*Sayyidina wa Maulana Syeikh Ahmad bin Muhammad At-Tijani adalah Wali Qutbul Maktum wal Khotmul Muhammadi.*
*Wali Qutbul Maktum Wal Khotmul Muhammadi ialah martabat atau derajat Wali yang paling tinggi yang dibicarakan semua para Wali qutub dan wali ghauts kepada murid-muridnya pada setiap zamannya dan setiap perkumpulan dan majelisnya.*
*Selain membicarakannya, para Wali quthub dan Wali ghauts itu semuanya mengharap dirinya menjadi wali Qutbul Maktum wal Khotmul Muhammadi tersebut.*
*Diantara Wali qhutub yang membicarakan dan mengharap itu ialah Syaikhul Akbar Ibnul Arobi Al-Hatimi Ra, Syeikh Ali Baba Ra, Syeikh Mustofa Ra dan lain-lainnya.*
*Suatu ketika syekh Ibnul Arobi Ra melihat suatu derajat yang melebihi semua derajatnya semua wali qhutub yang tidak ada derajat yang lebih tinggi di atasnya kecuali derajat para nabi dan para rasul alaihimus shalatu wassalam.*
*Syekh Ibnu Arobi merasa dirinya mencapai derajat itu. Beliau bangga, dan menyatakan dirinya mencapai Wali Al-Khotmu yang tidak ada wali Al-Khotmu lagi setelahnya, karena hanya ada satu orang sepanjang masa.*
*Seketika itu, tiba-tiba terdengar suara: "bukan untuk kamu apa yang kamu merasa dan kamu harapkan itu, tetapi adalah untuk wali di akhir zaman yang tiada Wali yang lebih mulia darinya."*
*Mendengar suara itu, spontan syekh Ibnu Arobi menyerah dan berkata: Aku serahkan perkara ini kepada Allah SWT. Lalu syekh Ibnu Arobi berkata: Kemudian saya lama memohon kepada Allah SWT supaya tahu siapakah beliau; namanya, nasabnya, negaranya, dan kehidupannya, namun Allah SWT tidak memberitahunya.*
*Sedangkan Sayyidina wa Maulana Syeikh Ahmad bin Muhammad At-Tijani Ra menyatakan: Sayyidul wujud Rasulullah SAW berkata kepada saya secara berhadapan muka, tidak dengan mimpi, bahwa "saya adalah Al-Quthbul Maktum".*
*Pernyataan ini tidak dikatakan Wali siapapun kecuali Sayyidina wa Maulana Sayyidina Syeikh Ahmad bin Muhammad At-Tijani Ra.*
*Sayyidi Syeikh Ali Harazim Ra bertanya: apa Al-Quthbul Maktum itu?*
*Sayyidina Syeikh Ahmad Ra berkata: Al-Quthbul Maktum ialah Wali qutub yang makomnya/derajatnya dirahasiakan oleh Allah SWT dari makhluk-Nya kecuali Rasulullah SAW..*
*Sayyidina wa Maulana Syeikh Ahmad bin Muhammad At-Tijani Ra berkata: Allah SWT tidak membuka kepada seorangpun Nabi dan Wali mengetahui batin dan rahasia-rahasia yang tersimpan pada kamalatul ilahiyah dan asrorur robbaniyah (sifat-sifat sempurna Allah SWT dan ilmu-ilmu Allah yang lembut dan mendalam).*
*Allah SWT tidak memperlihatkan nya kecuali hanya kepada sayyidul wujud Rasulullah SAW.*
*Al Hamdulillah... kata Syeikh Ahmad At Tijani Ra, saya bersama Rasulullah SAW mengetahui itu.*
*Adapun para Wali selain saya hanya mengetahui luarnya (lahiriahnya) saja.*
*Beliau berkata: Wali Quthbul Maktum wal Khotmul Muhammadi iyalah Wali yang menjadi perantara antara para nabi dan para wali.*
*Setiap Wali Allah SWT sejak awal wujudnya alam hingga hari kiamat tidak mendapat faidh dari Nabi SAW melainkan dengan perantara Wali Quthbul Maktum sekira mereka tidak mengerti.*
*Faidl, artinya mengalir, meluap, meluber. Yakni:*
*mengalirnya, meluapnya, melubernya makrifat ilahiyyah, anwarul ilahiyyah, asror ilahiyah, ulumul ilahiyyah.*
*Dan boleh dikatakan mengalirnya, meluapnya, melubernya kewalian.*
*Sedangkan madad artinya ialah: bantuan rohaniah mengalirkan, menyalurkan makrifat ilahiyyah, anwarul ilahiyyah, asror ilahiyyah, ulumul ilahiyah tersebut. Bantuan itu terkadang dari Nabi SAW maka disebut madadudnnabi. Dan terkadang dari Sayyidi Syeikh Ahmad Ra maka disebut madadu Syeikh Ahmad Atau dari Wali Maka disebut madadu wali. Jadi madad ialah bantuan mengalirkan faidl. namun sebagian ulama menyebutkan madad itu adalah faidl, karena faidl mengalir dari Nabi SAW melalui perantara Wali sebagaimana keterangan berikut ini.*
*Faidl mengalir dari Nabi SAW kepada para nabi alaihimus shalatu wassalam, kemudian dari para nabi mengalir kepada Sayyidina wa Maulana Syaikh Ahmad bin Muhammad At-Tijani Ra, dari beliau mengalir kepada para wali radhiallahu anhum. Yakni, para wali menjadi wali; mendapat makrifat ilahiyah, anwarul ilahiyyah, asror ilahiyah, ummulul ilahiyah adalah karena lebaran atau mengalirnya faidl kewalian dari beliau (dari Quthbul Maktum Sayyidina Syeikh Ahmad At-Tijani Ra).*
*Mengalirnya faidl kewalian dari beliau ini kadang-kadang secara langsung tanpa dirasa dan tanpa dimengerti.*
*Sayyidi Al-Arif Syeikh Ahmad Al-Abdalawi berkata:*
*"Badlul 'Arifin yang telah kasyaf dan futuh di negeri Tunis berbicara dengannya tentang Ma'arif, asror, fuyudlot, dan anwar. Lalu Beliau berkata: "Saya adalah murid thoriqot syadziliyah, namun saya melihat bahwa madad yang datang kepadaku tiada lain kecuali perantara Sayyidina wa Maulana Ahmad At-Tijani Ra. Semua orang yang diberi kasyaf oleh Allah SWT tahu hal itu dengan nyata.*
*Dan terkadang pula mengalirnya faidl kewalian dari beliau kepada para wali ini melalui jalur Wali Quthbul Ghauts perintis thoriqot, yaitu kepada para wali yang menjadi murid thoriqotnya Sehingga dengan demikian Wali Quthbul Ghauts adalah guru dan pemimpin semua para wali yaitu.*
*Oleh karenanya, semua wali Quthbul Ghauts disebut Syaikhul Masyayikh dan Sulthonul auliya.*
*Gelar ini adalah gelar semua wali qutub perintis thoriqot, tidak hanya gelar Syeikh Abd al-Qadir al-Jilani Ra saja.*
*Wali Quthbul Maktum wal Khotmul Muhammadi, selain menerima faidl dari para nabi alaihimus shalatu wassalam, juga menerima faidl langsung dari Nabi Muhammad SAW.*
*Faidl atau disebut madad yang diterima dari Nabi Muhammad SAW ini adalah khusus, yakni faidl yang tinggi yang tidak ada puncaknya dan penghabisannya yang tidak ada seorang pun yang mengetahuinya.*
*Ibarat samudra, tidak ada pantainya, dan tidak ada batas dalamnya.*
*Berbeda dengan faidl yang disalurkan kepada wali-wali lainnya. Wali Quthbul Maktum wal Khotmul Muhammadi, selain menerima faidl yang khusus dari Nabi SAW, beliau menerima pula ilmu-ilmu dari Nabi SAW yang khusus antara beliau dan Nabi SAW yang tidak ada seorang pun yang mengetahuinya sebagaimana diatas kecuali Allah SWT.*
*Wali Al-Quthbul Maktum wal Khotmul Muhammadi adalah sayyidul Aulia seperti Nabi Muhammad SAW sebagai Nabiyyul Khotmu adalah Sayyidul Anbiya wal Mursalin.*
*Oleh karenanya tidak seorangpun Wali melainkan meneguk masyrob wali Quthbul Maktum wal Khotmul Muhammadi seperti semua para nabi meneguk masyrob dari Nabi Muhammad SAW.*
*Semua wali tanpa kecuali sejak awal wujud hingga hari kiamat adalah bertalkin dan berpegang wirid thoriqot Wali Quthbul Maktum wal Khotmul Muhammadi.*
*Perbandingan derajat Wali Quthbul Maktum wal Khotmul Muhammadi dengan wali-wali lain adalah bagaikan matahari dengan bulan.*
*Wali Al Quthbul Maktum wal Khotmul Muhammadi itu mendapat semua kamalatul ilahiyah dan asror robbaniyah yang diperoleh semua para Wali Allah SWT.*
*Bahkan Sayyidina wa Maulana Syeikh Ahmad bin Muhammad At-Tijani Ra berkata: Allah SWT telah memberiku di surga derajat 40 nabi yang tidak diberikan kepada Wali selainku.*
*Beliau berkata pula: tidak ada seorangpun wali Allah SWT yang bisa mencapai derajat murid saya (Ikhwan thoriqot tijaniyah) walaupun Wali itu Wali qutub besar yang agung dan terkenal.*
dlm kitab irodat. syekh Abdulqodir jailani di beri 80 fan ilmu oleh Alloh swt. syekh Hasan sadzili di beri 81 fan ilmu, sedang syekh Ahmad attijani 111 fan ilmu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan