اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩
Telah dikhabarkan Murobbina, Sayidi Ahmad Al Hadi al Hasani Al Maghribi Hafizahullahu Ta’ala;
Maka, jika amat berkeinginanlah nafsu itu (untuk berada di jalan Allah) dengan mendapat redha Allah, maka Allah Ta’ala itu adalah disisi himmah hamba itu yang mendapat keizinan dari Allah.
Iradah Allah, pertolongan Allah, adalah (beserta) dengan himmah hambaNya yang diizinkan. Bukan semua himmah-himmah orang yang ada izin (yakni bukan semua orang yang ada himmah adalah Allah turut beserta dengan himmahnya itu) .
Himmah orang yang ada izin (yang mendapat izin Allah), himmah itu adalah himmah Tuhan, bukanlah himmah dirinya sendiri, sebab himmah yang ada izin (izin Allah) maka Allah turut serta dengan himmah orang itu, (Oleh itu, himmah Tuhan) bukan turut serta dengan mana-mana manusia kerana sesungguhnya himmah itu disisiNya (yakni himmah yang ada izin itu adalah himmah Allah).
Pada himmah hamba yang beserta dengan izin Allah, maka setiap jawarihnya (pergerakan anggotanya) adalah dengan izin Allah. Segalanya yang dibuat (oleh jawarihnya), bukanlah dibuat dengan sendiri, tetapi dengan kehendak ilahi, digerakkan oleh Allah, dibawah iradah Allah, seumpama orang yang mati (sebab orang yang mati, jawarihnya bukanlah dibawah pentabiran dirinya, dia tidak ada kuasa langsung atas jawarihnya), (bahkan hamba itu) tidak ada keakuan langsung.
Mudah-mudahan, Allah SWT melimpahi guru kami Hafizahullahu Ta’ala dengan limpahan rahmah dan barakah yang banyak atas dirinya dan menempatkan beliau dikalangan kekasih-kekasihNya yang terpuji, Aamiinnn…..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan