BERSOLAWAT: KETAQWAAN PALING AGUNG
===================================
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي إِلَىٰ صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ وعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ
Setidaknya ada dua macam perintah untuk bertaqwa: semampu kita
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
dan bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
Dari macam-macam ketaqwaan itu, ada satu taqwa yang paling agung. Taqwa seperti apakah itu?
Berikut catatan tentang seagung-agungnya taqwa dinukil dari kitab Al-Usul fi sirril Wusul, karya Imam Solahuddin At-Tijani Al-Hasani ra.
•••••••••••••••••••••••••••
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ
"Wahai Nabi (Muhammad), bertaqwalah kepada Allah" (QS. Al-Ahzab: 1)
Ayat ini merupakan satu contoh khitab (komunikasi) sangat khusus antara Allah dan Nabi SAW; satu khitab yang bahkan para waliyullah pun tidak akan mampu memahaminya.
Tidak menginterpretasi ayat-ayat seperti ini adalah bentuk etika beradab, sekaligus menyelamatkan diri dari sesatanya pemahaman.
Hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang tahu makna khitab khusus seperti ayat tersebut.
Pada hakekatnya, setiap hal ada ketaqwaannya sendiri. Mengetahui ilmu tentang taqwa merupakan wujud ketaqwaan. Memahami luasnya rahmat Allah, juga satu ketaqwaan. Ketaqwaan yang paling agung adalah bersolawat pada Rasulullah SAW.
Hal itu karena beliau lah yang pertama kali mendapat perintah khusus untuk bertaqwa, sebagaimana ayat di atas.
Rasulullah telah mencapai semua maqom kemuliaan, baik secara ilmu, amaliah, intuisi, serta musyahadah. Beliau lantas menjelaskan hakekat makna taqwa dengan bersabda:
التقوى هاهنا
"Ketaqwaan itu berada di sini", seraya mengisyaratkan tangan ke dada beliau SAW. Kita meyakini bahwa hati Rasulullah telah mencapai seluruh cahaya sekaligus rahasianya.
Imam Abu Ya'la, Baihaqi, Bazzar dan Imam Ahmad meriwayatkan, bahwa barang siapa yang bersolawat sekali saja kepada Nabi, maka orang tersebut mendapat keberuntungan dalam kesempurnaan sebagai pengikut Rasulullah SAW.
Hal itu karena sejatinya bersolawat pada Nabi dapat menghasilkan cahaya semua dzikir; bisa menggapai puncak kemuliaan derajat, serta menjadi awal setiap tajalli ilahi. Itulah hakekat makna taqwa dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
"Wahai orang-orang yg beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa" (QS. Ali Imron: 102)
Adapun makna taqwa selain dengan solawat kepada Nabi SAW, maka itu masuk katagori ketaqwaan dalam firman-Nya:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
"Maka bertaqwalah semampu kalian" (QS. At-Tagabun: 16)
Jamuro
Tiada ulasan:
Catat Ulasan