1. Bersyukur atas petunjuk dari Allah Ta’ala untuk mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Saudaraku seiman…kenapa harus bersyukur atas hal itu?
Coba perhatikan 2 hadits berikut:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ».
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak beriman salah satu dari kalian, sehingga aku ia lebih cintai daripada anaknya, orangtuanya dan seluruh manusia.” HR. Muslim
Maksud dari “Tidak beriman salah satu dari kalian”
Syeikh Ismail bin Muhammad Al Anshary (wafat 1417H) rahimahullah:
لا يؤمن أحدكم : الإيمان الكامل ، الذي وعد الله أهله بدخول الجنة ، والنجاة من النار.
“Tidak beriman salah satu dari kalian”, maksudnya adalah keimanan yang sempurna, yang Allah telah menjanjikan pelakunya masuk ke dalam surga dan selamat dari neraka.” Lihat kitab At Tuhfat Arbbaniyyah Fi Syarh Al Arba’in, dalam penjelasan hadits di atas.
عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ هِشَامٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - وَهْوَ آخِذٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لأَنْتَ أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِى . فَقَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « لاَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ » . فَقَالَ لَهُ عُمَرُ فَإِنَّهُ الآنَ وَاللَّهِ لأَنْتَ أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ نَفْسِى . فَقَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « الآنَ يَا عُمَرُ » .
Artinya: “Abdullah bin Hisyam radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kami pernah bersama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau lagi menggandeng Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, lalu Umar berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah, sungguh kamu adalah seorang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu kecuali dari diriku.” Maka, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak (demikian), demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, sehingga aku kamu lebih cintai dibandingkan dirimu.” Lalau umar berkata kepada beliau: “Sesungguhnya sekarang, demi Allah, kamu adalah seorang yang paling aku cintai (bahkan) dari diriku”, lalu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sekarang, wahai Umar” HR. Bukhari.
Ibnu Hajar Al ‘Asqalany rahimahullah menjelaskan maksud dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam “Sekarang wahai Umar”:
أي الان عرفت فنطقت بما يجب
“Sekarang, kamu telah mengetahui maka akhirnya kamu berbicara dengan yang wajib (dikatakan).” Lihat kitab fath Al Bary, 11/528 (asy Syamela).
Suadaraku seiman…
Dari dua hadits ini, kita dapat mengambil pelajaran; bahwa salah satu nikmat Allah terbesar adalah seseorang diberi petunjuk untuk mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena dengan mencintai beliau kita berarti mendapatkan keimanan yang wajib sempurna, yang dijanjikan oleh Allah Ta’ala, pelakunya berhak masuk ke dalam surga dan selamat dari ancaman siksa neraka. Dan sungguh, demi Allah, itulah kesuksesan hakiki bagi seorang manusia.
2. Berdoa agar selalu dalam kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai ajal menjemput
Saudaraku seiman…kenapa harus berdoa demikian?
Karena seorang tidak mengetahui akhir hayatnya, akan diakhiri dengan apa?, apakah dengan keimanan atau kekafiran dan maksiat?!
Oleh sebab itu kita disyariatkan banyak-banyak berdoa untuk minta keteguhan hati dalam keimanan dan salah satu bentuk keimanan adalah mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Coba perhatikan 2 hadits berikut:
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِنَّ قُلُوبَ بَنِى آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ ». ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ ».
Artinya: “Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma menceritakan bahwa ia telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya hati-hati anak manusia seluruhnya diantara dua jemari dari jari jemarinya Allah Yang Maha Pengasih, laksana satu hati, Ia membolak baliknya sekehendaknya”, kemudia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Allah, Yang membalikkan hati-hati, balikkanlah hati-hati kami di atas ketaatanmu.” HR. Muslim
عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ « يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ ». قَالَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ فَقَالَ « نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا ».
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memperbanyak untuk berdoa mengucapkan:
« يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Wahai Yang membolak-balikkan hati-hati (manusia), tetapkanlah hatiku atas agamamu.” HR. Ahmad dan Tirmidzi.
Saudaraku seiman…penyebab yang mengakibatkan kita berdoa agar selalu mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampai ajal menjemput adalah:
- Seorang yang mencintai Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam agar bersama beliau di akhirat, yaitu di dalam surga dan ini yang sangat disenangi dan diinginkan oleh para shahabat radhiyallahu ‘anhum
عَنْ أَنَسٍ - رضى الله عنه - أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - عَنِ السَّاعَةِ ، فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ « وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا » . قَالَ لاَ شَىْءَ إِلاَّ أَنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ - صلى الله عليه وسلم - . فَقَالَ « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ .
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa seseorang pernah bertanya kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tentang hari kiamat”, beliau bersabda: “Dan, apa yang kamu sudah persiapkan untuknya?”, orang tersebut menjawab: “Tidak ada apapun, melainkan akun sungguh mencintai Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam”, lalu beliau bersabda: “Kamu bersama yang kamu cintai”. Anas bin malik radhiyallahu berkata: “Kami tidak pernah sgembira dengan sesuatupun seperti kegembiraan kami dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam “Kamu bersam yang kamu cintai”, anas berkata: “Maka aku mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar, dan berharap akau bersama mereka disebabkan kecintaanku kepada mereka, meskpun aku tidak berbuat seperti perbuatan mereka.” HR. Bukhari
- Seorang yang mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam akan mendapat manisnya iman
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ ».
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga perkara, siapa yang terdapat di dalam dirinya tiga perkara tersebut niscaya ia akan mendapatkan manisnya iman; Barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada keduanya, seseorang yang mencintai orang lain, ia tidak mencintai kecuali karena Allah dan membenci untuk kembali kepada kafiran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia membenci untuk diceburkan ke dalam neraka.” HR. Muslim.
- Seorang yang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat dirindukan oleh beliau
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَتَى الْمَقْبُرَةَ فَقَالَ « السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا ». قَالُوا أَوَلَسْنَا إِخْوَانَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « أَنْتُمْ أَصْحَابِى وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ ».
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendatangi pekuburan beliau bersabda:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ
“Semoga keselamatan atas kalian, wahai kaum beriman, dan sungguh kami dengan kehendak Allah akan menyusul kalian, aku rindu melihat kawan-kawan kita”, para shahabat berkata: “Bukankah kami adalah kawan-kawanmu, wahai Rasulullah?”, beliau menjawab: “Kalian adalah para shahabatku dan kawan-kawan kita adalah orang-orang yang belum datang.” HR. Muslim.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَدِدْتُ أَنِّى لَقِيتُ إِخْوَانِى ». قَالَ فَقَالَ أَصْحَابُ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَوَلَيْسَ نَحْنُ إِخْوَانَكَ قَالَ « أَنْتُمْ أَصْحَابِى وَلَكِنْ إِخْوَانِى الَّذِينَ آمَنُوا بِى وَلَمْ يَرَوْنِى ».
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku rindu ingin bertemu dengan kawan-kawanku|”, para shahabat nabi radhiyallahu ‘anhum berkata: “Bukankah kami kawan-kawanmu?”, beliau bersabda menajwab: “Kalian adalah para shahabatku, tetapi kawan-kawanku adalah orang-orang yang telah beriman kepadaku dan belum bertemu denganku.” HR. Ahmad
عَنْ أبي سعيد قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: طوبى لمن رآني و آمن بي ثم طوبى ثم طوبى ثم طوبى لمن آمن بي و لم يرني .
Artinya: “Abu Sa’id Al Khudry radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh kebaikan untuk seorang yang telah melihatku dan beriman kepadaku, kemudian sungguh kebaikan, kebaikan dan kebaikan kemudian untuk seorang yang telah beriman kepadaku dan belum melihatku.” HR. Ahmad
عَنْ أبي أمامة قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: طوبى لمن رآني و آمن بي مرة و طوبى لمن لم يرني و آمن بي سبع مرات
Artinya: “Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh kebaikan untuk seorang yang telah melihatku dan beriman kepadaku (beliu mengucapkan) sebanyak satu kali, kemudian sungguh kebaikan kemudian untuk seorang yang telah beriman kepadaku dan belum melihatku, (beliau mengucapkan) sebanyak tujuh kali.” HR. Ahmad
Tiada ulasan:
Catat Ulasan