Rabu, 23 Januari 2019

PESAN RASUL SAW : CINTAILAH ANAK CUCU-KU

PESAN RASUL SAW : CINTAILAH ANAK CUCU-KU !

Belakangan ini banyak diantara kita yg kurang menghargai para Habaib hanya karena beranggapan mereka manusia biasa yang bisa berbuat salah dan dosa.

Ucapan mereka yg ini benar adanya. Namun menjadikannya sebagai alasan bahwa para Habaib sama persis dengan orang kebanyakan yg bukan keturunan Baginda Rasulillah Shollallahu Alaihi Wa Sallam adalah bagian dari ketidak pahaman mereka terhadap maqom dan derajat Ahli Baiti Rasulillah Shollallahu Alaihi Wa Sallam.

Berikut ini adalah beberapa dalil dari Al-Qur'an, Al Hadits, Atsar dan Maqolah para Ulama tentang wajibnya cinta terhadap Ahlul Bait dan keutamaan mereka.

1. Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Qur'an

قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَىٰ

Katakan olehmu Muhammad, aku tidak akan meminta apa apa dari kalian kecuali kecintaan kalian kepada keluargaku. [As-Syuro: 23]

Dalam ayat ini dengan tegas Allah SWT memerintahkan Baginda Rasulillah SAW agar menyampaikan kepada ummat bahwa mereka tidak perlu membalas apa apa terhadap apa yg Beliau lakukan dalam menyampaikan risalah Allah SWT kecuali mencintai anak cucu Beliau SAW.

2. Sabda Baginda Rasulillah Shollallahu Alaihi Wa Sallam

أَدِّبوا أولادَكم عَلَى ثَلاَثِ خِصَالٍ حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ أَهْلِ بَيْتِهِ

Ajarilah anak anak kalian tata krama atas tiga hal : Cinta pada Nabi kalian, cinta pada anak cucunya dan cinta Al-Qur'an.

Ad-Dailami, Musnad Al-Firdaus, juz 1 hal. 24

Dalam riwayat yg lain Beliau SAW bersabda :

لِكُلِّ شَيْئٍ أَسَاسٌ وَأَسَاسُ الإِسْلاَمِ حُبُّ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَأَهْلِ بَيْتِهِ

Setiap sesuatu ada fondasinya dan fondasi Islam adalah cinta kepada Baginda Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam dan keluarganya.

Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyqo, juz 43 hal. 241dan Ibnu An-Najjar pada pinggirnya Tarikh Baghdad

Setelah membaca Hadits ini, masihkah orang orang yg membenci para Habaib merasa kokoh fondasi agamanya ?

Disaat salah satu fondasi utamanya yaitu cinta kepada anak cucu Baginda Rasulillah SAW sudah roboh ?

Dalam riwayat Al-Hafidh As-Suyuthi RA, Baginda SAW banyak memberikan penjelasan tentang bagaimana kita memperlakukan anak cucu Beliau, Ahlul Bait.

مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي مَثَلُ سَفِيْنَةِ نُوْحٍ مَنْ رَكِبَهَا نَجَا وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ ، وَاَنَّ مَنْ تَمَسَّكَ بِهِمْ وَبِالْقُرْآنِ لَمْ يَضِلَّ ، وَأَنَّهُمْ أَمَانٌ لِلْأُمَّةِ مِنَ اْلإِخْتِلاَفِ وَأَنَّهُمْ سَادَةُ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَأَنَّ اللهَ وَعَدَ أَنْ لاَ يُعَذِّبَهُمْ وَأَنْ مَنْ أَبْغَضَهُمْ أَدْخَلَهُ اللهُ النَّارَ وَلاَ يَدْخُلُ قَلْبَ أَحَدٍ الإِيْمَانُ حَتَّى يُحِبَّهُمْ لِهََِْ وَلِقَرَابَتِهِمْ مِنْهُ صلى الله عليه وسلم وَأَنَّ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ كَمَنْ قَاتَلَ مَعَ الدَّجَّالِ وَأَنَّ مَنْ صَنَعَ اِلَى اَحَدِهِمْ يَدًا كَافَأَهُ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Perumpamaan anak cucuku bagaikan perahu Nabi Nuh AS, orang yang menumpanginya akan selamat sementara yg tertinggal akan tenggelam.

Dan barang siapa yg berpegang tegug kepada ajaran mereka dan Al-Qur'an maka tidak akan sesat.

Merekalah yg mengamankan ummat dari pertikaian dan merekalah pimpinan penduduk surga. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berjanji tidak akan menyiksa mereka dan barang siapa yg membenci mereka akan dimasukkan kedalam Nereka, dan tidaklah keimanan akan masuk kedalam hati salah satu ummat sampai ia mencintai mereka karena Allah SWT dan hubungan kekerabatan mereka dg Baginda Rasulillah Shollallahu Alaihi Wa Sallam.

Barang siapa yg memerangi mereka sama dg perajurit Dajjal dan barang siapa yg berbuat pada mereka maka Baginda Rasulillah SAW yg akan membalasnya kelak dihari kiamat. 

As-Suyuthi, Unmudzajul Labib Fi Khosoisil Habib SAW, hal. 80

Dengan Hadist ini, semakin jelas bagi kita ummat Islam, betapa Baginda Rasulillah Shollallahu Alaihi Wa Sallam menganjurkan kita untuk dekat dengan Ahlul Bait agar kita mendapatkan kucuran barokah mereka.

Bukan hanya itu kita dilarang memusuhi dan membenci mereka karena kekerabatan mereka dg Baginda Rasulillah Shollallahu Alaihi Wa Sallam.

Maka pantas kemudian jika Al Imam Al-Habib Abdullah Bin Alawi Al-Haddad RA berkata :

أَهْلُ بَيْتِ الْمُصْطَفَى الطُّهُرِ
هُمْ أَمَانُ الْأَرْضِ فَادَّكِرِ
شُبِّهُوْا بِالأَنْجُمِ الزُّهُرِ
مِثْلَ مَا قَدْ جَاءَ فِى السُّنَنِ

وَسَفِيْنٌ لِلنَّجَاةِ إِذَا
خِفْتَ مِنْ طُوْفَاِن ِكُلِّ أَذَى
فَانْجُ فِيْهَا لاَ تَكُوْنُ كَذَا
وَاعْتَصِمْ بِاللهِ وَاسْتَعِنِ

Keluarga (anak cucu) Baginda Rasulillah SAW yg suci adalah yg mendatangkan rasa aman untuk penduduk bumi.

Mereka disamakan dg bintang yg bersinar terang sebagaimana dijelaskan dalam Hadis.

Mereka adalah perahu keselamatan bagi ummat Muhammad tatkala mereka ditimpa badai musibah yg menyakitkan. Mencari selamatlah (kalian) dg masuk kedal perahu itu dg selalu berpegang teguh pada Allah dan meminta ma'unahnya.

Al A'llamah Al-Habib Zain Bin Ibrahim Bin Sumaith RA, Bahjah At-Tolibin, hal. 29

3. Maqolah As Sayyidina Abu Bakar Rodiyallahu Anhu

والذي نَفْسي بيده لَقَرابةُ رسولِ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَبُّ إليَّ أَنْ أَصِلَ مِنْ قَرَابَتِي

Demi Dzat yg jiwaku berada digenggaman tangannya, Kerabat Rasulillah lebih aku senangi untuk aku sambungi dibandingkan keluargaku sendiri.

HR. Bukhari no. 7835

Dalam kesempatan lain Beliau berkata :

أُرْقُبُوا مُحمَّدًا فِى أَهْلِ بَيْتِهِ

Perhatikanlah Nabi Muhammad SAW didalam anak cucunya.

HR. Bukhari no. 3509

Adapun makna lafadh أُرْقُبُوا menurut Al A'llamah Al Habib Zain Bin Ibrahim Bin Sumaith RA adalah

رَاعُوا وَاحْتَرِمُوا

Yang artinya jagalah dan Mulyakan. [Bahjah At-Tolibin hal. 29].

4. Maqolah Al Imamuna As-Syafi’i RA

يَا أَهْلَ بَيْتِ رَسُوْلِ اللهِ حُبُّكُمْ
فَرْضٌ مِنَ اللهِ فِى الْقُرْآنِ أَنْزَلَه
كَفَاكُمْ مِنْ عظِيْمِ الْقَدْرِ أَنَّكُمْ
مَنْ لَمْ يُصَلِّ عَلَيْكُمْ لاَ صَلاَةَ لَه

Wahai Ahlul Bait Baginda Rasulillah, mencintai kalian adalah kewajiban yg ditetapkan Allah dalam Al-Qur’an.

Sangat cukup untuk menjadi bukti akan kemulyaan kalian bahwa orang tidak membaca shalawat pada kalian (pada tiap tasyahhud akhir) tidak sah shalatnya.

As Sayyid Bakri Syatho RA, I’anah At-Tolibin, juz 1 hal. 171

Dari semua paparan diatas sudah jelas bagi kita bahwa mencintai Anak Cucu Baginda Rasulillah SAW adalah wajib secara Ijmak.

Dengan begitu apapun bentu upaya kriminalisasi terhadap salah satu Ahlul bait hanya akan mendatangkan Adzab dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ada cerita yg diriwayatkan banyak Ulama yaitu kisah As Sayyidina Abdullah Bin Zubair Rodiyallahu Anhu.

Dulu, disaat Baginda Rasulillah Shollallahu Alaihi Wa Sallam sedang berbekam datanglah As Sayyidina Abdullah bin Zubair RA, setelah itu Beliau RA diperintah oleh Baginda Rasul SAW untuk membuang darah bekamnya.

Namun darah agung tidak dibuang oleh Beliau RA akan tetapi diminum hingga habis.

Kejadian itu diketahui oleh baginda Rasul namun Beliau SAW tidak murka bahkan memberi kabar bahagia pada As Sayyidina Abdullah Bin Zubair RA dgn bersabda :

لاَ تَمَسُّكَ النَّارُ

Tubuhmu tidak akan tersentuh api neraka.

As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki Al Hasani RA, Mafahim Yajib An Tusohhah, hal. 222-223

Nah, kesimpulan dari cerita diatas adalah

Jika As Sayyidina Abdullah bin Zubair RA yg bukan keturunan Baginda Rasul SAW mendapat jaminan diakhirat tidak akan tersentuh api neraka hanya karena meminum darah agung tersebut, maka bagaimana kemudian dg Anak Cucu Baginda Rasul SAW yg didalam tubuh mereka mengalir deras darah agung Baginda Rasulillah Shollallahu Alaihi Wa Sallam ?

Jawabannya tentu “Mereka akan  mendapatkan yg lebih dari apa yg dijanjikan kepada Sayyidina Abdullah Bin Zubair".

Apalagi kepada merekalah turun QS. Al-Ahzab: 33

إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Sesungguhnya Allah SWT bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian wahai Ahlul Bait dan menyucikan kalian sesuci-sucinya.

Jika paparan panjang diatas dianggap belum cukup sebagai hujjah wajibnya mencintai Ahlul bait maka saya tidak bisa berkata apa apa lagi kecuali

فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ

Maka tidak ada setelah kebenaran itu melainkan kesesatan, maka mengapa kamu berpaling.

Surat Yunus: 32

Semoga Bermanfaat

Tiada ulasan:

Catat Ulasan