumnya, yaitu Alloh menutupi Nur cahaya kewalian hamba-Nya, Bahwa Alloh juga menutupi para Wali-Walinya dengan amal-amal lahir seperti bekerja, makan, minum, sakit dan lain-lain.
Jadi, Sangatlah sulit untuk mengenali Waliyulloh itu, karena mereka juga sama seperti kita keadaan lahirnya.
Syech Abul-'Abbas Al-Mursy ra berkata :
"Untuk mengenal Waliyyulloh itu jauh ebih sulit daripada mengenal Alloh, Sebab Alloh mudah dikenal dengan adanya bukti-bukti Kebesaran, Kekuasaan dan Keindahan CiptaanNya.
Tetapi untuk mengetahui seorang yang sama dengan kamu yaitu makan, minum menderita seperti penderitaan yang kamu alami adalah sungguh sangat sukar. Tetapi jika Alloh menghendaki memperkenalkan kamu dengan seorang wali-Nya, Maka Alloh akan menutupi sifat-sifat manusia biasanya dan memperlihatkan kepadamu keistimewaan-keistimewaan yang diberikan Alloh kepada wali itu.
Syech Ibnu 'Athoillah As Sakandary ra berkata di Kitabnya yang lain "Latho’iful Minan" :
"Kalau Alloh menghendakimu kenal dengan salah satu Wali-Nya, Maka Alloh akan melipat unsur manusiawinya di matamu dan Alloh memperlihatkan kepadamu keistimewaan Wali-Nya".
Dalam Hadits Qudsi, Alloh SWT berfirman : "Para wali-Ku dibawah naungan-Ku".
Tiada yang mengenal mereka dan mendekat pada seorang wali, kecuali jika Alloh memberikan taufiq hidayahNya. Supaya ia juga bisa langsung mengenal kepada Alloh dan kebesaranNya yang diberikan Alloh kepada seorang hamba yang dikehendakiNya.
Syech Abu 'Ali Aj-Jurjaiy ra berkata :
"Seorang wali itu orang yang fana’ (lupa) pada dirinya dan tetap (Baqo’) dalam musyahadah dan melihat kepada Tuhannya. Alloh mengatur segala-galanya, maka karena itu terus-menerus datang kepadanya Nur Ilahi.
Maka jika Alloh menghendaki memperkenalkan kamu dengan walinya, itu suatu anugerah yang sangat besar yang wajib kamu syukuri, karena dengan itu berarti Alloh menghendaki kamu bisa wushul kepada Alloh. Karena wali itu kekasih Alloh dan Alloh tidak menghendaki selain kekasihnya berkumpul dengan kekasihnya".
Lalu bagaimana kita dapat mengerti kehadiran Wali Alloh? Ini yang sulit. Pasalnya, Para Wali juga manusia biasa seperti hamba Alloh lainnya.
Meskipun demikian, secara umum para Wali dapat teridentifikasi.
Minimal mereka mengandung 3 (tiga) sifat, Sebagaimana keterangan dari Syech Zarruq As Syadzily ra.
ثُمَّ الْوَلِيُّ يُعْرَفُ بِثَلاَثٍ : إِيْثَارُ الْحَقِّ ، وَالْإِعْرَاضُ عَنِ الْخَلْقِ ، وَالْتِزَامُ السُّنَّةِ بِالصِّدْقِ
“Kemudian Waliyulloh itu dapat di kenali dengan 3 (tiga) tanda :
1. Mengutamakan Alloh (Al Haq)
2. (hatinya) Berpaling dari makhluq-Nya
3. Berpegang pada syari'at Nabi Muhammad SAW dengan benar.
(Lihat Syech Zarruq, Syarhul Hikam, As-Syirkatul Qoumiyyah).
Meskipun Syech Zarruq ra menyebutkan demikian, kita tetap sulit menunjuk hidung siapa Wali Alloh di tengah kita.
Mereka beribadah sebagaimana kita.
Mereka juga kadang berbuat khilaf seperti kita.
Mereka berpakaian seperti kita.
Mereka juga entah apa profesi kesehariannya.
Hanya bedanya, mereka terjaga dari penyakit bathin dan mereka menjaga adab kepada Alloh saat berbuat ta'at maupun saat berbuat maksiat karena kuasa-Nya atas bimbingan-Nya.
Mereka sama sekali tidak terduga. Karena sulitnya menentukan mereka, kita hanya bisa berlaku Husnuddhon (berbaik sangka) kepada setiap orang.
Semoga dengan menghormati para kekasih Alloh itu, kita dapat Limpahan Rohmat-Nya. Aamiin...
يَا ﷲُ بِهَا يَاﷲُ بِهَا يَا ﷲُ بِحُسْنِ الْخَاتِمَۃِ...
هَدَانَا اللّٰهُ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ. آمِيْنَ
وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِالصَّوَابِ
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰی سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍۨ الْفَاتِحِ لِمَا اُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي اِلٰی صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلٰی آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ
بِجَاهِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ صَلّٰی اللّٰهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَبِجَاهِ شَيْخِنَا وَسَنَدِنَا دُنْيًا وَاُخْرًی سَيِّدِي اَبِي الْعَبَّاسِ اَحْمَدَ ابْنِ مُحَمَّدٍ التِّجَانِي رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ وَأَرْضَاهُ وَعَنَّا بِهِ. آمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ احْشُرْنَا فِي زُمْرَةِ اَبِي الْفَيْضِ التِّجَانِي وَاَمِدَّنَا بِمَدَدِ خَتْمِ الْاَوْلِيَاءِ الْكِتْمَانِي. آمِيْ
Ditulis oleh KH Zainul Arifin Zhen
Tambahan
Mengenal Wali Jauh Lebih Sulit Daripada mengenal Rasulullah Saw
Karena Mengenal Rasulullah Saw maka setiap ummat Islam akan berusaha mengenal beliau Saw
Namun mengenal Wali belum tentu setiap org akan mencari tahu akan Kewaliaan
Padahal pada diri seorang wali ada Sirrul Iman yang diwarisi dari Rasulullah Saw
*Banyak orang memiliki ilmu agama namun tak mampu mengenal-Nya karena tidak memiliki Sirrul Iman
*Dan beruntunglah mereka yang berada di bawah Tarbiyah Kewaliaan Sayyidi Syekh Ahmad At Tijani Ra selaku Panglima wali dari awal hingga akhir zaman*
Karena tidak semua digerakkan oleh Allah SWT mengenal Sayyidi Syekh Ahmad At Tijani Ra
Zawiyah Sayyidi Syekh Ahmad At Tijani ra